Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Siap-siap dari Sekarang! Cara Mengatur Uang Menjelang Lebaran

author
Ruth Sinambela
Selasa, 20 April 2021 | 12:00 WIB
Membeli kebutuhan Lebaran harus memperhatikan budget dan kebutuhan. | Shutterstock

Setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan, momen yang paling ditunggu-tuggu tiba, yaitu Lebaran atau Idul Fitri. Idealnya, jika sedang tidak dalam masa pandemi seperti sekarang ini, momen ini adalah saat yang paling ditunggu-tunggu untuk berkumpul, bersilaturahmi bersama keluarga, teman, juga tetangga.

 

Nah, di momen kumpul dan silaturahmi inilah, gak jarang membuat pengeluaran kita jadi membengkak. Bunda pernah mengalaminya juga? Dimana gaji bulanan yang sudah diterima dua kali lipat karena mendapat THR, masih saja habis bahkan kurang, menjelang dan di hari H Lebaran.

Secara umum, kita semua pasti memahami kalau di momen Lebaran, suasana hati akan jadi lebih gembira dan membuat kita kadang ‘kelepasan’, menggunakan pendapatan tanpa dipilih-pilah terlebih dahulu. Duh, gak mau kan Bunda, kalau setelah Lebaran berlalu, malah punya tanggungan untuk bayar hutang karena pengeluaran membengkak.

Sebenarnya kenapa sih momen Lebaran selalu menghabiskan uang lebih banyak dari biasanya, dan apa saja ya, yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir situasi ini? Simak artikel ini hingga akhir untuk dapat jawabannya!

 

Baca juga: Merencanakan Budget Untuk Lebaran

 

Hal-hal yang Membuat Pengeluaran Membengkak

| Shutterstock

  1. Harus bayar THR pegawai rumah tangga seperti ART, supir, dll. Saat THR dari kantor masuk ke rekening, Bunda tidak bisa merasa senang lama-lama, karena saldonya harus dialihkan lagi untuk bayar THR pegawai sendiri di rumah.
  2. ART pulang kampung, jadi sering order delivery food/makan di luar rumah. Tentu saja hal ini tidak bisa sepenuhnya dihindari.
  3. Kebiasaan membeli pakaian baru untuk Lebaran. Salah satu budaya yang tanpa aba-aba diikuti banyak keluarga adalah merayakan Lebaran dengan pakai baju baru yang kompak! Mulai dari menyamakan warna sampai model. Supaya hits saat difoto dan dibagikan di sosial media.
  4. Belanja untuk menyajikan masakan spesial Lebaran. Termasuk kue-kue kering dan minuman kekinian semacam boba tea untuk bikin suasana Lebaran makin meriah.
  5. Akomodasi mudik yang memang cukup banyak. Nah, kalau yang satu ini mungkin bisa diminimalisir karena sudah ada larangan mudik dari pemerintah ya Bunda, supaya angka positif Covid-19 tidak membengkak juga seperti pengeluaran Lebaran.
  6. Bagi-bagi THR atau angpao untuk anak, keponakan, anak tetangga, dan anak-anak lainnya yang ada di sekitar Bunda. Hal yang satu ini memang sudah jadi kebiasaan sejak lama.
  7. Budaya berkirim bingkisan Lebaran. Meski tidak bisa silaturahmi secara langsung, parcel/hampers harus tetap dikirim sebagai bentuk kepedulian pada keluarga, teman, kenalan, client, dan orang-orang penting lainnya.

 

Kalau mau dilanjutkan, rasanya list di atas masih bisa lebih panjang lagi. Nah sekarang, mari kita bahas bagaimana caranya supaya keuangan tidak porak-poranda saat Lebaran dengan segala keperluannya tadi datang.

 

Baca juga: 4 Tipe Kepribadian Dalam Mengatur Keuangan, Kamu yang Mana?  

 

Tips Mengatur Keuangan Menjelang Lebaran

| Shutterstock

  1. Pisahkan uang berdasarkan keperluan! Nah, yang pertama harus Bunda pisahkan adalah tabungan. Orang bijak percaya, bahwa tabungan itu harus ‘disisihin’, bukan ‘disisain’. Artinya, tiap penghasilan bulanan Bunda terima, segera sisihkan untuk tabungan, bukan sebaliknya, memakai uang untuk banyak hal duluan, dan hanya menabung dari sisanya saja.
  2. Pisahkan uang untuk keperluan sehari-hari setelah Lebaran berlalu. Ingat Bunda, masih ada hari esok yang bisa saja dua minggu bahkan empat minggu setelah Lebaran. Kalau gajinya sudah habis di hari Lebaran, ada kemungkinan Bunda akan berhutang untuk bertahan hidup sampai gajian mendatang. Gak mau kan? Apa lagi kalau sampai harus ‘mengganggu’ tabungan.
  3. Gunakan uang untuk keperluan prioritas terlebih dahulu. Misalnya membayar THR pegawai rumah.
  4. Barulah gunakan sisa uang yang Bunda miliki setalah melakukan tiga poin di atas untuk keperluan lainnya. Utamakan mencukupi kebutuhan keluarga inti terlebih dahulu ya. Jangan sampai uangnya habis untuk kirim hampers ke teman-teman, eh, si Kecil jadi gak bisa beli baju koko baru, padahal baju koko yang tahun lalu sudah kekecilan!
  5. Last but not least, catat semua pengeluaran yang Bunda lakukan. Banyak orang tidak terbiasa melakukan ini, padahal sangat bermanfaat. Yaitu untuk mengetahui hal-hal apa saja yang paling banyak menghabiskan uang. Supaya gak ada lagi tuh momen Bunda kebingungan karena “gak tahu uangnya habis buat apa, gak keliatan”. Dengan membuat catatan pengeluaran, Bunda bisa lakukan koreksi di saat yang akan datang.

 

Sama seperti kebiasaan baik lainnya, kemampuan mengatur uang dengan tepat seperti ini hanya bisa dilakukan dengan niat dan kesadaran tinggi. Tidak masalah kok kalau Bunda belum sempurna melakukannya. Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. Hal yang terpenting adalah Bunda berusaha, dan dengan begitu, kemungkinan uang habis bahkan sampai berhutang karena Lebaran, dapat diminimalisir.

 

Selamat berpuasa dan selamat mengatur pengeluaran untuk Lebaran ya Bunda!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi