If you have never been hated by your child, you have never been a parent.
Bette Davis

Mengenal Sleeping Beauty Syndrome yang Diderita Bayi Shaka

author
Ratih Sukma Pertiwi
Selasa, 21 Juli 2020 | 17:00 WIB
Bayi Shaka didiagnosis mengidap sleeping beauty syndrome. | @denpasar.viral

 

Sleeping Beauty Syndrom membuat bayi Shaka tertidur sejak usia 8 bulan dan kini usianya sudah 18 bulan.

Sebuah video Tiktok yang diunggah seorang ibu di Pamekasan, Madura mendadak viral. Dalam video tersebut terlihat bayi laki-laki yang menggemaskan tertidur dengan pulasnya. Yang mengagetkan sekaligus mengharukan, ternyata bayi bernama Shaka ini telah tertidur selama 10 bulan.

Bisa dibayangkan betapa sedihnya hati sang ibu. Dalam kisahnya, ibunda Shaka mengaku sempat memeriksakan kondisi anaknya ke dokter, dan Shaka didiagnosis mengidap Sleeping Beauty Syndrome.

 

Baca juga: Kebutuhan Tidur Bayi Menurut Usia

 

Sindrom Putri Tidur dan Gejalanya

Tak ada pertanda khas sebelum Shaka terus menerus tertidur. Ibunda Shaka bertutur awalnya sang anak hanya menderita batuk, panas, kejang, dan mengenai saraf.

Upaya non medis pun sempat ditempuh dengan membawa Shaka ke pengobatan alternatif, seperti rukiyah. Namun masih belum membuahkan hasil.

Sleeping Beauty Syndrome sering disebut sebagai Sindrom Putri Tidur atau Kleine-Levin Syndrome.

Dikutip dari situs Kleine-Levin Syndrome Foundation, kondisi kelainan neurologis atau gangguan saraf ini ditandai dengan periode rasa kantuk berulang sehingga penderita mengalami jumlah tidur berlebih. Kleine-Levin Syndrome bisa terjadi pada bayi hingga dewasa muda, namun utamanya pada remaja.

Pada kasus bayi Shaka, ia hanya bisa tidur sepanjang hari. Sesekali ia mengigau dalam tidurnya. Bahkan saat makan dan minum pun harus disuapi sambil matanya tetap tertutup. Otomatis, ia tidak bisa beraktivitas apapun selain tidur.

Sekitar tiga tahun lalu terdapat kasus serupa di tanah air. Echa, seorang anak perempuan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan juga mengidap sleeping beauty syndrome hingga tertidur berkepanjangan.

 

Makan pun harus selalu disuapi sambil tetap terpejam. | @denpasar.viral

 

Baca juga: Bayi Baru Lahir Tidur Terus, Wajarkah?

Secara fisik penderita Sleeping Beauty Syndrome ini terlihat sehat-sehat saja. Gangguan ini bisa berlangsung dalam waktu yang sangat panjang, bahkan bisa hingga 10 tahun atau lebih.

Dalam sehari penderita bisa tertidur pulas hingga 22 jam, dan hanya bangun untuk makan dan minum dalam porsi banyak, serta buang air.

Selain tidur terus menerus, penderita Sleeping Beauty Syndrome remaja atau dewasa pun bisa mengalami perubahan, seperti sering tampak lalai seperti anak kecil, kebingungan, disorientasi, apatis, tidak fokus, sensitif terhadap suara dan cahaya.

Namun pada setiap penderita gejalanya bisa berbeda-beda. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter.

 

Semoga bayi Shaka cepat diberikan kesembuhan, ya.

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi