Selain berat badan, tinggi badan menjadi indikator penting bagi pertumbuhan balita, sehingga sebaiknya diukur secara berkala. Jika tak sempat ke fasilitas kesehatan, Bunda bisa mengukur sendiri tinggi badan si Kecil di rumah dengan patokan sebagai berikut.
Tinggi badan anak bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal lebih kepada potensi tinggi genetik yang diwariskan dari tinggi badan orang tua dan penyakit bawaan yang diderita anak.
Sementara faktor eksternal yang memengaruhi tinggi badan anak lebih kepada paparan lingkungan, asupan nutrisi, waktu istirahat, serta aktivitas fisik harian. Yuk, kita bahas faktor tersebut satu per satu, Bunda!
1.Asupan Nutrisi
Tinggi badan anak yang tidak ideal bisa dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tidak seimbang, bisa kekurangan atau kelebihan. Akibatnya tinggi badan anak bisa tidak optimal, bahkan menderita perawakan pendek atau stunting.
Hindari sedini mungkin dengan memberikan asupan nutrisi seimbang bahkan sejak masa kehamilan. Cukupi kebutuhan protein, kalsium, dan vitamin D yang bisa didapat di antaranya dari ikan, daging merah, susu, telur, kacang-kacangan, gandum utuh.
2.Penyakit Bawaan
Beberapa anak terlahir dengan mengidap gangguan atau penyakit, seperti berat badan rendah, down syndrome, kelainan darah, tiroid, dan sebagainya yang kadang kala harus menjalani pengobatan jangka panjang dan berpengaruh ada pertumbuhan anak.
Baca juga: Begini Cara Memperkirakan Tinggi Badan Anak Kelak
3.Aktivitas Fisik
Ternyata anak yang lebih banyak bergerak memiliki pertumbuhan tulang yang lebih optimal. Beraktivitas fisik rutin juga merangsang hormon pertumbuhan.
Aktivitas fisik tidak melulu olahraga serius, melainkan olahraga yang bersifat permainan. Atau, bisa juga aktivitas fisik yang menyenangkan bagi anak seperti menari, melompat, berenang, berkebun, mencuci mobil, dan sebagainya. Ajak anak rutin beraktivitas fisik 3-4 kali seminggu minimal 60 menit.
4.Waktu Istirahat
Saat tidur tubuh memperbaiki sel-sel yang rusak. Hormon pertumbuhan (growth hormone) juga akan dilepaskan yang fungsinya merangsang pertumbuhan linear (tinggi badan), pembentukan massa otot, dan menurunkan proporsi lemak tubuh. Jadi cukupi kebutuhan tidur balita Bunda, yaitu 10-13 jam sehari.
Baca juga: Ingin Anak Tumbuh Lebih Tinggi? Beri 9 Makanan Ini
Mengukur Tinggi Badan Ideal Balita
Untuk mengetahui apakah balita Bunda memiliki tinggi badan yang ideal bisa dengan mengukurnya sendiri di rumah. Caranya sebagai berikut:
1.Pastikan anak tidak menggunakan alas kaki. Lepaskan juga aksesori yang bisa menghalangi pengukuran tinggi secara akurat, seperti ikat rambut, bando, topi, dan sebagainya.
2.Minta anak berdiri di atas permukaan lantai yang rata dalam posisi tegak, kaki rapat, pandangan lurus ke depan, dagu sejajar dengan lantai.
3.Bagian belakang tubuh anak menempel ke dinding yang rata. Mintalah bantuan dari pasangan atau keluarga untuk menjaga agar balita tidak banyak bergerak.
4.Letakkan penggaris di atas kepala anak dan membentuk sudut yang tepat dengan dinding, lalu tandai tinggi anak dengan pensil.
5.Minta anak menjauh dari dinding agar Bunda bisa mengukur menggunakan meteran dengan tepat dari lantai hingga bagian yang ditandai tadi.
6.Jangan lupa ukur tinggi balita secara rutin setiap bulan dan catat pertumbuhan tingginya.
Baca juga: Kurang Tidur Picu Obesitas Pada Anak, Ini Penjelasan Dokter Olga
Sebagai panduan, berikut ini ukuran tinggi badan ideal balita yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2020:
Usia 1-2 tahun
Anak perempuan: 74 cm - 86 cm
Anak laki-laki: 75,7 cm – 87,8 cm
Usia 2-3 tahun
Anak perempuan: 85,7 cm – 95,1 cm
Anak laki-laki: 87,8 cm – 96,1 cm
Usia 3-4 tahun
Anak perempuan: 95,1 cm – 102,7 cm
Anak laki-laki: 96,1 cm – 103,3 cm
Usia 4-5 tahun
Anak perempuan: 102,7 cm – 109,4 cm
Anak laki-laki: 103,3 cm – 110 cm