A father holds his daughter’s hand for a short while, but he holds her heart forever.
Unknown

Perawatan Tepat Untuk Bayi Kuning

author
Ratih Sukma Pertiwi
Selasa, 11 Agustus 2020 | 15:38 WIB
Bayi kuning | SHUTTERSTOCK

Meski umum terjadi, penyakit kuning atau jaundice pada bayi sebaiknya ditangani dengan tepat baik ketika masih di rumah sakit maupun sudah pulang ke rumah.

Bunda yang baru melahirkan pasti merasa khawatir jika bayinya mengalami penyakit kuning. Penyakit ini memang rata-rata muncul pada minggu pertama kelahiran. Bahkan menurut American Pregnancy Association, penyakit kuning terjadi pada sekitar 60% bayi di 1-2 minggu pertama kelahirannya.

Gejala yang umum ditemui adalah kulit bayi menguning mulai dari wajah lalu ke area dada, perut, hingga tangan dan kaki.  Selain itu bagian putih bola mata juga menguning, urine lebih kecokelatan atau pekat, tubuh lemas, serta bayi tidak mau menyusu.

Penyakit kuning ini disebabkan oleh meningkatnya kadar bilirubin (substansi kuning) dalam darah bayi. Bilirubin merupakan enzim yang diproduksi untuk mengurai sel darah merah yang diproduksi oleh organ hati.

Namun karena organ hati bayi belum berkembang sempurna, kelebihan bilirubin ini tidak bisa dibuang lewat urine atau feses sehingga menumpuk dalam tubuh bayi.

Sebetulnya bilirubin ini sudah ada sejak bayi dalam kandungan, namun pada saat itu tubuh ibu yang mengambil kelebihan bilirubin dari tubuh bayi.

Meskipun penyakit kuning normal terjadi pada bayi baru lahir dan bisa pulih dengan sendirinya, ternyata ada beberapa kondisi bayi kuning yang perlu diwaspadai, yaitu pada bayi-bayi yang lahir prematur atau berat badan lahir rendah, mengalami cedera persalinan, dehidrasi akibat kesulitan menyusu, menderita infeksi tertentu, serta adanya kelainan organ.

Lalu bagaimana perawatan bayi kuning yang tepat?

 

1.Sering Susui

Jika bayi sudah dibawa pulang ke rumah dan mengalami tanda-tanda penyakit kuning, cobalah dalam beberapa hari ke depan Bunda lebih sering memberikan ASI sekitar 8-12 kali dalam 24 jam atau susu formula sekitar 6-10 botol @30-40ml dalam 24 jam.

Dengan sering disusui sistem pencernaan bayi akan lebih aktif dan bilirubin pun akan ikut keluar bersama urine atau feses.

Jadi meski bayi di awal kelahirannya akan sering tertidur, upayakan setiap 2 jam sekali berikan ASI atau susu formula. Jika dibiarkan tidur terus bayi akan mengalami dehidrasi dan memperparah kondisi kuningnya.

 

Baca juga: 8 Trik Agar Bayi Baru Lahir Mau Menyusu

 

| SHUTTERSTOCK

 

2.Jemur Bayi

Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi akan membantu memecah enzim bilirubin dan memudahkan tubuh menghilangkan warna kuning tersebut.

 

Baca juga: Manfaat Menjemur Bayi di Pagi Hari

 

3.Bawa Ke Dokter Jika…

Jika dalam waktu satu minggu kondisi bayi tidak membaik, misalnya semakin terlihat lemas, sulit dibangunkan saat tidur, demam, lebih rewel, kondisi kuning menyebar dengan cepat, frekuensi buang air kecil jarang, fesesnya pucat, Bunda sebaiknya segera membawa bayi ke dokter.

Hal ini harus segera dilakukan untuk menghindari kadar bilirubin yang terlalu tinggi dan merusak sel-sel otak bayi. Salah satu penanganan medis yang bisa dilakukan adalah fototerapi atau terapi cahaya spektrum biru.

| SHUTTERSTOCK

 

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi