Komplikasi persalinan yang ditandai dengan berkurangnya persediaan kadar oksigen ini bisa berakibat fatal bagi bayi.
Asfiksia adalah kondisi berkurang atau terhentinya aliran oksigen pada tubuh. Asfiksia pada bayi baru lahir (asfiksia perinatal) artinya bayi tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup selama proses persalinan.
Kondisi asfiksia bisa mengakibatkan gangguan pada fungsi organ vital tubuh bayi, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, dan otak.
Bisa Dideteksi
Asfiksia pada bayi baru lahir memiliki gejala yang tidak sama pada masing-masing persalinan. Namun risiko asfiksia bisa ditekan dengan cara melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan.
Dokter akan mengecek apakah denyut jantung bayi normal, terlalu cepat, atau justru lambat. Hal ini penting diketahui karena bisa menjadi salah satu indikator terjadinya asfiksia perinatal.
Selain itu dokter akan memeriksa peningkatan kadar asam dalam aliran darah bayi (asidosis). Jika dokter melihat gejala-gejala akan munculnya asfiksia, biasanya bumil disarankan untuk melakukan persalinan caesar.
Tanda Asfiksia Perinatal
Lalu apa saja tanda-tanda bayi mengalami asfiksia saat baru dilahirkan?
- Tidak menangis saat dilahirkan.
- Kulit kebiruan atau malah pucat.
- Kelihatan susah bernapas.
- Detak jantung melemah.
- Tidak bergerak aktif.
- Otot dan refleks lemah.
- Cairan ketuban hijau.
- Skor Apgar di bawah 3.
Baca juga: 7 Tips Mencegah Kelahiran Prematur
Faktor Penyebab Asfiksia
Asfiksia pada bayi baru lahir bisa dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya bumil dan janin mengalami anemia, tekanan darah tidak normal, penyakit infeksi pada bumil atau janin, gangguan pada plasenta, aspirasi mekonium, persalinan prematur, serta kelelahan saat persalinan.
Kondisi asfiksia saat bayi lahir harus segera ditangani secepat mungkin untuk memperkecil risiko kerusakan pada organ vital bayi.
Baca juga: Ini Sebenarnya yang Dimaksud Keracunan Air Ketuban
Tips Menghindari Asfiksia
Untuk memperkecil risiko asfiksia pada bayi baru lahir, bumil bisa melakukan beberapa hal berikut ini:
1.Melakukan pemeriksaan kehamilan rutin, termasuk USG, untuk memantau kondisi kesehatan janin.
2.Cegah anemia selama kehamilan dengan mengonsumsi makanan bernutrisi yang kaya zat besi, seperti daging merah, daging ikan, daging ayam, hati, sayuran hijau, kacang-kacangan.
Baca juga: Waspada, 4 Bahaya Anemia Saat Kehamilan
3.Lakukan olahraga teratur dengan intensitas sedang untuk melatih kelenturan tubuh dan pernapasan yang berguna saat persalinan kelak, misalnya senam, yoga, meditasi, pilates.
4.Konsumsi vitamin prenatal sesua anjuran dokter.
5.Cukupi waktu istirahat 8-9 jam sehari dan hindari stres.