Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Positif Covid-19 Meski Telah Divaksinasi, Begini Penjelasannya

author
Ruth Sinambela
Kamis, 1 April 2021 | 19:24 WIB
Vaksinasi Covid-19 bukan membuat tubuh kebal terhadap virus namun meminimalisir gejalanya. | Shutterstock

 

Beberapa hari yang lalu, tepatnya Sabtu 27 Maret 2021, berita mengenai Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir yang dinyatakan positif Covid-19 meski telah menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19 masing-masing pada 29 Januari 2021 dan 12 Februari 2021, jadi perhatian dan perbincangan publik.

Sebagian orang mungkin sudah paham bahwa vaksinasi tentu saja tidak serta merta membuat seseorang yang menerimanya jadi kebal dan tidak akan terjangkit satu penyakit. Namun tak jarang juga yang belum paham. 

Ambil contoh pada penyakit flu. Si kecil sudah menerima vaksin influenza? Namun masih tetap bisa terkena sakit flu? Hal yang sama juga berlaku pada penyakit lain termasuk Covid-19. Untuk lebih jelasnya mengapa kita tetap dapat terjangkit suatu penyakit meski sudah divaksin, yuk baca penjelasan berikut ini.

 

Mengapa Hal Ini Dapat Terjadi?

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan. Dokter Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers pada Senin, 22 Februari 2021 lalu, menjelaskan bahwa sangat mungkin seseorang (dalam hal ini tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan) tertular Covid-19 setelah mendapatkan suntikan vaksin, khususnya setelah dosis pertama. “Besar kemungkinan sudah terpapar virus sebelum divaksinasi” paparnya.

Dokter Nadia juga menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena masa inkubasi virus Covid-19 berkisar antara 1-14 hari dan berbeda-beda pada setiap orang. Sedangkan gejala penyakit Covid-19 biasanya muncul dalam kurun waktu 5-6 hari.

“Jadi sangat mungkin penularan terjadi sebelum menerima vaksinasi dan gejalanya muncul setelah vaksinasi” sambung dokter Nadia.

Selain karena kemungkinan telah terpapar virus sebelum vaksinasi, kita juga harus memahami bahwa dosis pertama vaksin Sinovac berisi virus yang sudah dimatikan yang tujuannya untuk memicu respon kekebalan awal agar tubuh mengenali virus terlebih dahulu. Vaksinasi pertama ini belum dapat menciptakan kekebalan hingga dua minggu menuju dosis vaksin kedua.

“Kalaupun ada, sangat rendah. Jadi, sangat rawan tertular” kata Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, Profesor Hindra Irawan Satari, dilansir dari CNNIndonesia.com.

 

Baca juga: Amankah Vaksinasi COVID-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui?

 

Bagaimana dengan Dosis Kedua?

| Shutterstock

Dosis kedua vaksin Covid-19 dilakukan dengan tujuan memperkuat respon imun agar kemudian membentuk antibodi dengan lebih cepat. Antibodi ini akan terbentuk setelah 14 hari pasca suntikan, sedangkan pembentukannya optimal pada hari ke-28 setelah vaksinasi dosisi kedua diterima tubuh.

Hal inilah yang sangat mungkin menjadi alasan kenapa seseorang yang telah menerima 2 kali atau 2 dosis vaksinasi Covid-19 masih mungkin tertular (dalam jangka waktu sebelum pembentukan antibodinya sempurna).

Sedangkan dalam kasus Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, beliau mengaku memang sempat melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang dalam kondisi positif Covid-19 sebelum akhirnya melakukan tes PCR dan positif Covid-19 sehingga harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

“Vaksinasi tidak menjamin 100% seseorang terbebas dari Covid-19. Tapi, apabila divaksin, menurut kajian medis, Insya Allah akan meminimalisasi gejala. Jadi, vaksinasi itu sangat penting,” ungkap Dony, dilansir dari Kompas.com.

 

Baca juga: Memakai Masker Berlapis Lebih Efektif Tangkal Virus Covid-19?

 

Hal Serupa Juga Terjadi di Amerika Serikat

Masih ingat peristiwa kerusuhan pada 6 Januari 2021 di Washington, DC< ketika para pendukung mantan presiden Donald Trump menyerbu gedung Capitol? Saat itu banyak orang yang terlibat dalam kerusuhan tidak memakai masker, sehingga beberapa anggota dewan yang berada di tempat saat kerusuhan terjadi, setelahnya dinyatakan positif Covid-19. Di antara mereka terdapat beberapa orang yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama, bahkan dua dosis secara keseluruhan.

Kejadian-kejadian ini rasanya cukup untuk kita memahami bahwa memang menerima vaksinasi Covid-19 tidak akan membuat kita 100% terlindung dari paparan virus Corona. Selain itu, jika seseorang baru menerima vaksin dosis pertama, justru ia harus lebih berhati-hati karena dalam vase ini kekebalan tubuhnya justru sedang dalam kondisi yang lebih mudah terjangkit virus.

 

Lalu Apa yang Harus Dilakukan?

| Shutterstock

Untuk melindungi diri dan keluarga dari Covid-19, kuncinya masih seputar disiplin menjalankan protokol kesehatan, yaitu 5M: Memakai masker, di mana pun saat keluar rumah. Termasuk saat bekerja di kantor, tidak hanya saat berada di ruang publik. Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun secara berkala, atau hand sanitizer jika tidak memungkinkan. Menjaga jarak sekitar 1-2 meter dari orang di skitar kita. Menjauhi kerumunan, tentu saja untuk menghindari penyebaran virus dari droplets, antara satu orang ke orang lainnya. Dan yang terakhir, mengurangi mobilitas, karena cara terbaik tidak terjangkit virus adalah dengan menghindarinya.

Sambil menunggu dan mendukung pemerintah menyelesaikan program vaksinasi Covid-19 untuk seluruh rakyat Indonesia, yuk Bunda, kita jaga diri dan keluarga semaksimal mungkin, supaya pandemi ini dapat lebih cepat berlalu.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi