We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Bayi Baru Lahir Tidur Terus, Wajarkah?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Selasa, 25 Februari 2020 | 13:00 WIB
Tetap susui bayi baru lahir 2-3 jam sekali. | SHUTTERSTOCK

Bayi baru lahir lebih sering tidur. Bahkan terkadang Bunda sampai kesulitan untuk membangunkan dan menyusuinya. Wajarkah bayi yang baru lahir tidur terus dan apa penyebabnya?

Saat baru lahir bayi masih membawa kebiasaannya selama di dalam kandungan, termasuk kebiasaan tidur kapan saja.

Oleh karena itu wajar saja jika bayi baru lahir sering sekali tidur hingga hampir seharian. Menurut National Sleep Foundation bayi baru lahir hanya terbangun 3-6 jam sehari.

Alasan lainnya, jam biologis tubuh bayi belum berjalan dengan baik sehingga bayi masih belajar beradaptasi kapan ia harus menyusu atau tidur. Bayi pun belum mampu membedakan siang atau malam.

Selain itu, bayi baru lahir masih memiliki cadangan makanan sehingga perutnya cenderung kenyang dan sering mengantuk.

Baca juga: Kebutuhan Tidur Bayi Menurut Usia

 

Bayi baru lahir bisa tidur 16-20 jam per hari. | SHUTTERSTOCK

Meski hal yang wajar, Bunda sebaiknya tetap mencoba menyusui bayi setiap 2-3 jam. Sebab jika bayi dibiarkan tidur terus menerus asupan nutrisinya akan kurang. Tubuh bayi akan lemas serta berisiko penyakit kuning (jaundice) karena bilirubinnya tinggi.

 

Baca juga: Tidur Tak Berkualitas Picu Masalah Anak

 

Namun Bunda tidak perlu khawatir berlebihan sebab kebiasaan tidur terus ini lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya. Saat sistem saraf pusat dan metabolisme bayi berkembang sempurna, jam biologisnya akan membaik.

Terpenting, tetaplah memantau kondisi bayi. Jika sudah lebih dari 3 jam tidak bangun dan belum menyusu cobalah bangunkan bayi perlahan, misalnya dengan menepuk-nepuk perlahan pipinya, membuka sarung kaki dan mengusap telapak kakinya, atau membawanya keluar untuk mendapat sinar matahari di pagi hari.

 

 

 

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi