Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Si Kecil Dipukul Temannya, Ini yang Orangtua Harus Lakukan

author
Isna Triyono
Jumat, 1 November 2019 | 10:14 WIB
SHUTTERSTOCK |

Sebagai orangtua, apalagi seorang ibu, tentu enggak mau melihat anak kita disakiti oleh orang lain.

Sayangnya, masih banyak kejadian bullying baik di lingkungan sekolah atau permainan. Jika melarang anak untuk bergaul dengan teman-temannya, tentu bukan pilihan yang baik bagi tumbuh kembangnya.

Yang harus kita lakukan justru memupuk percaya diri agar anak bisa bergaul dan mengatasi masalahnya sendiri. Lalu bagaimana jika anak menjadi korban pemukulan temannya?

Sebagai orangtua tentu sedih dan marah. Namun sebaiknya jangan emosi menghadapi masalah ini.

Saat anak dipukul oleh temannya, kamu bisa melakukan ini:

Baca juga: Video Positive Parenting: Jadilah Mentor Untuk Anak Usia 9-12 Tahun

1. Biarkan Anak Luapkan Emosi

Saat anak melapor soal kejadian yang menimpanya, sebaiknya dengarkan baik-baik apa yang ia ceritakan. Biarkan ia meluapkan emosi sedih dan marahnya. Kamu bisa menenangkannya sambil mengatakan sedih dan marah itu hal yang wajar jika mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.

Namun ajarkan untuk menyalurkan emosi sedih dan marahnya dengan cara yang baik, misalnya bercerita pada ibunya, menuangkannya dalam gambar atau tulisan.

2. Jangan Ajarkan Membalas

Bagi sebagian orangtua, tentu ikut emosi dan menyuruh anaknya agar membalas perlakukan temannya tadi. Namun, tanpa sadar, justru kamu sedang mengajarkan pada anak bahwa kekerasan bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

3. Jangan Meminta Anak Untuk Diam Saja

Jika kamu mengajarkan anak untuk diam saja atau menerima apa yang orang lakukan padanya, itu sama saja membenarkan kekerasan atau perilaku yang keliru orang lain terhadap dirinya.

4. Latih Untuk berani Berkata ‘Stop’

Agar kejadian itu tak terulang, ajarkan anak untuk berani berkata ‘STOP’ setiap mendapat perlakuan yang tak mengenakan. Misalnya, ‘Stop, saya tidak suka.’

Baca juga: Anak Makannya Banyak, kok, Tetap Kurus?

5. Lapor dan Minta Bantuan

Jika ada yang menganggunya, ajarkan anak untuk selalu lapor atau minta bantuan pada orang dewasa yang ada di lingkungan tersebut. Tanamkan pada anak bahwa label ‘tukang ngadu’ itu bukan hal yang negatif selama apa yang anak ceritakan adalah hal yang sebenarnya tanpa dileih-lebihkan.

6. Hargai Cara Anak Menghadapi Masalahnya

Ada beberapa anak yang bilang tidak akan bermain lagi dengan teman yang memukulnya tadi. Atau dia cepat memaafkan dan melupakan kejadian pemukulan itu. Sebagai orangtua, kamu harus menghargai cara anak menghadapi masalahnya dan beri pujian.

7. Minta Bantuan Pihak Ketiga

Jika anak sudah sering mengalami kejadian pemukulan atau jadi korban bullying, sebaiknya minta bantuan pihak ketiga untuk memantau perilaku anak. Jika terjadi di lingkungan sekolah, sebaiknya minta guru atau kepala sekolah untuk memantau agar tidak terulang kembali.

 

Penulis Isna Triyono
Editor Isna Triyono