Anak bertubuh gemuk belum tentu kebutuhan gizinya tercukupi, lho. Cek, yuk, Bunda!
Duuuh… gemas rasanya bila melihat anak yang badannya gemuk. Yang terlintas dalam pikiran, pasti asupan makanannya bergizi, nih. Ternyata belum tentu demikian, lho. Anak berbadan gemuk bisa juga akibat gizi buruk atau malnutrisi.
Faktanya sejak tahun 90-an angka obesitas pada anak-anak di dunia, termasuk Indonesia, meningkat dan mereka bermasalah pada kekurangan gizi. Apa penyebab anak gemuk tapi kurang gizi?
Hal ini terkait pada pemenuhan kebutuhan tubuh akan zat gizi makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar berupa protein, lemak, dan karbohidrat.
Baca juga: 7 Nutrisi Otak Anak, Ternyata Ikan Kembung Lebih Baik Dari Salmon
Sedangkan mikronutrien adalah zat gizi yang kebutuhannya dalam jumlah kecil, yaitu vitamin dan mineral, seperti vitamin A, vitamin B6, vitamin D, zat besi, zinc, yodium. Meski kebutuhannya kecil, mikronutrien punya fungsi penting membantu kinerja seluruh organ tubuh, termasuk otak.
Kekurangan vitamin A misalnya membuat anak rentan terkena infeksi, diare, masalah pernapasan, serta penurunan fungsi penglihatan. Kekurangan zat besi menyebabkan anemia atau kurang darah yang menghambat pertumbuhan fisik dan kognitifnya.
Selain makronutrien dan mikronutrien, ada juga zat non-nutrien seperti polifenol yang banyak terdapat dalam buah-buahan. Semua itu sangat dibutuhkan tubuh dalam jumlah cukup.
Baca juga: Kenali Gejala Kekurangan Nutrisi Pada Anak
Nah, pada anak gemuk bahkan obesitas seringkali ditemukan konsumsi berlebihan terhadap gula, lemak, dan karbohidrat. Sementara asupan mikronutrien dan serat dari sayuran dan buah, juga protein dan asam lemak sehat sangat kurang. Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan anak gemuk tapi kurang gizi.
Sayangnya sulit mendeteksi gejala awal obesitas karena kekurangan gizi (terutama mikronutrien). Biasanya ditemukan sudah menjadi kondisi defisiensi berkepanjangan. Alhasil metabolisme tubuh anak tidak sempurna, kemampuan tubuh menguraikan lemak menurun, dan produksi radikal bebas dalam tubuh berlebihan.
Jika dibiarkan terus menerus, kondisi kurang gizi bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus tipe 2, dan sebagainya. Bahkan kurang gizi yang menyebabkan obesitas dianggap lebih berbahaya daripada kurang gizi yang menyebabkan berat badan kurang.
Baca juga: Pentingnya Nutrisi dan Stimulasi Bagi Tumbuh Kembang Anak
Jadi sebaiknya orang tua memerhatikan gaya hidup anak. Berikan makanan yang tidak hanya mengenyangkan tetapi bergizi seimbang (mengandung makronutrien dan mikronutrien).
Ada 4 kelompok makanan wajib diberikan pada anak, yaitu:
- Buah dan sayuran (5 porsi sehari)
- Karbohidrat (nasi, kentang, pasta, sereal, roti)
- Protein (daging, ayam, ikan, kacang-kacangan, telur)
- Susu dan produk susu seperti keju dan yoghurt
Di antara makan pagi-siang dan siang-malam berikan camilan sehat, seperti:
- Salad buah dan sayuran
- Dried fruit
- Granola bar
- Puding buah
- Smoothies
Hindari terlalu sering mengonsumsi makanan olahan. Dan yang tak kalah penting adalah lakukan aktivitas fisik yang cukup setiap hari. Ajak si kecil berolahraga, jangan hanya diberi gadget, ya Ayah dan Bunda.