There is no such thing as a perfect parent. So just be a real one.
Sue Atkins

6 Jenis Keguguran yang Wajib Diwaspadai Bumil

author
Ratih Sukma Pertiwi
Selasa, 10 Maret 2020 | 12:00 WIB
Kehamilan | shutterstock

 

Keguguran pastilah menjadi peristiwa menyedihkan bagi ibu hamil. Ketahui beberapa jenis keguguran yang bisa dialami bumil, faktor penyebab, dan pengobatan yang sesuai.

Keguguran bisa terjadi karena berbagai faktor risiko dan masalah medis. Biasanya yang kita ketahui tentang keguguran (spontaneus abortion) adalah kondisi bumil kehilangan janinnya (janin meninggal) di bawah umur kandungan 20 minggu.  

Ternyata ada beberapa jenis keguguran yang bisa terjadi pada bumil, dan sebaiknya diketahui untuk mengurangi kemungkinan terjadinya. 

1.Threatened Miscarriage

Disebut juga abortus imminens atau ancaman keguguran. Terjadi ketika bumil mengalami tanda-tanda keguguran tingkat permulaan, seperti perdarahan per vagina dan nyeri hebat di perut di bagian bawah. Sementara jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.  

Keguguran ini bisa dipicu oleh kelelahan bumil. Jika tidak parah, kondisi bumil bisa kembali normal. Biasanya dokter akan memberikan obat dan menyarankan bumil untuk bedrest total untuk mengurangi rangsangan mekanis dan menambah aliran darah ke rahim.

Namun jika setelah beberapa hari perdarahan tidak juga berhenti dan janin tidak berkembang, biasanya akan berakhir dengan keguguran total. 

 

Baca juga: 5 Mitos Soal Keguguran yang Masih Banyak Dipercaya

 

 

2.Missed Abortion

Disebut juga missed miscarriage. Kondisi janin sudah meninggal namun konsepsinya masih utuh berada di dalam rahim. Miss abortion terjadi pada usia kehamilan sebelum 20 minggu dan biasanya bumil tidak menyadari janinnya meninggal.

Tandanya memang sulit diprediksi selain lewat USG, salah satunya keluar perdarahan berwarna kecokelatan. Dokter biasanya akan melakukan prosedur kuretase untuk mengeluarkan janin. 

 

3.Complete Miscarriage

Keguguran yang terjadi ketika semua jaringan kehamilan sudah keluar dari rahim. Biasanya dtandai dengan perdarahan selama beberapa hari, nyeri hebat di perut bagian bawah, serta kontraksi hebat. Biasanya juga terjadi di bawah usia kehamilan 20 minggu.

Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan. Tidak perlu ada tindakan kuretase lagi karena seluruh jaringan kehamilan sudah keluar. Hanya biasanya dokter memberikan tablet zat besi agar terhindar dari kekurangan darah serta menyarankan untuk istirahat total selama beberapa hari.

 

Baca juga: Seks Saat Hamil Sebabkan Keguguran? Dengar Penjelasan Dokter Berikut Ini

 

4.Incomplete Miscarriage

Dalam kasus ini, jaringan kehamilan masih tersisa di rahim meski janin sudah gugur atau keluar. Bumil akan mengalami perdarahan dan nyeri hebat, terkadang syok hingga hilang kesadaran diri.

Dokter akan menyarankan untuk rawat inap dan dilakukan kuretase untuk membersihkan jaringan yang tertinggal. Jika perdarahan sangat parah, akan dilakukan transfusi darah. 

 

5.Abortus Habitualis

Disebut juga recurrent miscarriage atau keguguran berulang. Terjadi jika bumil sudah mengalami lebih dari 3 kali keguguran secara berturut-turut. 

Penyebabnya bisa beragam, salah satunya adalah faktor genetik atau kelainan anatomi sistem reproduksi yang harus segera diperiksakan pada dokter kandungan untuk dilakukan tindakan tepat.

 

Baca juga: Keguguran Berulang, Ini yang Perlu Kamu Ketahui 

 

6.Abortus Insipiens

Jenis keguguran ini tidak bisa dihindari. Ditandai dengan perdarahan hebat dan bentuk serviks telah mendatar atau dengan kata lain jalan lahir sudah terbuka. Namun hasil konsepsi masih utuh di dalam rahim. 

Bisa terjadi di usia kehamilan masih muda, sekitar 12-20 minggu. Dokter akan melakukan tindakan kuretase untuk mengeluarkan konsepsi. 

 

 

 

 

 

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi