I think a lot about teaching my kids to work hard. I’ve learned something about kids ? they don’t do what you say; they do what you do.
Jennifer Lopez

Hati-Hati! Ini Dampak Nonton Film Joker Bagi Anak

author
Isna Triyono
Senin, 7 Oktober 2019 | 10:16 WIB
SHUTTERSTOCK |

Film Joker mendominasi layar bioskop pada akhir pekan lalu.

Film tentang musuh Batman ini juga menjadi perbincangan karena sangat dinanti-nantikan. Pemeran Joker, Joaquin Phoenix juga dinilai sangat berhasil menjadi penjahat dengan wajah badut.

Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak mengindahkan soal rating film ini yang dimasukkan dalam rating R alias film untuk mereka yang berusia 17 tahun ke atas. Sehingga masih banyak orangtua yang mengajak anak di bawah usia 17 tahun untuk menonton film ini.

Padahal film produksi Warner Bros itu berisi tindakan yang sangat brutal, keji, kejam, menakutkan, dan juga mencekam. Hal ini tentu saja tidak cocok jika ditoton oleh anak di bawah usia 17 tahun ke atas.

Baca juga: Tips Memilih Anting Untuk Bayi Perempuan

Menurut psikolog Denrich Suryadi, jika anak-anak nekad nonton film Joker atau film horror dan thriller maka bisa berdampak pada psikisnya, antara lain:

1. Trauma

Adegan-adegan dalam film Joker banyak yang mempertontonkan kekejaman dan kebrutalan. “Hal ini tentu otomatis akan terekam dalam otak dan pikiran anak. Apa yang ia lihat akan menjadi sesuatu yang traumatic. Anak bisa merasa trauma,” kata Denrich.

2. Dijadikan Contoh

Joker menjadi tokoh sentral dalam film tersebut. Seperti film kebanyakan, tentu tokoh sentral adalah tokoh utama, yang dalam pikiran sederhana anak-anak seperti jagoan. “Bukan tidak mungkin anak-anak menjadikan Joker sebagai contoh.”

Mungkin bukan pada tindakan yang keji dan kejam tapi anak merasa berbuat jahat atau menyimpan dendam pada orang lain, adalah hal yang biasa.

Baca juga: Video Positive Parenting: Orang Tua, Jadilah Trainer Untuk Anak Usia 5-8 Tahun

3. Kecemasan

Apa yang dilihat kemudian direkam di dalam otak oleh anak. Bisa jadi setelah nonton film Joker, anak jadi punya kecemasan, misalnya jika melihat badut.

Jika anak sudah terlanjur menyaksikan film Joker, orangtua sebaiknya segera bicara dan diskusikan dengan anak. Tanyakan apa pendapat mereka tentang Joker, kemudian orangtua bisa beritahu bahwa apa yang kamu tonton adalah fiksi dan bukan sesuatu yang patut ditiru.

Penulis Isna Triyono
Editor Isna Triyono