There is no such thing as a perfect parent. So just be a real one.
Sue Atkins

Batuk Saat Hamil, Berpengaruh Pada Janin?

author
Hasto Prianggoro
Minggu, 27 Oktober 2019 | 12:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

 Selama kehamilan, kekebalan tubuh perempuan akan menurun, jadi wajar jika sering flu atau batuk. Batuk bisa saja disebabkan oleh infeksi virus biasa yang akan sembuh sendiri dengan istirahat cukup. Batuk juga sangat jarang memengaruhi kesehatan janin di dalam kandungan.

 

Batuk selama kehamilan bisa saja merupakan sinyal yang diberikan tubuh agar ibu hamil lebih banyak beristirahat. Namun, jika batuk tak juga hilang dan tak disertai gejala flu pada umumnya, sebaiknya cek ke dokter untuk memastikan ibu hamil tidak terserang penyakit atau infeksi lain.

Kenapa ibu hamil sering batuk selama masa kehamilan? Menurut peneliti dari Standford University School of Medicine, pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit, atau sistem kekebalan tubuh, berubah dan seringkali menurun atau melemah saat hamil. Itu berarti tubuh menjadi rentan terserang kuman maupun virus, tak hanya batuk.

Ibu hamil juga tak perlu terlalu mengkhawatirkan janin di dalam kandungan. Ketika batuk, perut ibu hamil akan terguncang naik turun. Gerakan ini memang bisa dirasakan janin, tetapi tidak akan menganggunya secara fisik. Jika ibu hamil merasa tak nyaman saat batuk dan merasa seperti ada otot yang tertarik, coba gunakan tangan untuk menahan bagian bawah perut ketika merasa akan batuk.

Baca juga: Cara Menghitung Kontraksi

Toh, meski batuk relatif tidak akan membahayakan janin di dalam kandungan, pastikan ibu hamil tidak mengalami demam atau hal lain yang lebih serius yang menyertai batuk. Seperti dikutip dari madeformums.com, tak ada salahnya ibu hamil berkonsultasi dengan dokter ketika batuk disertai gejala di bawah ini:

-Batuk terus menerus atau keluar cairan dari mulut ketika batuk

-Tubuh merasa tak sehat

-Demam yang tak kunjung rutun meski sudah minum parasetamol

-Batuk yang mengeluarkan lendir kehijauan

-Sulit bernapas normal seperti biasa

| SHUTTERSTOCK
Gejala-gejala ini bisa saja merupakan indikasi adanya infeksi pada rongga dada. Dokter biasanya akan memberikan antibiotik. Jika tak ditangani, infeksi pada rongga dada bisa memengaruhi kondisi janin di dalam kandungan.

Minum parasetamol dibolehkan dan sebaiknya tidak minum ibuprofen atau aspirin, kecuali diresepkan oleh dokter. Hindari minum obat bebas yang dijual di pasaran tanpa seizin dokter karena ada obat yang berbahaya jika diminum pada 3 bulan awal kehamilan.

Selain dengan obat, pencegahan dan penanganan batuk bisa dilakukan dengan banyak minum, baik air putih maupun jus jeruk yang kaya Vitamin C. Banyak makan buah dan sayuran serta menerapkan pola makan sehat. Jangan lupa istirahat cukup. Jus lemon dengan madu bisa meredakan batuk, sementara air hangat bisa membantu mengatasi napas sesak akibat batuk yang berkepanjangan.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro