Bunda, tepat hari ini, atau tiap tanggal 24 Maret, hari Tuberkolusis Sedunia atau World Tubercolusis Day diperingati. Tuberkolusis atau yang sering disebut TBC atau TB merupakan salah satu penyakit kronis dan menular yang dapat dicegah dan disembuhkan.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2018 tercatat ada setidaknya 10 juta orang yang terjangkit TB, dan 1,1 juta di antaranya merupakan anak-anak. TB pada anak terjadi dengan proses yang sama seperti orang dewasa, yaitu terhirupnya bakteri Mycobacterium tubercolusis yang ada di udara.
Anak-anak yang terkena TB kemungkinan besar tidak tertular dari teman sebayanya, melainkan dari orang dewasa yang menderita penyakit tersebut.
Untuk meminimalisir penularan dan dampak jangka panjang TB pada anak-anak. ada beberapa tanda yang perlu diketahui termasuk oleh orang tua. Melansir dari halaman TB Anak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, gejala umum TB pada anak adalah batuk, demam dan penurunan berat badan. Sedangkan gejala utamanya adalah lesu dan penurunan keaktifan.
Jika anak mengalami beberapa gejala tersebut, segeralah berkonsultasi ke dokter. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan fisik, foto rontgen dada, dan pemeriksaan yang lebih akurat adalah tes kulit tuberculin atau tes Mantoux. Selain itu bisa dilakukan pemeriksaan dahak dan kultur dahak untuk mengetahui apakah kuman TB ada di dalam tubuh anak, khususnya di saluran pernapasan.
Baca juga: Kata Dokter: Sesakit Apa, sih, Anak Sebaiknya Tidak Sekolah?
Tahapan TB pada Anak
Ada 2 tahap penyakit TB pada anak yang perlu diketahui perbedaannya, yaitu:
- Tahap paparan (exposure)
Pada tahap ini, jika daya tahan tubuh anak cukup kuat, meski telah terinfeksi kuman TB anak tidak akan menimbulkan gejala apapun. Sebagian besar kasus TB pada anak hanya sampai pada tahap paparan. Anak tidak mengalami keluhan apa pun meski hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anak pernah terpapar TB.
- Tahap TB aktif
Sebaliknya jika daya tahan tubuh anak tidak cukup kuat untuk melawan paparan TB yang masuk, selanjutnya TB akan berkembang dan menyebabkan gejala seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu batuk (biasanya lebih dari 3 minggu), bisa juga disertai batuk berdarah, demam (lebih dari 2 minggu), kehilangan nafsu makan sehingga tubuh jadi lemah dan berat badan menurun, berkeringat di malam hari tanpa sebab, hingga sesak napas.
Mitos dan Fakta TB pada Anak
Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap penyakit TB dapat menimbulkan kesalahpahaman yang merugikan pasien dengan penyakit TB. Penanganan pun menjadi kurang tepat dan tidak maksimal.
Lalu apa saja mitos seputar TB yang patut diketahui kebenarannya oleh orang tua?
TB adalah penyakit keturunan
Fakta: Penularan TB memang sangat memungkinkan terjadi dari orang tua kepada anak, namun hal ini bukan berarti TB merupakan penyakit keturunan, karena tidak ada hubungan antara TB dengan kondisi genetik atau riwayat kesehatan keluarga.
TB dapat menular di dalam keluarga karena kuman TB menyebar melalui udara lewat percikan air liur saat pengidapnya batuk, bersin, tertawa, bahkan berbicara. Sehingga anak-anak yang memiliki kontak erat dengan orang tua satu rumah sangat mungkin tertular.
TB merupakan penyakit masyarakat ekonomi rendah
Fakta: TB dapat menyerang siapapun terlepas dari status ekonominya. Faktanya, TB menyerang mereka dengan sistem kekebalan tubuh lemah, termasuk penderita HIV dan diabetes. Selain itu tempat tinggal dengan sanitasi kurang baik yang lembap, sempit dan kurang terpapar sinar matahari juga dapat meningkatkan potensi seseorang terpapar kuman TB.
TB hanya menyerang paru-paru
Fakta: Pernyataan ini tidak tepat dan dapat mengurangi kewaspadaan. Karena faktanya, meski awalnya TB memang akan mengendap di paru-paru, namun jika tidak diobati dengan baik, bakteri dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti tulang, kelenjar getah bening usus, saraf dan organ lainnya. Kondisi ini disebut juga dengan TB ekstra paru.
Baca juga: 6 Terapi Sederhana Ketika Bayi Batuk Pilek
TB merupakan penyakit yang mudah menular
Fakta: Pernah mendengar anjuran untuk menjauhi pengidap TB agar tidak ikut tertular? TB memang penyakit menular namun bukan berarti kita harus menjauhi pengidapnya bahkan mengasingkan mereka sama sekali. Bersalaman, berpelukan, bahkan berciuman dengan pengidap TB tidak akan serta merta menularkan penyakit ini.
Bakteri atau kuman TB tidak bisa menempel pada pakaian atau kulit. Bakteri ini hanya bisa ditularkan ketika keluar dari cairan liur pengidap TB dan terhirup melalui udara oleh seseorang yang memiliki kontak dekat dalam waktu lama serta rutin dengan penderita.
Orang dengan TB sudah pasti sakit dan tidak bisa sembuh
Fakta: Kurang tepat karena nyatanya hanya 10% orang yang terinfeksi bakteri tuberkolusis akan menderita penyakit TB. Kondisi ketika bakteri masuk ke tubuh namun sistem kekebalan tubuh kita membuatnya tidak aktif disebut dengan TB laten. Dan pengidap TB bisa sembuh total hingga 99% dengan cara mengonsumsi obat selama 6-9 bulan berturut-turun dan tidak lepas sekalipun.
Setelah memahami fakta dari penyakit ini, diharapkan orang tua dapat lebih peka dan mampu mencegah serta mengambil langkah penanganan yang paling baik, tepat dan cepat dalam menangani penyakit TB pada anak.