For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

8 Latihan Sederhana Ini Bisa Mengatasi Anak Cadel

author
Ratih Sukma Pertiwi
Rabu, 3 Juni 2020 | 14:58 WIB
| SHUTTERSTOCK

 

Sudah duduk di sekolah dasar tapi anak masih belum bisa mengucapkan beberapa huruf konsonan dengan jelas alias cadel. Bunda bisa mengatasinya dengan melakukan beberapa latihan sederhana ini di rumah.

Cadel ditandai dengan tidak bisa mengucapkan beberapa huruf konsonan, seperti R, S, Z, T. Normalnya anak sudah bisa mengucapkan semua huruf secara jelas pada usia 7-8 tahun, termasuk huruf R. Jika tidak diatasi dengan tepat cadel bisa saja terbawa hingga dewasa.

Beberapa faktor bisa menjadi penyebab anak cadel, di antaranya oral motorik anak tidak terstimulasi dengan optimal, tongue-tie, penggunaan dot atau empeng, serta lidah berukuran terlalu besar (macroglossia).

Sebelum terlambat, Bunda bisa mengatasi anak yang cadel sejak usianya belum 5 tahun dengan beberapa latihan sederhana di rumah. Dengan rutin melakukan latihan ini, otot-otot oral motor anak bisa terstimulasi dengan lebih baik.

 

1.Mengunyah Permen Karet atau Jelly

Ternyata gerakan mengunyah dengan teratur bisa memperkuat otot-otot pada area mulut, lidah serta rahang sehingga anak lebih jelas berbicara.

Saat makan biasakan anak mengunyah, misalnya nasi dan lauk-pauknya, dengan teratur hingga makanan halus di bagian kanan dan kiri gigi. Jika perlu hitung masing-masing sisi 20 kunyah.

Bisa juga sehari sekali minta anak mengunyah permen karet jika ia sudah bisa mengonsumsinya, atau permen jelly yang kenyal selama 2-3 menit.

 

2.Meniup Kertas

Gerakan meniup kertas juga bisa memperkuat dan melenturkan otot-otot sekitar mulut serta melatih pernapasan anak.

Lakukan 5 menit setiap hari dalam bentuk permainan seru agar anak semangat melakukannya. Misalnya, Bunda dan si kecil berlomba meniup selembar kertas sambil merangkak dari satu tempat ke tempat lain di di rumah. Sekalian olahraga, kan?

 

Baca juga: Tanda Anak Mengalami Keterlambatan Bicara

 

3.Memakai Sedotan

Biasakan anak minum dengan sedotan. Variasikan ukuran sedotan dan jenis minumannya. Usahakan menggunakan sedotan reusable yang lebih ramah lingkungan, ya, Bunda.

Semakin kental minuman, misalnya jus, akan semakin sulit dihisap dan membuat anak berusaha keras untuk menggerakkan mulut, lidah, hingga rahangnya. Lama kelamaan gerakan otot-otot tersebut lebih freksibel dan membantu kemampuan bicaranya.

 

4.Senam Lidah

Untuk melatih kelenturan otot-otot lidah, cobalah ajarkan anak senam lidah dengan melakukan gerakan menjilat bibir.

Caranya, oleskan madu atau selai pada ujung bibir atas, samping kanan kiri, serta bawah. Lalu minta anak untuk menggerakkan lidahnya ke masing-masing titik hingga menyentuh madu atau selai. Lakukan berulang-ulang setiap hari selama 5 menit.

 

5.Meniup Balon

| SHUTTERSTOCK

Gerakan meniup balon atau gelembung sabun juga bisa membantu memperkuat oral motorik anak. Kegiatan ini juga menyenangkan bagi si Kecil, jadi ia dengan senang hati pasti mau melakukannya.

 

6.Bermain Alat Musik Tiup

Terompet, suling, atau pianika juga bisa digunakan untuk melatih otot-otot mulut dan pernapasan anak, lho.

 

Baca juga: 6 Tips Mengenalkan Musik pada Bayi

 

7.Tebak Suara

Misalnya anak belum lancar melafalkan huruf R, Bunda bisa mengajak anak melatihnya dengan menirukan suara benda atau hewan yang mengandung huruf R.

Ajak anak bermain tebak suara hewan atau benda, seperti “kring…kring…,” “brem…brem…,” “roar..roar…,” “dor…dorrr…,”, “grrr…grrrr….”

 

8.Menyanyi di Depan Cermin

| SHUTTERSTOCK

Ajak anak menyanyi atau melafalkan kata-kata yang mengandung huruf konsonan yang belum bisa diucapkannya. Misalnya, lagu Topi Saya Bundar, Kring Kring Ada Sepeda, dan sebagainya.

Lakukan di depan cermin dan berikan contoh gerakan mulutnya sehingga anak bisa meniru.

 

Lakukan latihan-latihan ini setiap hari untuk stimulasi oral motorik anak. Namun jika usia anak sudah lebih dari 7 tahun dan masih cadel meski sudah dilatih, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ke dokter agar mendapat terapi atau penanganan medis yang tepat.

 

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi