Tak terasa bulan suci Ramadan telah tiba. Umat Muslim menyambut bulan ini dengan penuh suka cita. Tentu saja karena di bulan Ramadan kita bisa melakukan ibadah puasa dan mendapat pahala berlipat ganda. Tidak hanya anak-anak yang semangat menjalankan ibadah puasa 30 hari penuh yang akan membuat mereka dapat THR di Hari Raya Idul Fitri, orang dewasa pun pasti semanga. Tidak terkecuali Bunda yang sedang hamil dan menyusui.
Pada dasarnya berpuasa untuk ibu hamil dan menyusui relatif aman dilakukan, namun ada kondisi-kondisi tertentu yang perlu Bunda perhatikan sebelum memutuskan untuk menjalankan ibadah puasa.
Keinginan untuk ikut berpuasa di bulan Ramadan oleh ibu hamil dan menyusui memang dapat dipahami karena bulan ini hanya datang setahun sekali, tentu Bunda rindu dan ingin ikut berpuasa. Padahal, tentu Bunda sudah mengetahui bahwa ada keringanan untuk ibu hamil dan manyusui melewatkan puasa, dengan ketentuan dapat mengganti puasa di hari lainnya atau bersedekah dengan memberi makanan kepada mereka yang membutuhkan.
Namun jika Bunda tetap ingin menjalankan ibadah puasa dalam kondisi hamil atau menyusui, yuk simak dulu informasi seputar risikonya dan apa saja yang dapat dilakukan untuk membuat puasa jadi aman dan nyaman, berikut ini.
Baca juga: Puding Kelapa Air Kelapa, Pilihan Buka Puasa Antimainstream
Puasa bagi ibu hamil
Hal pertama yang harus Bunda lakukan sebelum memutuskan ikut berpuasa dalam kondisi hamil adalah melakukan konsultasi dengan dokter kandungan. Dokter akan memeriksa kondisi tubuh Bunda dan janin/bayi di dalam kandungan sebelum memberi rekomendasi. Dan sebaiknya Bunda mengikuti apa yang disarankan dokter untuk meminimalisir gangguan dalam kehamilan.
Umumnya, berpuasa diperbolehkan bagi ibu hamil, asal kondisi Ibu dan janin yang dikandung sehat dan dalam berat yang normal.
Meski demikian tetap ada risiko saat ibu hamil berpuasa, khususnya saat usia kehamilan masih di trimester pertama. Trimester pertama merupakan masa yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin, di periode inilah organ janin mulai terbentuk. Oleh karena itu ibu hamil perlu memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik guna menunjang tumbuh kembang janin. Apabila asupan makan dan minum dibatasi karena puasa, dikhawatirkan dapat membuat Ibu melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal atau melahirkan secara prematur.
Selain risiko pada saat melahirkan, ada beberapa masalah kesehatan lain yang mungkin dapat dialami Ibu hamil saat berpuasa, seperti tubuh terasa lemas, sakit kepala, asam lambung naik, dehidrasi, dan pingsan.
Pada akhirnya, berpuasa saat hamil memang tidak sepenuhnya dilarang, namun tidak ada salahnya Bunda mempertimbangkan faktor usia janin dan memilih berpuasa saat telah melewati trimestsr pertama untuk meminimalisir risiko.
Baca juga: Puasa Saat Menyusui, Konsumsi 6 Buah dan Sayur Ini Untuk Perbanyak ASI
Puasa bagi ibu menyusui
Meski tidak lebih berisiko seperti pada ibu hamil, pasalnya saat berpuasa tubuh lebih banyak kehilangan cairan karena perubahan pola makan dan tidur, sehingga ibu menyusui juga wajib memperhatikan hal-hal tertentu sebelum memutuskan untuk melakukan ibadah puasa.
Karena akan ada dampak puasa terhadap prosuksi ASI serta kesehatan ibu dan bayi. Bunda memang tidak perlu khawatir karena penelitian memaparkan bahwa saat puasa, berkurangnya asupan kalori tidak akan memengaruhi produksi ASI. Hanya kandungan lemak pada ASI yang akan berubah atau berkurang, sedangkan jumlah ASI tidak. Namun, perhatikan juga kebutuhan ASI pada bayi. Misalnya saat masih di bawah enam bulan atau ASI eksklusif, karena ada baiknya bayi menerima ASI yang masih tinggi kandungan lemaknya.
Nah, yang perlu Bunda perhartikan saat ingin tetap berpuasa dalam kondisi menyusui adalah sebagai berikut:
- Asupan saat sahur harus cukup
Penting untuk memerhatikan apa saja yang Bunda konsumsi saat sahur, karena makanan dan minuman yang Bunda konsumsi akan jadi satu-satunya cadangan makanan dan cairan selama berpuasa. Sahur sangat penting dan selalu pilih makanan bergizi yang tinggi protein dan serat, serta minum air minimal lima gelas saat sahur. Konsumsi suplemen vitamin D saat sahur juga baik untuk Ibu menyusui.
- Cegah dehidrasi
Puasa memang tidak berbahaya, namun dehidrasi saat menyusui sebaliknya, dapat berbahaya. Gejalanya seperti haus, pusing, lemas, lelah dan mulut kering. Segera batalkan puasa dan konsumsi cairan yang mengandung elektrolit untuk merehidrasi tubuh. Untuk mencegahnya, minum air dengan cukup ketika sahur dan berbuka puasa untuk menggantikan cairan yang hilang saat berpuasa.
- Kurangi aktivitas
Jika Ibu ingin mengerjakan tugas rumah atau bekerja di kantor, usahakan untuk melakukan tugas berat ketika sudah berbuka puasa. Pastikan juga Bunda berada di tempat teduh untuk mengurangi risiko kelelahan dan dehidrasi, serta sempatkan untuk beristirahat di sela-sela aktivitas.
Hal terpenting lainnya bagi Ibu hamil dan menyusui yang ingin berpuasa, selain mengonsultasikan kepada dokter adalah mengenali dan peka terhadap sinyal yang diberikan tubuh. Segera batalkan puasa dan konsumsi cairan dengan cukup saat timbul gejala seperti lemas dan sakit. Jangan ragu untuk menghubungi dokter saat butuh pertolongan medis.