Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Pup Bayi Berbusa dan Cara Mengatasinya

author
Ratih Sukma Pertiwi
Kamis, 28 Mei 2020 | 15:06 WIB
| SHUTTERSTOCK

 

Warna, frekuensi, serta tekstur pup bayi bisa mencerminkan kondisi kesehatan tubuhnya. Bagaimana jika pup bayi berbusa? Yuk, ketahui penyebab dan cara mengatasinya.

Pup atau feses bayi adalah sisa-sisa makanan yang terbuang setelah nutrisinya terserap oleh tubuh. Warna, tekstur, serta frekuensi pup bayi bisa memperlihatkan kondisi kesehatan tubuhnya, terutama kesehatan saluran cerna.

Pada bulan-bulan awal kelahiran bayi akan sangat sering pup karena saluran cernanya belum sempurna. Warna pup biasanya kekuningan, berbiji, masih cair atau lembek, bahkan berbusa atau berbuih.

 

Baca juga: Warna Pup Bayi dan Deteksi Kesehatannya

 

ASI Tak Seimbang

Pup bayi yang berbusa bisa terjadi karena bayi mengasup ASI secara tidak seimbang antara foremilk dan hindmilk.

Foremilk adalah ASI yang keluar di awal bayi menyusu, teksturnya lebih encer, rendah kalori, serta tinggi laktosa.

Sedangkan hindmilk adalah ASI yang keluar setelah foremilk dengan tekstur lebih kental, berwarna agak kekuningan, tinggi kalori dan lemak.

 

Baca juga: Ini 3 Jenis ASI yang Ibu Produksi Selama Menyusui

 

| SHUTTERSTOCK

 

Nah, karena sistem pencernaan bayi belum berkembang sempurna, ia belum mampu mencerna laktosa (gula susu) dengan baik. Maka jika bayi terlalu banyak mendapat foremilk, tubuh akan kelebihan laktosa dan pupnya akan cenderung berbusa.

Laktosa yang tidak bisa dicerna usus halus ini masuk ke usus besar dan difermentasi oleh bakteri, sehingga membentuk gas yang seperti busa, berbau tajam, dan teksturnya cair.

Namun orang tua tidak perlu khawatir selama bayi tetap aktif bergerak dan tidak disertai gejala sakit, seperti demam dan rewel. Lambat laun sistem pencernaan bayi membaik dan bisa menyerap makanan dengan baik, sehingga warna, tekstur dan frekuensi pup pun membaik.

Bunda juga sebaiknya menyusui bayi secara seimbang. Susui bayi pada satu payudara hingga tuntas, sekitar 10 menit, sebelum beralih ke payudara lainnya agar bayi mendapat asupan ASI lengkap dari foremilk hingga hindmilk.

 

Alergi dan Diare

Pup bayi berbusa bisa juga disebabkan karena bayi alergi terhadap susu sapi. Tanda alergi susu sapi yang juga sering terlihat adalah terdapat ruam pada kulit bayi. Coba perhatikan dengan teliti, ya, Bunda. Jika bayi memang alergi susu sapi, segera beralih ke susu formula yang hypoallergenic.

 

Baca juga: Tanda-tanda Bayi Alergi Susu Sapi

 

Selain itu, bayi yang mengalami dehidrasi dan diare juga bisa mengalami pup yang berbusa dalam frekuensi sangat sering, tubuh lemas, rewel, tidak mau menyusu, demam, bahkan pup berdarah atau berlendir. Segera ke dokter jika terjadi gejala seperti ini.

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi