What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Mengenal Keluhan “Turun Berok”

author
Ruth Sinambela
Senin, 26 April 2021 | 11:00 WIB
istilah turun berok terlait dengan gangguan kesehatan hernia yang bisa diderita perempuan maupun laki-laki. | Shutterstock

 

 

Di Indonesia, penyakit hernia lebih dikenal dengan sebutan turun berok. Penyakit yang satu ini ditandai dengan munculnya benjolan pada tubuh yang terjadi karena bagian dalam tubuh menekan bagian otot atau jaringan di sekitarnya yang lemah.

Sebagian kasus hernia tidak menunjukkan gejala apapun, atau sangat minim. Bagian tubuh yang umumnya dikeluhkan penderita hernia adalah perut dan lipatan paha. Benjolan hernia dapat menghilang setelah ditekan atau saat berbaring. Namun saat penderita hernia batuk atau mengejan, benjolannya akan timbul kembali.

Ada beberapa jenis hernia yang sering terjadi, diantaranya:

  • Hernia inguinalis

Lebih dari 90% kasus hernia adalah jenis inguinalis. Di mana usus atau kandung kemih menonjol melalui dinding perut di lipatan paha. Laki-laki lebih berisiko menderita hernia inguinalis karena terdapat bagian pada tubuh laki-laki yang secara alami cenderung lemah sehingga mudah terserang hernia inguinalis.

  • Hernia femoralis

Hernia ini terjadi bila usus memasuki saluran yang dilalui pembuluh darah paha. Posisinya lebih sedikit di bawah hernia inguinalis. Benjolan yang terbentuk juga lebih kecil. Jika hernia inguinalis biasa terjadi pada laki-laki, hernia femoralis cenderung menyerang perempuan. Khususnya yang sedang hamil dan obesitas.

  • Hernia umbilikalis

Ditandai dengan kondisi sebagian usus menembus dinding otot perut di sekitar pusar. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir. Pada sebagian besar kasus, hernia akan menghilang sebelum bayi berusia satu tahun. Meski salah satu solusi penyakit hernia adalah operasi, untuk kasus bayi, baru akan dilakukan tindakan operasi bila benjolan tidak hilang sampai usia 5 tahun, atau ukuran benjolan sangat besar.

Selain 3 jenis hernia di atas, masih ada jenis hernia lainnya yaitu hernia insisional yang umumnya timbul karena luka operasi yang tidak sembuh sempurna dikarenakan infeksi, hernia epigastrika yang terjadi ketika jaringan lemak menonjol melalui dindin perut yang terletak di antara pusar dan bagian bawah tulang dada, dan hernia hiatus yang agak berbeda dengan tipe hernia lainnya, di mana bagian atas lambung menonjol melalui hiatus, sebuah lubang pada diafragma.

 

| Shutterstock

Apa Penyebabnya?

Seperti yang telah di jelaskan di atas, hernia atau turun berok terjadi jika terdapat kelemahan pada otot atau bagian tubuh yang berfungsi untuk menyangga posisi organ di dalam tubuh.

Sedangkan hernia pada anak-anak bisa disebabkan oleh adanya riwayat penyakit turun berok di keluarga. Selain itu, ada beberapa hal lainnya yang juga berisiko menyebabkan turun berok pada seseorang, seperti:

  • Kebiasaan mengangkat barang berat
  • Sering mengejan, misalnya karena sembelit atau sulit buang air kecil
  • Batuk kronis
  • Penumpukan cairan di dalam rongga perut atau asites
  • Riwayat cedera atau pernah menjalani pembedahan di area munculnya hernia
  • Kehamilan
  • Kenaikan berat badan secara tiba-tiba

 

Baca juga: 10 Tips Mengangkat Barang Saat Hamil

 

Tanda dan Gejala Turun Berok

Gejala hernia cukup bervariasi, tergantung lokasi dan tingkat keparahannya. Umumnya hernia ditandai dengan munculnya benjolan di bagian tubuh seperti perut atau selangkangan. Benjolannya juga akan terasa nyeri terutama ketika mengangkat benda berat. Selain itu, penderita hernia mungkin akan merasakan sesuatu yang lebih berat dari biasanya dan tidak nyaman pada bagian perut, terutama saat membungkuk.

Gejala hernia lainnya adalah konstipasi atau sembelit dan yang paling penting untuk diperhatikan adalah jika benjolan tersebut makin membesar seiring waktu. Pada hernia hiatus, penderitanya juga akan merasa nyeri di bagian dada, sulit menelan dan heartburn

 

Tingkat Keparahan Hernia

Sama seperti penyakit pada umumnya, jika tidak segera ditangani, hernia akan semakin membesar dan menekan jaringan atau organ di sekitarnya. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi, di antaranya:

  • Hernia inkarserata (obstruksi hernia), kondisi usus terjebak di dinding perut atau di dalam kantung hernia (ingunal canal) dan mengganggu kerja usus
  • Hernia strangulata, yang adalah kondisi di mana usus atau jaringan terjepit sehingga mengancam jiwa penderitanya. Kondisi ini bisa terjadi jika fase obstruksi tidak segera ditangani melalui operasi

Selain dua kondisi di atas, hernia juga dapat dikatakan semakin parah jika telah menyebabkan infeksi, nyeri jangka panjang, cedera kandung kemih, hingga hernia berulang.

 

| Shutterstock

Apa yang Harus Dilakukan?

Penyembuhan hernia dapat dilakukan dengan beberapa tindakan. Mengunjungi dokter untuk pengecekan keseluruhan dibutuhkan sebelum memutuskan hal apa yang sebaiknya dilakukan pada penderita hernia. Pengecekan meliputi kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan, observasi atas gejala yang muncul, jenis dan lokasi hernia, serta isi hernia.

Setelah melakukan pengecekan yang dibutuhkan, dokter akan menentukan tindakan yang perlu dilakukan untuk menangani hernia. Di antaranya adalah terapi obat untuk hernia yang tidak parah, operasi, yang merupakan langkah utama untuk menangani hernia pada umumnya, dan laparoskopi (operasi lubang kunci), yaitu prosedur penanganan hernia yang dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dinding perut.

 

Yuk, Cegah Hernia!

Beberapa hal di bawah ini dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya hernia pada seseorang.

  • Berhenti merokok karena dapat memicu batuk kronis yang meningkatkan risiko hernia
  • Menjaga berat badan ideal dengan menerapkan pola hidup sehat termasuk berolahraga teratur
  • Mengonsumsi makanan tinggi serat untuk menghindari konstipasi
  • Hindari mengangkat beban berat berlebihan di luar kemampuan
  • Konsultasikan kepada dokter segera jika muncul gejala hernia, jangan tunda agar tidak semakin parah
Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi