Sebagian ibu menyusui memilih mengonsumsi obat untuk dirinya sendiri dengan harapan kandungan obat tersebut dapat tersalurkan melalui ASI yang diminum oleh bayi yang sedang sakit. Efektifkah?
Hampir semua ibu akan merasa panik saat anaknya sakit. Bunda setuju nggak dengan pendapat ini? Apa lagi kalau Bunda merupakan ibu baru yang mungkin belum berpengalaman dalam menghadapi berbagai kondisi kesehatan anak, khususnya saat sakit.
Panik itu normal kok, Bunda. Tapi, jangan sampai rasa panik justru membuat Bunda salah langkah dalam mengatasi kondisi sakit pada anak, terutama bayi, ya.
Pengetahuan adalah bekal penting untuk Bunda, supaya tahu tindakan apa yang harus dilakukan saat si Kecil sakit. Misalnya, saat batuk, pilek, dan demam menyerang bayi, apa yang akan Bunda lakukan?
Kondisi sakit erat kaitannya dengan pemberian obat. Namun di sisi lain orang tua kerap merasa ragu memberikan obat secara langsung pada anak yang masih bayi dengan berbagai alasan.
Menyiasati hal tersebut, pada akhirnya sekelompok ibu memilih mengonsumsi obat untuk dirinya sendiri dengan harapan kandungan obat dapat tersalurkan melalui ASI yang diminum oleh bayi yang sakit.
Bunda pernah mendengar tentang cara ini? Atau, justru pernah melakukannya? Sayangnya, cara ini tidak dapat dikatakan tepat karena beberapa alasan berikut ini.
Baca juga: Anak Demam, Kapan Harus ke Dokter?
Beda Usia, Beda Jenis dan Dosis Obatnya
Obat yang Bunda konsumsi tentu saja adalah obat dewasa. Selain logikanya adalah tidak baik mengonsumsi obat saat tubuh Bunda sedang tidak sakit, tindakan ini menjadi keliru karena sekalipun ada sebagian kecil kandungan obat yang diterima bayi melalui ASI, jenis obat tersebut kemungkinan besar tidak cocok bahkan kurang aman untuk dikonsumsi oleh bayi.
Selain itu, dosis obat yang diterima bayi melalui ASI setelah Bunda mengonsumsi obat juga tidak dapat diukur jumlahnya, sehingga lagi-lagi hal ini tidak efektif dilakukan.
Dalam buku Q&A Smart Parents for Health Children yang ditulis oleh dr. Purnamawati S. Pujiarto, Sp.A(K) dijelaskan bahwa ibu harus mengonsumsi obat dalam dosis yang amat besar (karena setelah diproses tubuh, kandungan obat yang dapat terserap dan disalurkan melalui ASI sangat kecil jumlahnya). Hal ini tentu saja justru akan berbahaya bagi keduanya, baik bayi maupun ibu.
Hingga saat ini pun belum ada riset atau penelitian yang dengan jelas membuktikan bahwa memberi obat pada bayi melalui ASI adalah tindakan yang aman dan efektif.
Baca juga: Obat Penurun Panas Paracetamol dan Ibuprofen, Apa Bedanya?
Apa yang Perlu Bunda Lakukan Saat Bayi Sakit?
Hal pertama yang perlu Bunda lakukan tentu saja terus menerus menyusui bayi. Dilansir dari artikel NYTimes.com, For a Child’s Cough, the Best Medicine Is No Medicine, ketika anak atau bayi mengalami batuk, pilek dan demam, hal utama yang harus dipastikan adalah tubuhnya terhidrasi dengan baik. Sehingga pemberian ASI dengan cukup merupakan langkah utama yang penting dan harus dilakukan.
Selain itu, dalam keadaan sakit seperti batuk pilek dan demam, bayi cenderung akan lebih rewel dan melekat pada ibunya. Ini tentu saja hal yang wajar.
Menurut dr. Arifianto, Sp.A(K) yang akrab disapa dokter Apin, sebagai ibu, yang perlu Bunda lakukan adalah memberi bayi kenyamanan semaksimal mungkin. Bayi mungkin akan meminta digendong lebih lama, dalam posisi berdiri, sambil berjalan, bahkan digoyang. Jika Bunda merasa kelelahan setelah melakukan hal ini semalaman bahkan berhari-hari, ajak pasangan untuk melakukannya secara bergantian.
Konsultasi dengan Dokter
Cara-cara di atas sudah Bunda lakukan namun setelah lebih dari tiga hari gejala batuk, pilek dan demam pada bayi belum juga hilang atau berkurang? Tidak ada salahnya mengunjungi klinik kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter spesiali anak kepercayaan Bunda.
Dokter akan menjelaskan secara lebih detail tentang kondisi bayi, memberi pilihan langkah pengobatan yang tepat, efektif dan aman. Termasuk memberi informasi soal pemberian obat khusus bayi dengan dosis yang sesuai jika memang diperlukan.