What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Waspadai 10 Gejala Kanker Yang Sering Diabaikan

author
Ratih Sukma Pertiwi
Selasa, 4 Februari 2020 | 17:00 WIB
Screening Kanker Payudara | SHUTTERSTOCK

Setiap tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada penyakit yang menjadi pembunuh nomer dua di dunia ini. Sepuluh gejala berikut ternyata bisa jadi pertanda kanker. Jangan sampai diabaikan, agar kanker bisa dicegah atau ditangani lebih dini.

Setiap tahunnya 9,6 juta orang di dunia meninggal dunia akibat kanker. Sebanyak 3,7 juga kasus kanker bisa diselamatkan dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat.

Sementara di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi kanker meningkat dari 1,4 persen per 1000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 1,8 persen per 1000 penduduk pada 2018.

Salah satunya disebabkan oleh diagnosa kanker yang terlambat diketahui, tiba-tiba sudah stadium tinggi. Terkadang kanker memang tidak memperlihatkan gejala mencurigakan sehingga orang mudah abai. Tiba-tiba tubuhnya menjadi melemah karena sel-sel kanker telah lama menggerogotinya.

Apa saja gejala kanker yang sering diabaikan?

1.Benjolan

Kanker adalah kondisi pertumbuhan sel abnormal dan tidak terkendali dalam tubuh. Salah satunya muncul benjolan, misalnya pada payudara, leher, gusi, mulut.

Benjolan berupa tumor ini biasanya membesar dengan cepat dan menyebar ke jaringan tubuh lainnya. Hampir semua kanker ditandai dengan benjolan, kecuali kanker darah.  

2.Perubahan Kulit

Terjadi perubahan warna dan tekstur kulit, ukuran dan bentuk tahi lalat, atau muncul luka yang sulit sembuh. Bisa jadi ini pertanda kanker kulit. Namun untuk memastikannya, segera periksakan ke dokter.

Baca juga: Cara Deteksi Dini Kanker Payudara Sesuai Usia

Screening Kanker Payudara | SHUTTERSTOCK

3.Kulit Gatal

Saat sel-sel kanker tumbuh dan menyerang, sistem kekebalan tubuh akan melawan. Kondisi ini dapat meningkatkan aliran darah ke area terkait dan menyebabkan darah menjadi hangat dan kulit terasa gatal.

4.Berat Badan Turun Tanpa Sebab

Kamu tidak dalam kondisi diet atau sakit, tetapi berat badan turun drastis. Hati-hati, bisa jadi pertanda adanya masalah pada pencernaan, misalnya malabsorbsi, atau malah kanker pada sistem pencernaan, seperti kanker usus besar.

Baca juga: Selain Menyusui, Hal-Hal Ini Bisa Kurangi Resiko Kanker Payudara

5.Sulit Menelan

Rasanya sulit menelan sehingga nafsu makan menurun. Asupan nutrisi tubuh pun berkurang. Jika terjadi terus-menerus, periksakan ke dokter apakah ada masalah dengan area kerongkongan yang bisa memicu kanker.

6.Batuk Tak Sembuh

Jika batuk tidak sembuh dalam waktu lama disertai rasa nyeri di dada, sesak napas, atau keluar darah, segera periksakan lebih lanjut ke dokter misalnya dengan CT scan atau rontgen.

Bisa jadi ada gangguan pada area kerongkongan, paru-paru, hingga perut yang mengarah ke penyakit kanker.

7.Perdarahan

Terjadi perdarahan yang tidak normal pada vagina di luar masa menstruasi atau setelah hubungan intim bisa jadi pertanda kanker serviks. Sedangkan terjadinya perdarahan pada puting payudara bisa menjadi pertanda kanker payudara.

Baca juga: Scrapbook Kenangan Ketika Sang Ibu Terkena Kanker

8.Perubahan Urine

Jika terjadi perubahan pada urine, seperti warna, bau, muncul busa bahkan darah, bisa jadi fungsi kandung kemih terganggu.

9.Perubahan Suara

Kanker laring salah satunya ditandai dengan rasa sakit di tenggorokan dan perubahan warna suara.

10.Pembengkakan Kelenjar

Kelenjar getah bening adalah struktur jaringan seukuran kacang merah yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Terletak pada leher, belakang telinga, sekitar ketiak, paha bagian dalam, paru-paru, hingga usus.

Pembengkakan kelenjar getah bening bisa menjadi pertanda infeksi ringan, namun juga bisa menjadi gejala kanker leukimia dan limfoma.

 

Yuk, perhatikan lebih teliti gejala-gejala tadi. Segera ke dokter jika gejala tidak berkurang. Semakin dini deteksi, semakin cepat kanker ditangani.

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi