Kehamilan di usia 40 tahun ke atas memiliki sejumlah risiko kesehatan yang sebaiknya dipahami bumil agar bisa dicegah sedini mungkin.
Seiring bertambahnya usia, kesempatan hamil berkurang karena produksi sel telur secara jumlah maupun kualitas menurun. Memasuki usia 40 tahun rata-rata perempuan memiliki kesempatan hamil sebesar 40-50%, sedangkan di bawah usia 30 tahun perempuan memiliki kesempatan hamil hingga 75%.
Oleh sebab itu dibanding kehamilan pada usia 20 -30 tahun, kehamilan di usia 40 tahun lebih berisiko bagi kesehatan bumil dan janinnya. Apa saja risikonya?
1.Komplikasi Kehamilan
Bumil lebih besar kemungkinannya mengalami tekanan darah tinggi, preeklampsia, diabetes gestasional.
2.Sectio Caesar
Bertambah usia berpengaruh juga pada kondisi fisik bumil. Apalagi jika terdapat komplikasi kehamilan dan saat melahirkan. Biasanya demi keselamatan bayi dan ibunya, dokter menyarankan operasi caesar.
3.Bayi Prematur
Kehamilan di usia 40 tahun ke atas memperbesar risiko bumil melahirkan lebih awal dan bayi memiliki berat badan lahir rendah.
Baca juga: 5 Cara Tingkatkan Berat Badan Bayi Prematur
4.Kelainan Pada Kromosom
Risiko kelainan pada kromosom atau kelainan genetik pada bayi dari kehamilan di usia 40 tahun lebih besar terjadi. Salah satunya adalah bayi menderita Down Syndrome, dengan perbandingan 1 dari 100 bayi. Ketahui sejak dini dengan rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan dan melakukan skrining janin.
5.Keguguran
Kehamilan pada usia 40 tahun berisiko keguguran hingga 34% pada kehamilan trimester pertama. Sel telur yang sudah dibuahi sperma lebih sulit menempel di dinding rahim karena lapisan rahim menipis dan pasokan darah menurun. Akibatnya bumil bisa mengalami plasenta previa atau abrupsio plasenta.
Baca juga: 6 Jenis Keguguran yang Wajib Diwaspadai Bumil
Namun Bunda tidak perlu terlalu cemas. Bukan berarti kehamilan di usia 40 tahun adalah hal yang menakutkan. Jika Bunda mengalaminya, segera persiapkan diri dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:
1.Rutin Periksa
Periksakan diri secara rutin ke dokter kandungan dan lakukan serangkaian tes untuk mengetahui perkembangan kesehatan janin dan bumil.
2.Pola Hidup Sehat
Konsumsi makanan sehat dan bergizi, lakukan olahraga berintensitas ringan secara teratur, jauhi stres, hindari rokok dan alkohol, cukupi istirahat.
Jangan lupa juga untuk mengonsumsi suplemen yang direkomendasikan dokter untuk menghindari bayi lahir cacat, misalnya suplemen asam folat, zat besi, kalsium.
3.Jaga Kenaikan Berat Badan
Agar terhindar dari obesitas dan risiko diabetes gestasional, bumil harus memantau kenaikan berat badannya. Anjurannya, penambahan berat badan 10-15 kg untuk bumil dengan berat badan normal. Sementara untuk bumil dengan berat badan di atas rata-rata kenaikannya sebaiknya hanya 6-11 kg.