If you have never been hated by your child, you have never been a parent.
Bette Davis

Wabah Pneumonia Wuhan, Seperti Apa Gejala dan Pencegahannya?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Rabu, 22 Januari 2020 | 17:00 WIB
Pneumonia Wuhan bisa ditandai dengan gejala demam dan batuk. | SHUTTERSTOCK

Waspadai wabah penyakit pneumonia Wuhan atau virus corona yang baru ditemukan di Wuhan, Cina. Suspeknya telah menyebar ke beberapa negara sekitar seperti Singapura, Seoul, Thailand, dan Jepang. Seperti apa gejala dan pencegahan penyakit ini?

Pneumonia Wuhan disebabkan oleh coronavirus jenis baru (virus 2019-nCoV) yang mewabah di kota Wuhan, Cina sejak 31 Desember 2019. Namun virus ini baru teridentifikasi pada 7 Januari 2020.

Virus 2019-nCoV dapat menular dari hewan ke manusia segala usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Hingga kini pneumonia Wuhan telah memakan korban jiwa serta 50 orang lebih yang harus dirawat intensif dengan rentang usia 12-59 tahun di Wuhan.

Coronavirus 2019-nCoV termasuk kelompok virus yang menyebabkan penyakit-penyakit seperti common cold, MERS (Middle-East Respiratory Syndrome), hingga SARS (Severe Acute Respiratory Infection). Namun pneumonia Wuhan ini diperkirakan tidak menimbulkan kematian secepat MERS atau SARS.

Baca juga: 8 Makanan Pencegah Radang

Gejala Pneumonia Wuhan

Pneumonia secara umum merupakan infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh beragam mikroorganisme, seperti bakteri dan virus.

Pada pneumonia Wuhan, gejala yang ditunjukkan memang belum spesifik, antara lain:

  • Demam
  • Tenggorokan sakit dan kering
  • Batuk-batuk
  • Tubuh lemas
  • Sesak napas
  • Pada kondisi yang lebih parah, terutama pada korban berusia lanjut, bisa disertai terbentuknya cairan pada paru-paru, gagal hati, serta gagal ginjal.

WHO telah menghimbau negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, untuk lebih waspada terhadap penyebaran wabah pneumonia Wuhan, juga mengimbau setiap negara untuk menerapkan larangan wisata ke China sementara waktu. Kementerian Kesehatan RI pun telah memperketat jalur masuk RI, terutama di bandara dan pelabuhan.

Baca juga: 5 Mitos & Fakta Demam Pada Anak

Tips Pencegahan

Masa inkubasi serta tindak pencegahan khusus terhadap pneumonia Wuhan memang belum diketahui pasti. Vaksin pneumonia yang telah ada pun belum bisa mencegah pneumonia Wuhan ini. 

Namun ada beberapa tips pencegahan umum yang bisa dilakukan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap paparan virus:

Cegah penularan virus salah satunya dengan rutin mencuci tangan. | SHUTTERSTOCK

lmuwan China mengidentifikasi jenis virus yang menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, China sebagai virus corona jenis baru. Virus yang mengganggu pernapasan itu dinamai novel coronavirus atau 2019-nCoV. Kabar terakhir tentang virus ini, dipastikan dapat menular dari manusia ke manusia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Virus Corona atau Pneumonia Wuhan yang Sedang Mewabah", https://sains.kompas.com/read/2020/01/22/103200023/mengenal-virus-corona-atau-pneumonia-wuhan-yang-sedang-mewabah?page=all.
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang.
  • Penuhi kebutuhan cairan dengan mengonsumsi minimal 8 gelas air putih per hari.
  • Cuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas.
  • Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan atau fasilitas umum.
  • Hindari bepergian ke lokasi yang berpotensi sebagai tempat penyebaran virus.
  • Cek ke dokter jika ada keluhan yang menjurus pada gejala-gejala pneumonia.

Yuk, lakukan langkah pencegahan agar terhindar dari bahaya penyakit pneumonia Wuhan.

 

 

 

 

 

Pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, China dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. Awalnya terdapat 27 kasus kemudian meningkat menjadi 59 kasus, dengan usia antara 12-59 tahun. "Terdapat laporan kematian pertama terkait kasus pneumonia ini, pasien usia 61 tahun dengan penyakit penyerta yaitu penyakit liver kronis dan tumor abdomen atau perut," tulis PDPI. Dari 50 pasien lainnya yang sedang menjalani perawatan, dua pasien sudah dinyatakan boleh pulang dan tujuh pasien masih dalam kondisi yang serius. Hasil pengkajian menduga kuat bahwa etiologi kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan sudah pernah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun 2003. Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus yang menjadi outbreak di Wuhan, terdapat 5 genom baru, yang berbeda dari SARS-coronavirus dan MERSCoronavirus. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek, dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Beberapa coronavirus diketahui beredar diperedaran darah hewan. Gejala virus corona Wuhan Gejala yang muncul pada pneumonia ini di antaranya: Demam Lemas Batuk kering Sesak atau kesulitan bernapas Beberapa kondisi ditemukan lebih berat. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi. Metode transmisi dan masa inkubasi belum diketahui. Berdasarkan investigasi beberapa institusi di Wuhan, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar ikan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Virus Corona atau Pneumonia Wuhan yang Sedang Mewabah", https://sains.kompas.com/read/2020/01/22/103200023/mengenal-virus-corona-atau-pneumonia-wuhan-yang-sedang-mewabah?page=all.
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
KOMPAS.com - Ilmuwan China mengidentifikasi jenis virus yang menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, China sebagai virus corona jenis baru. Virus yang mengganggu pernapasan itu dinamai novel coronavirus atau 2019-nCoV. Kabar terakhir tentang virus ini, dipastikan dapat menular dari manusia ke manusia. Tentang pneumonia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan, pneumonia merupakan infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia, atau kerusakan fisik paru. Baca juga: Update Virus Corona China, Dipastikan Bisa Menular Antar-Manusia " Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia," tulis PDPI dalam siaran resminya. Pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP), dan ventilator associated pneumonia (VAP). Ketiga jenis pneumonia ini dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi. Pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas. Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang. Pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu sekitar 2 persen sedangkan tahun 2013 adalah 1,8 persen. Berdasarkan data Kemenkes 2014, jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berkisar antara 23-27 persen dan kematian akibat pneumonia sebesar 1,19 persen. Tahun 2010, pneumonia di Indonesia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen. Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15 persen kematian balita yaitu sekitar 922.000 balita tahun 2015. Dari tahun 2015-2018, kasus pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun meningkat sekitar 500.000 per tahun, tercatat mencapai 505.331 pasien dengan 425 pasien meninggal. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkirakan 43.309 kasus pneumonia atau radang paru pada balita selama tahun 2019. Pneumonia Wuhan Pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, China dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. Awalnya terdapat 27 kasus kemudian meningkat menjadi 59 kasus, dengan usia antara 12-59 tahun. "Terdapat laporan kematian pertama terkait kasus pneumonia ini, pasien usia 61 tahun dengan penyakit penyerta yaitu penyakit liver kronis dan tumor abdomen atau perut," tulis PDPI. Dari 50 pasien lainnya yang sedang menjalani perawatan, dua pasien sudah dinyatakan boleh pulang dan tujuh pasien masih dalam kondisi yang serius. Hasil pengkajian menduga kuat bahwa etiologi kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan sudah pernah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun 2003. Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus yang menjadi outbreak di Wuhan, terdapat 5 genom baru, yang berbeda dari SARS-coronavirus dan MERSCoronavirus. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek, dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Beberapa coronavirus diketahui beredar diperedaran darah hewan. Gejala virus corona Wuhan Gejala yang muncul pada pneumonia ini di antaranya: Demam Lemas Batuk kering Sesak atau kesulitan bernapas Beberapa kondisi ditemukan lebih berat. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi. Metode transmisi dan masa inkubasi belum diketahui. Berdasarkan investigasi beberapa institusi di Wuhan, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar ikan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Virus Corona atau Pneumonia Wuhan yang Sedang Mewabah", https://sains.kompas.com/read/2020/01/22/103200023/mengenal-virus-corona-atau-pneumonia-wuhan-yang-sedang-mewabah?page=all.
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
KOMPAS.com - Ilmuwan China mengidentifikasi jenis virus yang menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, China sebagai virus corona jenis baru. Virus yang mengganggu pernapasan itu dinamai novel coronavirus atau 2019-nCoV. Kabar terakhir tentang virus ini, dipastikan dapat menular dari manusia ke manusia. Tentang pneumonia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan, pneumonia merupakan infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia, atau kerusakan fisik paru. Baca juga: Update Virus Corona China, Dipastikan Bisa Menular Antar-Manusia " Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia," tulis PDPI dalam siaran resminya. Pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP), dan ventilator associated pneumonia (VAP). Ketiga jenis pneumonia ini dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi. Pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas. Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang. Pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu sekitar 2 persen sedangkan tahun 2013 adalah 1,8 persen. Berdasarkan data Kemenkes 2014, jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berkisar antara 23-27 persen dan kematian akibat pneumonia sebesar 1,19 persen. Tahun 2010, pneumonia di Indonesia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen. Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15 persen kematian balita yaitu sekitar 922.000 balita tahun 2015. Dari tahun 2015-2018, kasus pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun meningkat sekitar 500.000 per tahun, tercatat mencapai 505.331 pasien dengan 425 pasien meninggal. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkirakan 43.309 kasus pneumonia atau radang paru pada balita selama tahun 2019. Pneumonia Wuhan Pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, China dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. Awalnya terdapat 27 kasus kemudian meningkat menjadi 59 kasus, dengan usia antara 12-59 tahun. "Terdapat laporan kematian pertama terkait kasus pneumonia ini, pasien usia 61 tahun dengan penyakit penyerta yaitu penyakit liver kronis dan tumor abdomen atau perut," tulis PDPI. Dari 50 pasien lainnya yang sedang menjalani perawatan, dua pasien sudah dinyatakan boleh pulang dan tujuh pasien masih dalam kondisi yang serius. Hasil pengkajian menduga kuat bahwa etiologi kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan sudah pernah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun 2003. Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus yang menjadi outbreak di Wuhan, terdapat 5 genom baru, yang berbeda dari SARS-coronavirus dan MERSCoronavirus. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek, dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Beberapa coronavirus diketahui beredar diperedaran darah hewan. Gejala virus corona Wuhan Gejala yang muncul pada pneumonia ini di antaranya: Demam Lemas Batuk kering Sesak atau kesulitan bernapas Beberapa kondisi ditemukan lebih berat. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi. Metode transmisi dan masa inkubasi belum diketahui. Berdasarkan investigasi beberapa institusi di Wuhan, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar ikan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Virus Corona atau Pneumonia Wuhan yang Sedang Mewabah", https://sains.kompas.com/read/2020/01/22/103200023/mengenal-virus-corona-atau-pneumonia-wuhan-yang-sedang-mewabah?page=all.
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
Ilmuwan China mengidentifikasi jenis virus yang menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, China sebagai virus corona jenis baru. Virus yang mengganggu pernapasan itu dinamai novel coronavirus atau 2019-nCoV. Kabar terakhir tentang virus ini, dipastikan dapat menular dari manusia ke manusia. Tentang pneumonia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan, pneumonia merupakan infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia, atau kerusakan fisik paru. Baca juga: Update Virus Corona China, Dipastikan Bisa Menular Antar-Manusia " Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia," tulis PDPI dalam siaran resminya. Pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP), dan ventilator associated pneumonia (VAP). Ketiga jenis pneumonia ini dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi. Pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas. Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang. Pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu sekitar 2 persen sedangkan tahun 2013 adalah 1,8 persen. Berdasarkan data Kemenkes 2014, jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berkisar antara 23-27 persen dan kematian akibat pneumonia sebesar 1,19 persen. Tahun 2010, pneumonia di Indonesia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen. Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15 persen kematian balita yaitu sekitar 922.000 balita tahun 2015. Dari tahun 2015-2018, kasus pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun meningkat sekitar 500.000 per tahun, tercatat mencapai 505.331 pasien dengan 425 pasien meninggal. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkirakan 43.309 kasus pneumonia atau radang paru pada balita selama tahun 2019. Pneumonia Wuhan Pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, China dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. Awalnya terdapat 27 kasus kemudian meningkat menjadi 59 kasus, dengan usia antara 12-59 tahun. "Terdapat laporan kematian pertama terkait kasus pneumonia ini, pasien usia 61 tahun dengan penyakit penyerta yaitu penyakit liver kronis dan tumor abdomen atau perut," tulis PDPI. Dari 50 pasien lainnya yang sedang menjalani perawatan, dua pasien sudah dinyatakan boleh pulang dan tujuh pasien masih dalam kondisi yang serius. Hasil pengkajian menduga kuat bahwa etiologi kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan sudah pernah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun 2003. Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus yang menjadi outbreak di Wuhan, terdapat 5 genom baru, yang berbeda dari SARS-coronavirus dan MERSCoronavirus. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek, dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Beberapa coronavirus diketahui beredar diperedaran darah hewan. Gejala virus corona Wuhan Gejala yang muncul pada pneumonia ini di antaranya: Demam Lemas Batuk kering Sesak atau kesulitan bernapas Beberapa kondisi ditemukan lebih berat. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi. Metode transmisi dan masa inkubasi belum diketahui. Berdasarkan investigasi beberapa institusi di Wuhan, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar ikan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Virus Corona atau Pneumonia Wuhan yang Sedang Mewabah", https://sains.kompas.com/read/2020/01/22/103200023/mengenal-virus-corona-atau-pneumonia-wuhan-yang-sedang-mewabah?page=all.
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
Ilmuwan China mengidentifikasi jenis virus yang menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, China sebagai virus corona jenis baru. Virus yang mengganggu pernapasan itu dinamai novel coronavirus atau 2019-nCoV. Kabar terakhir tentang virus ini, dipastikan dapat menular dari manusia ke manusia. Tentang pneumonia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan, pneumonia merupakan infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia, atau kerusakan fisik paru. Baca juga: Update Virus Corona China, Dipastikan Bisa Menular Antar-Manusia " Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia," tulis PDPI dalam siaran resminya. Pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP), dan ventilator associated pneumonia (VAP). Ketiga jenis pneumonia ini dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi. Pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas. Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang. Pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu sekitar 2 persen sedangkan tahun 2013 adalah 1,8 persen. Berdasarkan data Kemenkes 2014, jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berkisar antara 23-27 persen dan kematian akibat pneumonia sebesar 1,19 persen. Tahun 2010, pneumonia di Indonesia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen. Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15 persen kematian balita yaitu sekitar 922.000 balita tahun 2015. Dari tahun 2015-2018, kasus pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun meningkat sekitar 500.000 per tahun, tercatat mencapai 505.331 pasien dengan 425 pasien meninggal. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkirakan 43.309 kasus pneumonia atau radang paru pada balita selama tahun 2019. Pneumonia Wuhan Pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, China dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. Awalnya terdapat 27 kasus kemudian meningkat menjadi 59 kasus, dengan usia antara 12-59 tahun. "Terdapat laporan kematian pertama terkait kasus pneumonia ini, pasien usia 61 tahun dengan penyakit penyerta yaitu penyakit liver kronis dan tumor abdomen atau perut," tulis PDPI. Dari 50 pasien lainnya yang sedang menjalani perawatan, dua pasien sudah dinyatakan boleh pulang dan tujuh pasien masih dalam kondisi yang serius. Hasil pengkajian menduga kuat bahwa etiologi kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan sudah pernah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun 2003. Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus yang menjadi outbreak di Wuhan, terdapat 5 genom baru, yang berbeda dari SARS-coronavirus dan MERSCoronavirus. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek, dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Beberapa coronavirus diketahui beredar diperedaran darah hewan. Gejala virus corona Wuhan Gejala yang muncul pada pneumonia ini di antaranya: Demam Lemas Batuk kering Sesak atau kesulitan bernapas Beberapa kondisi ditemukan lebih berat. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi. Metode transmisi dan masa inkubasi belum diketahui. Berdasarkan investigasi beberapa institusi di Wuhan, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar ikan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Virus Corona atau Pneumonia Wuhan yang Sedang Mewabah", https://sains.kompas.com/read/2020/01/22/103200023/mengenal-virus-corona-atau-pneumonia-wuhan-yang-sedang-mewabah?page=all.
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi