Lakukan deteksi dini atau screening kanker payudara sedini mungkin agar kemunculan kanker payudara bisa ditanggulangi lebih awal.
USIA 20-39
- Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan.
Kamu bisa melakukan SADARI di kamar mandi atau sambil bercermin. Caranya, angkat salah satu tangan dan periksa payudara dengan tangan satunya.
Raba seluruh area payudara dengan tiga jari, telunjuk, tengah, dan jari manis, dengan gerakan melingkar. Mulai dari bagian luar dekat ketiak hingga ke tengah puting. Rasakan apakah ada benjolan, cairan tidak biasa saat putting dipencet atau perubahan tekstur payudara. Lakukan hal sama pada payudara satunya.
Kamu juga bisa melakukan SADARI sambil berbaring, justru jaringan payudara lebih merata sehingga mudah dirasakan.
- Pemeriksaan payudara klinis setiap 3 tahun.
Jika teknik SADARI tidak cukup atau ditemukan tanda yang tidak biasa, lakukan pemeriksaan klinis. Dokter akan memeriksa payudara menyeluruh, dari segi bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan sebagainya.
Baca juga: Selain Menyusui, Hal-Hal Ini Bisa Kurangi Resiko Kanker Payudara
USIA 40-49
- Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan.
- Pemeriksaan payudara klinis setiap tahun.
- Tes mammografi pada usia 40 tahun dan selanjutnya setiap 2 tahun.
Mammografi efektif mendeteksi kanker payudara lebih dini, terutama pada perempuan yang tidak menunjukkan gejala.
The American Cancer Society mengatakan, mammografi bahkan bisa mendeteksi benjolan kanker yang sangat kecil dan tidak terasa ketika disentuh. Caranya, tenaga medis akan mengambil gambar jaringan payudara dengan rontgen.
Baca juga: Ini 5 Mitos Kanker Payudara Yang Wajib Diketahui
USIA 50 KE ATAS
- Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan.
- Pemeriksaan payudara klinis setiap tahun.
- Tes mammografi setiap tahun dengan rekomendasi dokter.
Dengan melakukan deteksi dini secara teratur dan sesuai rekomendasi medis, kanker payudara bisa ditanggulangi lebih awal.