Selain sebagai sumber nutrisi terbaik bagi bayi hingga usia 6 bulan, pemberian ASI eksklusif ternyata menurunkan risiko berbagai jenis alergi pada bayi dan anak kelak.
Si Kecil sering bersin dan pilek di pagi hari? Atau, kulitnya sering kemerahan setelah mengasup makanan atau minuman tertentu. Hati-hati, Bunda, bisa jadi itu tanda-tanda alergi.
Alergi adalah reaksi hipersensitivitas tubuh terhadap zat tertentu yang terjadi karena mekanisme imunologis. Beberapa jenis alergi yang sering terjadi pada anak di antaranya rhinitis alergi, asma serta dermatitis atopik yang diderita sekitar 11% bayi di Indonesia.
Selain itu ada juga alergi makanan yang umumnya dalam bentuk alergi susu sapi. Data World Allergy Organization (WAO) dalam The WAO White Book on Allergy: Update 2013 menunjukkan angka prevalensi alergi mencapai 10-40% dari total populasi dunia, dan 7,5% di antaranya alergi susu sapi pada anak.
Tentu saja alergi akan berpengaruh pada penurunan kualitas hidup anak, termasuk konsentrasi berkurang, gangguan tidur, gangguan tumbuh kembang, serta hambatan aktivitas sosial.
Simak video Kata Dokter: Kupas Tuntas Alergi Makanan Pada Anak
Penanganan alergi sedini mungkin menjadi jalan terbaik untuk mencegah perburukan gejalanya. Selama ini cara yang paling direkomendasikan oleh para ahli kesehatan adalah dengan menjauhi alergen atau pencetus alerginya.
Selain itu ternyata pemberian ASI eksklusif juga bisa membantu menurunkan risiko alergi pada bayi dan anak kelak. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan, lalu dilanjutkan pemberian ASI dengan makanan tambahan hingga usia 2 tahun.
Baca juga: Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa Pada Anak, Apa Bedanya?
Berbagai penelitian pun menunjukkan komposisi ASI eksklusif dapat memberikan proteksi terhadap risiko berbagai jenis alergi pada bayi, termasuk bayi-bayi berisiko tinggi, dan anak-anak, di antaranya:
- Pada kasus dermatitis atopik, pemberian ASI eksklusif selama paling sedikit 3-4 bulan menurunkan peluang munculnya alergi tersebut pada bayi.
- Pada kasus asma, angka kejadian asma pada bayi berisiko tinggi hingga usia 5 tahun berkurang dengan pemberian ASI eksklusif.
- Pada kasus rhinitis alergi, dalam penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah murid sekolah dasar di Yogyakarta pada tahun 2015 mencapai kesimpulan bahwa pemberian ASI eksklusif merupakan faktor protektif terhadap rhinitis alergi pada anak.
- Pada kasus alergi susu sapi, pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan dapat menurunkan kejadian alergi susu sapi pada 18 bulan pertama kehidupan.
Baca juga: Tanda-tanda Bayi Alergi Susu Sapi
Nah, Bunda ingin tahu apa saja komposisi ASI ekskusif yang bisa menurunkan risiko alergi pada bayi dan anak?
1.Laktoferin
ASI eksklusif mengandung Laktoferin, yaitu zat yang memiliki kemampuan bakteriostatik, antiviral serta antiinflamasi.
Laktoferin menstimulasi pertumbuhan bakteri intestinal, mempercepat pematangan saluran cerna sehingga mengurangi infeksi saluran cerna dan mencegah perkembangan alergi.
Baca juga: Si Kecil Menderita Eksim? Kenali Gejala dan Pemicunya
2.Immunoglobulin A
Berfungsi sebagai mekanisme pertahanan dengan merangsang proses pematangan saluran cerna sehingga siap menerima antigen yang masuk, melapisi mukosa barrier usus, mencegah masuknya bakteri pathogen ke villi usus, berikatan dengan mikroba pada membran mukosa bayi termasuk alergen sehingga mencegah masuknya bakteri pathogen dan alergen ke epitel usus dan mencegah sensitisasi alergen.
3.Transforming growth factor β (TGF β)
Berperan sebagai anti-inflamasi yang dapat menghambat proses inflamasi dan menginduksi produksi IgA yang bisa mencegah penyakit alergi.
Yuk, Bunda sebisa mungkin berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi!