There is no such thing as a perfect parent. So just be a real one.
Sue Atkins

Ini 6 Gangguan Kehamilan Wajib Diwaspadai

author
Ratih Sukma Pertiwi
Jumat, 11 September 2020 | 17:35 WIB
Kehamilan sehat | SHUTTERSTOCK

 

Selama kehamilan ibu bisa mengalami beragam gangguan kehamilan baik fisik maupun psikis. Apa saja gangguan kehamilan yang harus diwaspadai?

 

Menurut dr. Putri Deva Karimah, B.Med.Sci, Sp.OG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Pondok Indah – Pondok Indah, setidaknya ada 6 gangguan kehamilan yang perlu diwaspadai.

 

1.Perdarahan

Bisa disebabkan karena infeksi, keguguran, atau perdarahan di dalam rahim. Bisa terjadi pada trimester berapapun selama kehamilan. 

 

2.Placenta Previa

Pada kondisi normal plasenta berada di dekat bagian atas rahim. Sedangkan pada kondisi plasenta previa artinya letak plasenta bergeser ke bagian bawah rahim yang berpotensi menutupi serviks sebagian atau seluruhnya.

Letak plasenta yang terlalu rendah ini bisa menyebabkan pendarahan hebat sebelum atau selama persalinan.

 

Baca juga: 5 Hal Tentang Plasenta Previa yang Harus Kamu Ketahui

 

3.Solusio Plasenta

Bantalan plasenta terlepas dari rahim. Terasa nyeri atau tegang di bagian perut karena ada perdarahan dalam rahim.

Kehamilan | SHUTTERSTOCK

 

4.Preeklampsia

Tekanan darah tinggi pada kehamilan yang berefek buruk pada plasenta, misalnya plasenta bisa terlepas.

Preeklampsia bahkan menjadi penyebab kematian ibu hamil kedua tertinggi setelah perdarahan. Jadi selalu cek tekanan darah selama kehamilan, ya, Bunda.

 

Baca juga: Waspadai, Ini Perbedaan Bengkak Biasa dan Gejala Preeklampsia

 

5.Diabetes Gestasional

Ada ibu hamil yang tidak punya riwayat diabetes sebelum hamil, tetapi saat hamil gula darahnya jadi tinggi (diabetes gestasioal). Kondisi ini membuat janinnya menjadi besar (makrosomini).

“Bayi  juga bisa berisiko diabetes karena selama kehamilan janin disuplai gula darah yang banyak dari plasenta dan pembuluh darah ibu. Begitu bayi keluar dari rahim, plasentanya sudah lepas, dipotong tali pusatnya, berarti asupan gula darahnya tiba-tiba berkurang. Akhirnya bayi bisa mengalami hipoglisemi, yaitu turunnya kadar gula darah di bawah normal,” jelas Dokter Putri.

Oleh sebab itu kadar gula darah ibu harus dipantau selama kehamilan. “Cek juga  gerakan janin dan kontrol berat badannya,” tambah Dokter Putri.

 

Baca juga: Waspada, 4 Bahaya Anemia Saat Kehamilan

 

 

6.Anemia

Kekurangan nutrisi zat besi bisa menyebabkan ibu hamil mengalami anemia dan berefek pada janinnya.  “Paling sering, karena gizinya tidak cukup akhirnya berat badan lahirnya rendah.”

Oleh sebab itu, sebaiknya bumil memeriksakan kadar Hb-nya. Pada trimester kedua biasanya kadar Hb bumil lebih rendah, tetapi batas minimalnya 10. Jika Hb di bawah 10 dan kadar feritin (zat besi) juga rendah, maka harus segera ditangani. Salah satunya dengan pemberian suplementasi zat besi.

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi