You have a lifetime to work, but children are only young once.
Polish Proverb

Mengenal Oksimeter yang Kini jadi Alat Kesehatan Wajib Isoman di Rumah

author
Ruth Sinambela
Selasa, 6 Juli 2021 | 10:00 WIB
| Shutterstock

 

Sejak akhir tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mewajibkan penggunaan oksimeter bagi pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri. Jika sebelumnya thermometer jadi benda wajib yang ada di rumah, kini Bunda perlu menambah kelengkapan alat kesehatan sederhana berupa oksimeter untuk deteksi dini gejala COVID-19.

Menurut WHO, oksimeter diperlukan untuk meyakini apakah mereka yang telah dinyatakan positif COVID-19 kondisinya cukup aman hanya dengan melakukan isolasi mandiri, atau justru harus segara dibawa ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih serius.

Saat ini jumlah anak-anak yang positif COVID-19 makin hari makin bertambah, dan anak-anak yang masih kecil biasanya tidak menyadari bahwa dirinya sedang sakit. Apa lagi jika anak tersebut hanya mengalami gejala ringan, orang tua harus lebih peka mengobservasi terus menerus kondisi anak untuk menghindari terjadinya happy hypoxia.

 

| Shutterstock

 

Apa itu Happy Hypoxia?

Dilansir dari Liputan6.com, menurut Tim Ahli Gugus Tugas COVID-19 Jawa Tengah DR. dr. Budi Laksono, MHSc, hypoxia adalah suatu kondisi tidak cukupnya oksigen yang masuk ke sel dan jaringan di tubuh. Hypoxia terjadi ketika kadar oksigen sangat rendah dalam darah, membuat jaringan tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.

Sedangkan istilah ‘happy’ pada Happy Hipoxia digunakan pada saat seseorang mengalami kondisi hypoxia namun tidak menjadarinya karena tidak merasakan gejala apapun, hingga tiba-tiba kadar oksigennya menjadi sangat rendah.

 

Baca juga: Waspada Happy Hypoxia Pada COVID-19

 

Saat anak atau anggota keluarga lainnya telah terkonfirmasi positif COVID-19, sebaiknya Bunda melakukan pengecekan terhadap saturasi oksigen menggunakan oksimeter secara berkala. Orang yang sehat biasanya memiliki saturasi oksigen di angka 95-100 pada oksimeter. Sedangkan angka di bawah 90 sudah menandakan seseorang saturasi oksigennya rendah dan butuh alat bantu pernapasan seperti ventilator di bawah pemantauan ahli di rumah sakit.

 

| Shutterstock

 

Bagaimana cara Menggunakan Oksimeter?

Menggunakan oksimeter juga cukup mudah, yaitu dengan cara memasang oksimeter di jari telunjuk, dan menunggu sebentar hingga alat oksimeter menunjukkan angka saturasi oksigen di tubuh pemakai. Namun, ada beberapa hal yang perlu Bunda ketahui untuk memaksimalkan penggunaan oksimeter, agar hasilnya akurat.

  1. Jangan gunakan pada jari yang memakai pewarna kuku

Warna dari cat kuku dapat menyerap cahaya yang dipancarkan oleh oksimeter sehingga mengganggu pendeteksian kadar oksigen dalam darah.

  1. Jangan terlalu banyak bergerak

Setelah oksimeter dipasang di jari, usahakan agar tidak terlalu banyak gerakan tubuh yang dibuat, terutama di tangan dan jari, karena dapat berpengaruh pada akurasi hasil, karena bentuk gelombang dari hasil deteksi akan cenderung tidak menentu dan tidak dapat terdeteksi dengan baik.

  1. Jangan gunakan di bawah cahaya yang berlebihan

Cahaya yang berlebihan dapat membuat hasil oksimeter juga menurun tingkat keakuratannya. Sebaiknya saat Bunda menggunakan oksimeter, minimalkan adanya cahaya terang secara langsung agar alat dapat berkerja dengan baik.

 

Jika Bunda merasa memerlukan oksimeter untuk kebutuhan isolasi mandiri di rumah, berikut ini ada 3 rekomendasi merk oksimeter yang bisa jadi pilihan, dengan variasi harga yang masih terjangkau.

  1. Oximeter Biru Fingertip Pulse Sp02

Dijual dengan harga sekitar Rp 100,000 – Rp 200,000 dan bisa Bunda dapatkan di berbagai platform belanja online. Selain harganya murah, ketersediaannya cukup banyak dan menurut review pembeli, dapat bekerja dengan cukup baik.

  1. Xiaomi Yuwell Finger Pulse Oximeter YX102

Jika memiliki budget lebih banyak, Bunda bisa memilih merk oksimeter yang satu ini. kisaran harganya Rp 500,000 – Rp 600,000 dan dapat dibeli juga melalui berbagai eCommerce. Meski sedikit lebih mahal, harga oksimeter yang satu ini masih bisa dibilang terjangkau. Mudah dioperasikan dan cukup akurat.

  1. ChoiceMMed Fingertip Pulse Oximeter MD300C15D

Dengan harga sekitar Rp 550,000 – Rp 600,000, nantinya Bunda bisa membawa oksimeter yang satu ini untuk bepergian. Karena daya tahannya cukup baik meski dibawa ke tempat dengan cuaca ekstrem sekalipun. Oksimeter ini dilapisi cover silicon karet sehingga tidak akan cepat rusak meski jatuh.

 

Mempersiapkan alat-alat yang dapat membantu meminimalisir kondisi buruk akibat penyakit COVID-19 memang baik dilakukan. Namun, satu hal yang lebih penting dari itu adalah mencegah tertular penyakitnya. Dengan cara menunda membawa anak ke luar rumah terutama keramaian yang rentan terhadap penularan virus, dan jika terpaksa keluar rumah, pastikan Bunda sekeluarga terutama anak-anak patuh terhadap protokol kesehatan.

 

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi