Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Anak Keracunan Makanan, Kapan Harus ke Dokter?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Jumat, 28 Februari 2020 | 17:21 WIB
Keracunan makanan pada anak bisa ditandai gejala sakit perut. | SHUTTERSTOCK

Alih-alih panik, lebih baik Bunda lakukan beberapa hal berikut ini saat anak keracunan makanan.

Keracunan makanan pada anak umumnya disebabkan kuman (bakteri, virus, atau parasit), seperti E.coli, Salmonella atau Listeria, yang masuk ke dalam tubuh anak melalui makanan atau minuman yang dikonsumsinya.

Biasanya ditandai dengan gejala umum seperti mual, muntah, banyak berkeringat, pusing, lemas, sakit perut, diare, dan demam setelah mengonsumsi makanan tertentu. Hati-hati, jika dibiarkan anak bisa kekurangan cairan (dehidrasi).

Segera lakukan beberapa langkah berikut ketika anak keracunan makanan:

1.Banyak Air Putih

Pertolongan pertama pada kasus keracunan makanan adalah dengan memberikan banyak minum air putih. Ini berguna untuk mencegah dehidrasi karena dalam 24 jam anak akan banyak mengalami muntah atau diare.

Berikan dalam porsi sedikit demi sedikit tetapi sering. Hindari memberi anak minuman ringan, minuman berpemanis atau berkafein agar diare tidak bertambah parah.

2.Cairan Rehidrasi

Bisa juga memberikan anak cairan rehidrasi seperti oralit. Atau jika sulit minum air putih karena rasanya tawar, Bunda bisa memberikan air kelapa, air putih dicampur sedikit madu, kuah sop ayam, atau sayur bening.

 

Baca juga: Bunda, Ini Lho, Tanda Si Kecil Dehidrasi

 

3.Makanan Bergizi Dalam Porsi Kecil dan Tekstur Lembut

Tetap beri anak makanan dalam porsi kecil, rendah serat, dan bertekstur lembut karena pencernaan anak sedang bermasalah. Misalnya, sebagai pengganti nasi bisa diberikan bubur atau kentang tumbuk.

Hindari juga makanan berlemak, gorengan, dan terlalu berbumbu, termasuk pedas. Bunda bisa berikan makanan tinggi energi, seperti pisang, sup ayam, tempe kukus.

 

Baca juga: Sahur Segar dan Antidehidrasi Dengan Sup Kembang Tahu Sedap

 

4.Hindari Pemberian Sembarang Obat

Jangan memberikan obat-obatan yang dijual bebas, termasuk obat diare, agar keracunan makanan tidak semakin parah.

5.Istirahat Cukup

Saat beristirahat tubuh akan memulihkan diri dan sistem kekebalan tubuh pun kembali terbangun. Untuk balita, cukupi kebutuhan tidurnya sekitar 12 jam per hari.

6.Jaga Kebersihan

Untuk mencegah keracunan makanan, biasakan anak tidak jajan sembarangan. Tanamkan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan, juga mencuci bersih bahan makanan dan alat makan.

Pastikan juga makanan atau minuman yang dikonsumsi anak tidak kedaluwarsa dan dimasak hingga matang (bukan makanan mentah).

 

Ke Dokter Jika….

Sebetulnya pada kondisi ringan, keracunan makanan pada anak bisa membaik sendiri dalam 1-2 hari.

Namun ada beberapa gejala keracunan makanan pada anak yang mengharuskan Bunda untuk segera membawa anak ke dokter karena bisa menimbulkan dehidrasi parah yang berakibat fatal.

| SHUTTERSTOCK

 

Apa saja gejala keracunan makanan yang harus segera ditangani dokter?

1.Demam tinggi, yaitu di atas 38 derajat Celsius.

2.Muntah-muntah lebih dari 12 jam. Sehingga makanan atau minuman apapun yang masuk langsung keluar.

3.Diare lebih dari 2x24 jam.

4.Buang air besar berlendir dan berdarah.

5.Penglihatan dan kesadaran menurun.

6.Nyeri atau kram perut yang sangat hebat.

7.Produksi urine semakin berkurang bahkan tidak ada sama sekali.

 

 

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi