Usia batita merupakan usia dimana mood dan kemauan anak berubah-ubah. Bahkan, untuk urusan pergi ke kamar kecil pun bisa jadi masalah. Ada anak yang BAB setiap hari, ada juga yang hanya BAB 2 atau 3 hari sekali, bahkan lebih.
Sembelit atau susah buang air besar pada anak-anak bukanlah hal yang harus terlalu dikhawatirkan. Umumnya, sembelit disebabkan oleh hal-hal kecil yang bisa diatasi, misalnya pola makan atau malas ke belakang.
Rata-rata anak batita pergi BAB sehari sekali. Disebut sembelit jika anak BAB kurang dari 3 kali seminggu serta fesesnya keras sehingga sulit keluar. Selain itu, menurut American Academy of Pediatrics, sembelit juga disertai tanda-tanda seperti feses besar, keras, sakit saat BAB, bahkan hingga berdarah.
Orangtua wajib waspada jika anak sembelit hingga lebih dari 2 minggu atau biasa disebut sembelit kronis. Sebaiknya segera bawa anak ke dokter. Dokter biasanya akan menelisik riwayat BAB anak, seberapa sering, bagaimana bentuk fesesnya, apakah disertai keluarnya darah saat BAB, dan sebagainya.
Baca juga: Dari Batuk Hingga Sembelit, Ini 6 Kegunaan Minyak Zaitun Untuk Bayi
Gejala-gejala lain yang juga harus diperhatikan saat anak sembelit antara lain sakit perut, kembung, mual, hilang nafsu makan, rewel berlebih, menangis saat BAB, nggak mau ke kamar kecil, serta BAB cair di celana.
Hal-hal yang bisa menjadi penyebab sembelit pada anak bervariasi, mulai dari pola makan sampai ke obat yang diminum anak. Kebanyakan, kambing hitam sembelit pada anak adalah pola akan atau diet kurang serat serta kurang minum. Perubahan dari ASI ke susu formula juga bisa menyebabkan sembelit.
Penyebab lain adalah anak suka menahan BAB. Anak batita memang sering keasyikan dengan mainannya sehingga enggan pergi ke kamar kecil. Beberapa anak terkadang merasa malu pergi ke kamar kecil, khususnya di area publik. Selain itu, anak takut kesakitan saat BAB setelah sebelumnya pernah mengalami hal serupa.
Untuk mengatasi sembelit, orangtua sebaiknya mengubah pola makan atau diet yang kurang serat. Beri anak cukup sayur dan buah, serta cukup minum. Hindari makanan yang justru menambah parah sembelit seperti makanan berlemak yang rendah serat.
Olahraga atau aktivitas fisik juga bisa memperlancar proses pencernaan makanan di dalam usus. Pastikan anak menghabiskan 30 hingga 60 menit setiap hari untuk bermain di luar rumah agar pencernaan ikut bergerak juga. Orangtua juga harus melatih anak agar rutin pergi ke kamar kecil untuk BAB. Pembiasaan rutinitas ini akan membuat anak memiliki pola BAB yang teratur.
Yang terakhir, jika ada gejala lain yang menyertai atau anak sembelit lebih dari 2 minggu, dokter kemungkinan akan memberikan obat untuk mengatasi sembelit