There is no such thing as a perfect parent. So just be a real one.
Sue Atkins

Si Kecil Keputihan, Bagaimana Mengatasinya?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Senin, 23 Desember 2019 | 12:00 WIB
Atasi keputihan pada anak dengan menjaga kebersihan organ intimnya, termasuk rutin mengganti celana dalam. | SHUTTERSTOCK

Bukan hanya perempuan dewasa, anak perempuan pun bisa mengalami keputihan. Bagaimana menanganinya?

Keputihan merupakan reaksi terhadap peradangan atau iritasi di daerah genital yang membuat sel-sel tubuh menghasilkan cairan keputihan.

Bukan hanya perempuan dewasa, ternyata anak perempuan pun bisa mengalami keputihan bahkan sejak bayi atau balita. Namun keputihan pada orang dewasa dan anak-anak berbeda penyebabnya.

Kenapa Anak Bisa Keputihan?

Pada anak-anak keputihan terbagi saat sebelum dan setelah masa puber. Anak-anak yang belum puber bisa mengalami keputihan yang disebabkan infeksi bakteri atau kuman yang berbeda dari orang dewasa. Bahkan bayi pun bisa mengalami keputihan yang berasal dari hormon estrogen ibunya.

Pada umur balita atau awal sekolah, anak-anak biasanya terkena keputihan karena kurang menjaga kebersihan organ kewanitaan, misalnya jarang ganti popok, celana dalamnya lembap, atau dalam fase sering memegang organ intim sehingga kuman masuk.

Sedangkan anak yang sudah puber mengalami keputihan karena pengaruh lonjakan hormon estrogen yang mirip dengan kondisi orang dewasa.

Baca juga: Keputihan Saat Hamil Bisa Picu Keguguran, Cegah Dengan 4 Cara Ini

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

1.Jika keputihan terjadi pada anak, cobalah orang tua mengajak anak lebih disiplin menjaga kebersihan organ intimnya.

2.Untuk mengurangi rasa gatal, basuh menggunakan air hangat dari arah depan ke belakang agar kuman-kuman dari anus tidak masuk ke dalam vagina. Begitupun setelah buang air.

3.Jangan membasuh area kewanitaan dengan sabun mandi atau sabun pembersih kewanitaan yang bisa merusak keseimbangan pH area tersebut.

4.Berenang boleh-boleh saja, tetapi jangan terlalu lama dan pastikan anak membasuh organ kewanitaan hingga bersih setelahnya.

Baca juga: Jaga Kesehatan Vagina, Yuk, Konsumsi Makanan Ini

5.Daripada tisu, lebih baik menggunakan handuk halus untuk mengelap vagina.

6.Gunakan pakaian dalam dan celana luaran yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat.

7.Rutin mengganti celana dalam 2-3 kali sehari, atau mengganti popok sebelum sangat penuh.

8.Jika frekuensi keputihan sering, berbau, berwarna kuning, cokelat atau kehijauan, ada bercak darah, vagina menjadi lecet dan lengket, segera bawa ke dokter. Bisa jadi ia terkena infeksi saluran kencing.

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi