We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Istilah “Rainbow Baby”, Apa Artinya?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Senin, 17 Februari 2020 | 12:49 WIB
Rainbow baby | SHUTTERSTOCK

Memahami dan mempersiapkan kedatangan “rainbow baby” atau si bayi pelangi.

Memiliki buah hati adalah impian dan anugerah bagi setiap pasangan. Kehamilan pun menjadi saat yang dinanti-nantikan. Namun ada saatnya semua tidak sejalan dengan harapan. Misalnya, tiba-tiba terjadi keguguran yang bisa hingga berulang kali, atau bayi terlahir dalam kondisi meninggal.

Kondisi kehilangan ini kerap membuat orang tua trauma, terutama ibu. Meskipun faktanya setelah proses keguguran, seorang perempuan tetap memiliki peluang hamil karena proses ovulasi biasanya akan berjalan normal kembali setelah dua minggu keguguran.

Dalam sebuah survei ditemukan sekitar 85% perempuan mengalami keguguran pertama kali berhasil kembali hamil dalam rentang waktu beragam. Hormon luteinizing dalam tubuh ibu akan meningkat pada 16-22 hari setelah keguguran. Kondisi ini memicu meningkatnya hormon progesteron.

Namun kehamilan kembali bukan hanya membutuhkan proses pemulihan fisik melainkan juga mental. Jadi pasangan harus memikirkan matang-matang apakah sudah siap mental untuk mencoba kembali peluang hamil. Selain itu, coba konsultasikan pada dokter apakah kondisi fisik ibu sudah siap.

 

Baca juga: Agar Bayi Cerdas, Bumil Jangan Lupa Konsumsi 5 Nutrisi Ini

 

BAYI PELANGI

Peristiwa keguguran atau kematian bayi saat lahir inilah yang kemudian melahirkan sebuah istilah, yaitu “rainbow baby” atau bayi pelangi. Menurut Jennifer Kulp-Makarov, M.D.,FACOG, “rainbow baby” bayi yang lahir setelah seorang ibu mengalami keguguran atau kematian bayi dalam proses kelahiran.

“Makna pelangi yang muncul setelah hujan atau badai dianggap menggambarkan sesuatu yang indah dan membahagiakan datang setelah terjadinya peristiwa menakutkan atau menyedihkan,” tutur Jennifer.

Kedatangan “rainbow baby” membuat orang tua sangat bersyukur dan traumanya sedikit demi sedikit akan pulih.

Meski dianggap sebagai kabar gembira, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipahami oleh orang tua setelah kedatangan “rainbow baby.” Apa saja?

OVERPROTEKTIF

Kelahiran “rainbow baby” yang dianggap spesial biasanya membuat orang tua menyayangi dengan cara yang berbeda karena ada rasa ketakutan akan kehilangan lagi.  Apalagi jika jarak antara keguguran dan kehamilan kembali memakan waktu yang cukup lama.

Yang bisa menjadi masalah di kemudian hari adalah sikap overprotektif orang tua membuat anak kurang bisa berkembang dengan baik.

Selain itu, jika anak memiliki saudara kandung lain bisa menimbulkan konflik karena anak-anak yang lain merasa tidak diperhatikan. Jadi sebaiknya orang tua tetap bisa bertindak adil pada semua anak dan memahami bahwa setiap anak terlahir spesial.

 

Baca juga: Pelukan, 1 Dari 7 Cara Mengatasi Mood Swing Saat Hamil

 

MOOD SWING

Saat tahu bunda kembali hamil, perasaan akan campur aduk. Ada rasa bahagia tetapi juga sangat cemas karena takut akan terulang mimpi buruk sebelumnya.

Siasati kecemasan tersebut dengan beberapa hal, seperti melakukan aktivitas yang disukai, rutin melakukan meditasi, konsultasi rutin pada dokter kandungan yang mengerti riwayat kehamilan.

Selain itu, support pasangan dan keluarga dekat sangat dibutuhkan agar kehamilan bisa berjalan dengan nyaman.

 

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi