Setahun ditinggalkan Ashraf Sinclair untuk selama-lamanya, Bunga Citra Lestari mengaku sudah siap melangkah lagi. Namun jika bisa waktu diputar lagi, ia ingin bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan sang suami.
BCL mengaku dulu prioritas hidupnya adalah karier dan bekerja. Saking sibuknya mengejar karier, ia merasa seperti selalu ‘berlari’ dengan dirinya dan kariernya. Meski begitu, ia mengaku masih tetap punya waktu untuk anaknya dan juga sang suami, Ashraf Sinclair.
“Gue masih punya waktu untuk Ashraf, untuk Noah, gue tetap masak di rumah tapi if I know waktunya cuma segini (Ashraf meninggal di usia muda), pasti beda. Pilihan (prioritas) gue akan beda. Jadi one of my greatest regret, kaya I wish gue bisa lebih spend more time, but nobody knows,” kata BCL dalam vlognya di kanal Youtube @IT’s ME BCL.
“Tapi di luar itu semua, keadaan yang terjadi menyadarkan gue, selama ini gue lari tapi gue lari sendiri. Enggak tahu gue larinya kemana. Dan ketika elo kehilangan seseorang, gue jadi berpikir ‘ngapain lo lari-lari’, just slow down and enjoy little moment you have,” sambung BCL lagi bijak.
Cari Figur Seperti Ashraf
Oleh karena itu, setelah kepergian Asharf, BCL memilih untuk mengambil waktu untuk dirinya sendiri dan tentu untuk buah hatinya, Noah Sinclair.
“Gue bener-bener slow down, take my time. Selama ini gue terlalu berdedikasi menyenangkan banyak orang. Sekarang gue pengin isi hidup gue, pengin isi jiwa gue,” kata BCL yang mengaku sejak dokter menyatakan nyawa Ashraf tidak tertolong lagi, di detik itu pula ia sudah menerima keadaan itu.
“Waktu itu gue cuma datangin Noah dan bilang, ‘Noah, Daddy udah enggak ada, ya. I’m so sorry’. Gue sama sekali enggak nangis. Tapi dari situ gue kaya bengong, udah enggak inget lagi siapa yang ngurusin ini itu, siapa yang datang, gue kaya melayang aja, enggak inget apa, enggak bisa nangis. Gue skip (peristiwa-peristiwa) di minggu-minggu awal (Ashraf meninggal). Katanya sih itu kaya shock. Enggak ada momen gue nangis histeris. Saking tenangnya (respon BCL), orang takut gue gila. Tapi kalau gue histeris, anak gue lihat, gimana?”
BCL bisa menerima jika ditinggal oleh sang suami. Namun yang justru ia tidak terima adalah sang anak yang kini sudah tidak memiliki bapak lagi. BCL tak terbayang Noah yang masih berusia 9 tahun harus melewati cobaan yang begitu berat.
“Sebagai seorang bu, gue sampai sekarang masih enggak bisa liat Noah yang udah enggak punya bapak. Anak gue enggak punya orang yang dekat sama dia. Nih, mau cari figure orang kaya Ashraf di mana, nih. Bukan sebagai pasangan gue tapi sebagai orang yang ada di dekat Noah aja. Untuk ngajarin Noah hal-hal yang enggak bsia gue ajarin. Sedih banget, soalnya dia dekat banget sama ayahnya.”
Lebih Baik Diselingkuhi
BCL bercerita sejak kecil hingga dewasa, ia takut pada kematian. Ia juga takut merasakan kehilangan orang yang sangat dekat dan ia sayangi. “Sampai-sampai, jika ada yang bertanya BCL menyebut lebih baik diselingkuhi pasangan dibanding pasangannya meninggal.
“Sampai kasarnya, kalau ada yang tanya ‘mendiangan suami elo selingkuh apa meninggal? Ya mendingan suami gue selingkuh, diambil orang lain karena dia masih ada. Ketika elo menikah dengan seseorang yang begitu sangat kamu cintai, kalau dia happy with someone else, ya udah. Itu kalau pendapat gue pribadi, ya. Sakit (diselingkuhi) iya, tapi dia mendapatkan kebahagiaan. Tapi kalau dia udah enggak ada, ya udah enggak ada lagi, nih, orangnya. Tapi tentu orang punya pendapat beda-beda,” kata BCL.
Ia dan Noah kini sudah mulai menata hidupnya. BCL berharap, sang anak sudah bisa menerima kondisi mereka hanya memiliki satu sama lain, meski sahabat dan kerabat juga selalu mengelilingi mereka.
Pernah terpikir untuk ‘menyusul’ Ashraf?
“Sama sekali enggak. Karena gue tahu Ashraf mau gue ada sama Noah. Dia enggak akan pergi kalau dia enggak percaya gue bisa (mengurus) sama Noah,” pungkas BCL.
Baca juga: 8 Tips Membantu Anak Melewati Masa Duka
Kado Ulang Tahun Terakhir
BCL pun bercerita soal kesan ulang tahun terakhirnya bersama Ashraf di tahun 2019 silam. Jika sebelumnya Ashraf suka memberikan barang mewah seperti tas atau berlian sebagai kado ulang tahun untuk BCL, namun di tahun itu ia memberikan istrinya buku kosong dan sebuah pulpen.
“Waktu itu Ashraf bilang ‘pasti kamu bingung kenapa kadonya begini.’ Padahal dia tahu kalau gue enggak suka menulis. Tapi dia bilang kalau buku dan pulpen ini sebagai simbol. ‘Anggap aja buku ini it’s your life. Pulpen ini kekuatan kamu. Kamu bisa menulis apa aja di buku itu,” kata BCL menceritakan kata-kata Ashraf waktu itu.
Dan benar saja, BCL tidak pernah menyentuh buku itu karena ia memang tidak suka menulis. “Tapi buku itulah yang selalu gue pegang sampai sekarang. Gue baru tahu arti simbol Ashraf memberikan buku itu. Sekarang gue selalu menulis apa yang gue rasain di buku itu. Jika sebelumnya, gue selalu bertukar cerita sama Ashraf, yang sekarang udah enggak bisa lagi, jadi gue tulis semua perasaan di buku itu.”
Dan enggak bisa dipungkiri sampai saat ini, rasa kehilangan itu masih tetap dirasakan BCL. Jika ia teringat Ashraf dan masih ingin menangis, ia tak akan menahannya.
“Rasa sakit itu masih ada tapi gue harus hidup terus. Gue enggak akan membuat diri gue sibuk kerja kaya orang gila (untuk melupakan kesedihannya), tapi gue biarin perasaan sedih itu datang. Gue tahu gue enggak sendirian. Inilah yang harus dilewatin dan harus dijalanin. Masa pandemi ini seperti membantu gue untuk take my time dan melihat ke dalam diri gue lagi.”
Ia dan Noah bahkan di malam pergantian tahun 2021 yang lalu saling memberi selamat karena sudah berhasil melewati tahun yang berat bersama-sama.
“Kita saling memberi selamat. ‘Noah kita bisa melewati tahun 2020, kita harus lebih semangat lagi.’ Sekarang fokus gue hanya Noah. Gue berharap Noah bisa seperti ayahnya yang bisa menghargai perempuan,” ucap BCL.