When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Tentang Melahirkan Normal Setelah Caesar atau VBAC, Apa yang Harus Diperhatikan?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Senin, 9 November 2020 | 18:11 WIB
Sebelum melakukan VBAC, ketahui kriteria dan risiko yang bisa dialami bumil. | SHUTTERSTOCK

 

Belum lama Sabai Dieter, istri aktor Ringgo Agus Rahman melahirkan anak keduanya melalui metode VBAC. Apa, sih, VBAC? Yuk, ketahui lebih dalam mengenai VBAC dan apa saja yang harus diperhatikan sebelum Bunda menjalani VBAC.

Bunda yang ingin merasakan kesempatan melahirkan normal setelah operasi caesar nyatanya bukan suatu hal mustahil. Vaginal birth after caesarean (VBAC) dalam istilah medisnya.

Prosedur VBAC tentu saja sebaiknya dalam pengawasan dokter kandungan Bunda untuk mengetahui persiapan dan risiko apa saja yang mungkin terjadi. Selama pemeriksaan kehamilan, dokter akan memutuskan apakah Bunda bisa menjalankan VBAC atau tidak.

 

Tonton Kata Dokter: Operasi Caesar Boleh Dilakukan Berapa Kali?

 

Pada umumnya ada beberapa kriteria bumil yang bisa melakukan VBAC:

1.Ukuran dan berat janin normal. Biasanya berat bayi tidak lebih dari 4 kilogram.

2.Ukuran panggul bumil cukup besar dilewati bayi dalam proses persalinan.

3.Posisi bayi normal, artinya kepala di bagian bawah rahim.

4.Tidak lebih dari tiga kali melakukan operasi caesar.

5.Sayatan operasi caesar horizontal atau melintang dan rendah.

6.Tidak menderita gangguan kehamilan dan persalinan, seperti plasenta previa, preeklampsia, ruptur uteri (robekan rahim).

7.Usia bumil tidak lebih dari 40 tahun.

8.Usia kehamilan tidak lebih dari 40 minggu.

9.Jarak kehamilan terakhir minimal 18 bulan.

 

Baca juga: Sudah Melahirkan, kok, Perut Masih Seperti Hamil?

 

Waspada Risiko

Meski aman, ada beberapa risiko yang harus diperhatikan sebelum melakukan VBAC. Bagi bayi, VBAC yang tidak berjalan lancar bisa menyebabkan komplikasi serius yang bisa mengakibatkan infeksi dan kerusakan organ.

Risiko lainnya adalah robekan yang lebih besar pada bagian rahim, bagian sayatan caesar, dan bagian perenium. Hal ini bisa memicu perdarahan hebat bahkan pengangkatan rahim. Maka untuk mencegah hal ini Bunda sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan.

 

Baca juga: Rahim Diangkat Pasca Melahirkan, Apa Penyebabnya?

 

Selain itu, lakukan olahraga rutin dalam intensitas ringan, latihan pernapasan, serta melakukan pijat perenium untuk menambah kelenturan saat proses melahirkan.

Bunda juga sebaiknya hindari terlalu cemas. Tetap berpikir positif namun hindari memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi. Jika ternyata VBAC tidak berjalan mulus, dokter bisa menyarankan untuk kembali menjalani operasi caesar demi keselamatan bayi dan Bunda. Di sinilah pentingnya Bunda memilih fasilitas kesehatan yang memadai, misalnya rumah sakit dengan fasilitas kamar operasi lengkap serta ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit). 

Keuntungan menjalani VBAC tentu saja pemulihannya lebih cepat ketimbang operasi caesar sehingga Bunda tak perlu lama menginap di rumah sakit.

Nah, setelah mengetahui persyaratan dan risikonya, semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Bunda sebelum menjalani VBAC. Terpenting, rutinlah berkonsultasi pada dokter kandungan untuk memastikan kondisi kehamilan Bunda.  

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi