When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Ini 6 Sebab Perut Bayi Kembung dan Terlihat Buncit

author
Ratih Sukma Pertiwi
Senin, 27 April 2020 | 17:00 WIB
Pijat lembut perut bayi untuk menstimuli gerakan usus. | SHUTTERSTOCK

 

Perut bayi 0-3 bulan kadang terlihat membuncit atau kembung. Kenapa, ya?

Perut bayi bisa terlihat kembung, membuncit, dan saat diraba terasa lebih keras disebabkan oleh beberapa faktor.

Namun jika kondisi tersebut tidak berlangsung lama, Bunda tidak perlu terlalu khawatir.

Setidaknya ada 6 penyebab perut bayi kembung sehingga terlihat membuncit:

1.Yang paling sering terjadi adalah perut bayi terlalu penuh atau kekenyangan.

2.Kembung juga bisa karena bayi mengalami kesulitan BAB atau sebelit. Jadi pastikan bayi cukup minum.

Baca juga: Ini 6 Cara Aman Mengatasi Sembelit Pada Bayi

3.Bisa juga karena bayi terlalu banyak menelan udara ketika menyusu, bermain, atau menangis.

Bayi menangis. | SHUTTERSTOCK

 

4.Sistem pencernaan di dalam tubuh bayi 0-3 bulan belum berkembang sempurna sehingga ususnya belum bisa menghasilkan cukup bakteri baik sehigga perut rentan kembung dan terlihat buncit.

5.Proses adaptasi mencerna MPASI, terutama jenis-jenis bahan makanan yang mengandung gas cenderung membuat kembung, seperti kol dan brokoli.

Simpan MPASI rumahan dalam wadah-wadah kecil sesuai porsi makan bayi. | SHUTTERSTOCK

 

6.Intolerasi laktosa, yaitu kendala mencerna protein yang ada di dalam susu sapi.

 

 

Namun perut kembung atau buncit bisa menjadi gejala penyakit yang lebih serius jika disertai tanda-tanda, seperti kesulitan BAB hingga berhari-hari, terlihat lebih rewel, perut semakin membengkak, terlihat sangat kesakitan pada area perut, demam, diare, serta muntah-muntah.

Perut buncit yang tidak normal bisa juga disebabkan oleh masalah malabsorpsi, infeksi pencernaan, serta pembengkakan pada organ tubuh sekitar perut, seperti hati, limpa, serta ginjal. Segeralah periksa ke dokter jika terjadi gejala yang lebih serius.

 

 

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi