Penyanyi Siti Nurhaliza sedang menanti kelahiran anak keduanya. Jika di kehamilan pertamanya, pelantun lagu Cindai itu sempat mengalami flek, bagaimana dengan kehamilan yang sekarang? Apalagi Siti diketahui hamil kedua ini saat usianya menginjak 41 tahun.
Saat ini usia kehamilan Siti sudah memasuki 5 bulan. Ia dan sang suami, Datuk Seri Khalid Mohamad Jiwa atau Datuk K pun sudah mengumumkan jenis kelamin calon anak kedua mereka di akun Instagram Siti @ctdk.
“Pada majlis yang sama, saya dan suami juga mengumumkan Siti Aafiyah bakal mendapat adik lelaki. Alhamdulillah, moga sihat, sempurna dan menjadi anak soleh. Allah kurnia sepasang yang sangat bermakna. Doakan saya sepanjang kehamilan hingga saat melahirkan nanti,” tulis Siti.
Dilansir dari mStar, Siti dan Datuk K pun sudah menyiapkan nama untuk anak kedua mereka kelak. Oleh karena berjenis kelamin laki-laki, maka akan disematkan nama Muhammad kemudian diikuti oleh nama dengan huruf A.
“Tetapi apapun, saya bersyukur dengan anugerah terindah ini,” kata Datuk K.
Risiko Komplikasi
Siti cukup lama menanti kehadiran buah hati pertamanya, Siti Aafiyah Khalid. Ia kemudian diketahui hamil melalui proses bayi tabung saat usia pernikahannya dengan Datuk K memasuki tahun ke-12. Di kehamilan pertamanya, Siti pernah mengalami flek.
Bersyukur, di kehamilan keduanya, sejauh ini Siti tidak mengalami masalah apapun. “Saya bersyukur sejauh ini tidak ada masalah. Di kehamilan pertama pernah ada pendarahan tapi yang ini semua dipermudah. Doakanlah sampai akhir bersalin saya diberi kesehatan dan kekuatan,” ucap Siti yang diprediksi akan melahirkan di bulan April 2021 ini.
Untuk menjaga kandungannya, Siti sudah membatasi kegiatannya. “Saya memang berjaga-jaga dan tidak keluar rumah kecuali memang ada yang sangat penting,” pungkasnya.
Dikutip dari Healthline, hamil saat usia tidak muda (di atas 35 tahun) memang lebih menantang. Bunda mungkin akan mengalami lebih banyak rasa sakit atau nyeri karena persendian dan tulang yang sudah mulai kehilangan massa seiring bertambahnya usia.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), risiko komplikasi kehamilan dan kelahiran pun meningkat seiring bertambahnya usia. Beberapa risiko yang akan dialami ibu hamil saat berusia menjelang 40 tahun, antara lain:
- Kelahiran sesar (operasi sesar).
- Diabetes gestasional.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Persalinan dan kelahiran premature.
- Risiko keguguran yang lebih tinggi.
- Preeklampsia.
Baca juga: Kenali Tanda-tanda Preeklampsia Pada Ibu Hamil
Lebih Siap Secara Emosional
Kendati kehamilan di usia 40 tahun lebih memiliki risiko yang lebih banyak dibanding kehamilan pada golongan usia yang lebih muda (di bawah 35 tahun), namun Bunda bisa secara intensif mengkonsultasikannya pada dokter obgyn.
Baca juga: Yang Perlu Diperhatikan Saat Hamil di Usia 40 Tahun
Dokter biasanya akan membicarakan tentang semua faktor risiko, cara menghindarinya dan akan memantau ketat kondisi kesehatan Bunda. Jadi Bunda enggak usah terlalu stres jika memang mengalami kehamilan di usia yang tak muda lagi.
Bunda bisa pikirkan kelebihan hamil di usia 40 tahun berikut ini:
- Lebih Siap Secara Emosional
Usia memang tidak bisa menjadi patokan tetapi banyak yang merasa di usia 40 tahun orang lebih siap secara emosional. Apalagi jika didukung dengan kuat oleh lingkungan terdekatnya, Bunda akan lebih siap menghadapi up and down masa kehamilan, kelahiran, menyusui hingga mengasuh anak.
- Keuangan Lebih Stabil
Setelah bekerja, menabung, atau berinvestasi di masa usia 20-30an, Bunda mungkin akan memiliki keuangan yang stabil sehingga cukup untuk biaya membesarkan anak.
- Lebih Fokus pada Keluarga
Di usia 40 tahunan, Bunda mungkin telah mencapai banyak tujuan dari segi karier atau pendidikan sehingga bisa lebih fokus dalam membangun keluarga.
Jadi, tetap semangat jika Bunda ternyata hamil di atas usia 40 tahun. Kuncinya, tetap rutin memeriksakan kandungan ke dokter dan lakukan pola hidup sehat.