Memberikan imunisasi lengkap sangat penting bagi kesehatan anak. Namun di masa new normal seperti ini orang tua yang masih khawatir jika harus membawa anak imunisasi ke rumah sakit. Apa yang sebaiknya dilakukan?
Memasuki fase new normal bukan berarti kembali ke masa-masa normal seperti dulu. Perlu diingat Bunda, covid-19 masih ada di sekitar kita.
Jadi meski sudah diperbolehkan beraktivitas di luar rumah, tetap ada protokol kesehatan yang harus dipatuhi agar tidak tertular covid-19, mulai dari menjaga jarak, memakai masker, serta rajin mencuci tangan.
Selain hal-hal tersebut, dr. Attila Dewanti Sp.A(K) dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta dalam Instagram Live, Jumat (26/6) lalu yang bertema Menjaga Imunitas di Era New Normal menekankan pentingnya makanan dengan nutrisi bergizi seimbang dan cukup istirahat.
“Jadi, anak-anak boleh diajak beraktivitas di sekitar rumah, karena anak juga butuh sinar matahari dan udara luar. Tapi bukan diajak ke mal, restoran, atau pusat keramaian. Tetap lakukan jaga jarak paling nggak 2 meter,” papar Dokter Attila.
Tetap Imunisasi
Untuk menjaga imunitas di era new normal ini juga sebaiknya anak tetap diberikan imunisasi, terutama imunsasi wajib, sesuai jadwal.
Namun kenyataannya, di masa new normal ini masih banyak orang tua yang takut membawa anaknya ke rumah sakit atau klinik kesehatan untuk mendapatkan imunisasi.
“Pada awal masa pandemi, sekitar Maret-April, Ikatan Dokter Anak Indonesia telah membuat kesepakatan bahwa imunisasi boleh ditunda 2 minggu – 1 bulan. Tapi ternyata corona masih ada sampai sekarang, dan belum tahu kapan akan berakhir. Maka, di masa new normal ini pemberian imunisasi tidak boleh ditunda lagi. Tetap harus segera divaksin untuk mendapatkan kekebalan dari penyakit-penyakit yang berbahaya,” terangnya lagi.
Baca juga: Catat, Jadwal dan Manfaat Imunisasi Lengkap Bayi 0 - 12 Bulan
Tempat Aman
Lakukan imunisasi di fasilitas-fasilitas kesehatan yang sudah menjalani protokol kesehatan yang benar.
Misalnya, rumah sakit atau klinik kesehatan yang melakukan pemeriksaan suhu pada pengunjung, aturan mencuci tangan, memisahkan ruangan poli sakit dan poli sehat, pembatasan jumlah pasien, dokter dan perawat memakai APD lengkap, dan sebagainya.
Tidak Dianjurkan Imunisasi di Rumah
Bagaimana jika orang tua memanggil dokter atau perawat untuk melakukan vaksinasi di rumah? Ternyata hal tersebut tidak dianjurkan.
“Alasannya, keamanan vaksin hingga sampai ke rumah itu belum tentu baik. Vaksin, kan, harus disimpan dalam suhu tertentu di penyimpanan khusus. Jika dibawa ke rumah pasien akan memakan waktu, nah efektivitas vaksin dikhawatirkan berkurang,” terang Dokter Attila.
Selain itu, lanjutnya, perlengkapan medik darurat di rumah pun belum tentu lengkap. Misalnya, anak ternyata mengalami reaksi alergi, meskipun peluangnya kecil.
Baca juga: Kata Dokter: Soal Anak Autis Karena Vaksin atau Parenting yang Salah
Jika Sudah Telat Imunisasi
Bagaimana jika imunisasi anak telat jadwal, apakah harus diulang dari awal? Misalnya, seharusnya anak diimunisasi pada bulan Maret, namun karena di awal pandemi corona masih takut ke rumah sakit, maka baru akan diimunisasi bulan Juni.
“Jika telat, tidak-apa-apa tetap saja divaksin dan tidak harus mengulang dari awal. Jadi misalnya anak seharinya mendapat vaksin DPT 3 pada bulan Maret, saat baru divaksin pada bulan Juni tetap mendapat vaksin DPT 3, tidak diulang dari yang pertama,” jelas Dokter Attila.
Yuk, Bunda jangan tunda lagi untuk melakukan imunisasi anak dengan protokol kesehatan yang aman demi menjaga daya tahan tubuh selama masa new normal ini.