Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Bayi Sudah 12 Bulan, kok, Belum Tumbuh Gigi?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Minggu, 23 Februari 2020 | 12:00 WIB
Pemberian asupan bergizi seimbang dan mainan gigitan bisa berpengaruh pada pertumbuhan gigi bayi. | SHUTTERSTOCK

 

Usia si Kecil sudah hampir setahun tetapi, kok, belum ada tanda-tanda tumbuh gigi. Hal ini tentu saja bikin Bunda resah. Apakah hal tersebut wajar? Dan, sebetulnya apa saja faktor yang memengaruhi pertumbuhan gigi bayi?

Bayi tumbuh gigi rata-rata di usia 4-6 bulan. Gigi awal yang tumbuh biasanya gigi seri depan bagian bawah, lalu dilanjutkan gigi seri bagian atas, samping, hingga gigi geraham pada usia sekitar 3 tahun.

Namun ada juga bayi yang mulai tumbuh gigi sejak berusia 3 bulan. Bahkan ada juga bayi yang tumbuh gigi sejak lahir (natal teeth). Karena sebetulnya pertumbuhan gigi anak sudah dimulai sejak di dalam kandungan, lho.

Tetapi bagaimana jika ada bayi-bayi yang belum tumbuh gigi meski usianya sudah melewati 9 bulan bahkan 12 bulan. Apakah hal tersebut normal?

Faktanya, kecepatan pertumbuhan gigi bayi tidak bisa disamaratakan. Setiap bayi punya fase pertumbuhan gigi yang berbeda-beda.

Artinya, jika bayi Bunda belum tumbuh gigi meski usianya memasuki setahun, hal tersebut ternyata masih tergolong normal selama perkembangan kognitif serta fisik lainnya, seperti tinggi dan berat badan, tulang, kulit, serta rambut, berjalan normal. Jadi, Bunda tidak perlu khawatir berlebihan, ya.

 

Baca juga: Bayi Tumbuh Gigi, Ini Cara Menenangkannya

 

Apa saja faktor yang memengaruhi terlambatnya pertumbuhan gigi bayi?

1.Genetik

Ternyata faktor genetik berperan dalam pertumbuhan gigi bayi. Coba cek apakah ada anggota keluarga dekat yang memiliki riwayat pertumbuhan gigi terlambat. Bisa jadi bayi bunda menurunkannya.

2.Kurang Gizi

Faktor gizi sangat penting untuk menunjang pertumbuhan fisik bayi, termasuk giginya. Cobalah untuk lebih memerhatikan asupan gizi si Kecil, terutama yang mengandung kalsium, vitamin D, zat besi, dan fosfat.

Bunda bisa memberinya telur, susu, ikan, daging merah atau daging ayam. Ajak juga bayi beraktivitas di pagi hari untuk mendapatkan manfaat sinar matahari pagi yang baik untuk pertumbuhan gigi dan tulang.

 

Baca juga: Resep MPASI: Nasi Tim Saring, Gizinya Lengkap dan Dijamin Enak

 

3.Cedera Mulut

Terlambatnya pertumbuhan gigi bayi bisa juga disebabkan oleh trauma fisik, seperti pernah jatuh yang membuat cedera pada area mulut atau wajah. Jika memang pernah terjadi, segera konsultasikan pada dokter.

4.Menderita Penyakit Tertentu

Bisa jadi bayi menderita penyakit tertentu, misalnya hipotirodisme, anodontia atau barat badan rendah.

5.Tekstur Makanan

Saat berusia 6 bulan bayi mulai diberi Makanan Pendamping ASI (MPASI). Berikan dalam tekstur bertahap sesuai kemampuan mengunyah dan menelan bayi, dimulai dari tekstur halus hingga kasar.  

Memberikan tekstur makanan sesuai dengan usia dan kemampuan bayi bermanfaat merangsang pertumbuhan giginya. Jadi saat bayi sudah bisa mengunyah makanan dengan tekstur yang lebih kasar (biasanya mulai usia 7-8 bulan), hindari memberi makanan yang teksturnya terlalu halus.

 

Baca juga: MPASI Pertama Kali, Seberapa Banyak dan Apa Jenisnya?

 

6.Teether

Selain pemberian makanan, berikan rangsangan pada gusi bayi lewat mainan gigitan (teether) yang bersih dan aman.

7.Salah Arah Tumbuh

Bisa jadi benih gigi sudah ada, namun salah arah tumbuh atau terdapat penghalang sehingga sulit tumbuh. Hal ini bisa diketahui melalui pemeriksaan pada dokter gigi anak.

 

Periksakan kondisi gigi bayi secara rutin ke dokter gigi anak. | SHUTTERSTOCK

 

Lalu, kapan sebaiknya orang tua mulai waspada jika bayi belum juga tumbuh gigi? Saat bayi mencapai usia 18 bulan dan belum ada tanda-tanda tumbuh gigi, segeralah cek ke dokter gigi anak agar dicari tahu penyebabnya.

Namun, jika Bunda tetap ingin memeriksakannya sebelum usia 18 bulan itu pun baik dilakukan. Dokter gigi anak biasanya akan memeriksa ada atau tidaknya benih gigi yang bakal tumbuh.

Selain itu jangan lupa berikanlah asupan gizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh anak. 

 

 

 

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi