Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Ini Aturan Memakaikan Bedak Tabur Pada Bayi

author
Isna Triyono
Jumat, 20 September 2019 | 10:00 WIB
SHUTTERSTOCK |

Biasanya ibu akan memakaikan bedak tabur pada bayi sehabis mandi.

Tujuannya agar kulit bayi tetap halus, wangi, dan terawat.

Tapi belakangan ini, timbul pro dan kontra soal pemakaian bedak tabur pada bayi karena diduga bisa mengganggu pernafasan bayi.

Sebenarnya, bedak tabur bisa menjaga kelembapan kulit bayi dan bergungsi menyerap keringat. Meski begitu, tetap harus diperhatikan baik-baik saat memakaikan bedak tabur pada bayi.

Baca juga: 5 Barang Wajib Bawa Saat Titipkan Bayi ke Daycare

Berikut ini aturan memakaikan bedak tabur pada bayi.

1. Gunakan Untuk Bayi di Atas 9-12 Bulan

Bedak tabur tidak oleh digunakan pada bayi baru lahir. Sebaiknya tunggu bayi hingga usia 9-12 bulan untuk bisa dipakaikan bedak tabur, dimana sistem imun tubuh sudah lebih kuat.

2. Hindari Bagian Muka, Genital, dan Lipatan

Hindari menggunakan bedak tabur pada daerah muka karena partikel bedak bisa dihirup bayi. Hindari juga daerah genital karena bisa menyumbat saluran kencing. Kamu masih bisa menggunakan bedak tabur pada bagian tubuh bayi lainnya misalnya punggung dan dada.

Sementara hindari memberi bedak tabur pada daerah lipatan seperti ketiak, leher, atau selangka karena bisa membuat lembap dan iritasi.

3. Tuang di Tangan

Sebelum memakaikan bedak tabur pada bayi, sebaiknya tuang bedak di telapak tangan ibu dan jauhkan dari bayi. Kemudian kamu bisa mengolesi bedak dengan tangan ke bagian tubuh bayi.

Baca juga: Ini Tanda Bayi Bisa Digendong Hadap Depan

4. Jangan Ditepuk

Hindari menepuk-nepuk bedak saat dipakaikan ke bayi karena partikel kecilnya bisa terhirup bayi dan menyebabkan sesak.

5. Jangan Gunakan Spons

Lebih baik gunakan telapak tangan ibu untuk mengaplikasikan bedak tabur pada bayi. Penggunaan spons, selain bisa membuat bedak bertebangan, juga sebagai sarang kuman jika terlalu lama tidak dibersihkan.

Penulis Isna Triyono
Editor Isna Triyono