When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Mengenal Gejala Radang Tenggorokan pada Bayi dan Balita

author
Ratih Sukma Pertiwi
Jumat, 6 Agustus 2021 | 08:00 WIB
| Shutterstock

 

Tidak seperti orang dewasa, bayi berusia di bawah lima tahun atau balita, tidak mungkin bisa menjelaskan rasa tidak nyaman atau sakit yang mereka alami saat sedang radang tenggorokan.

Oleh karena itu, penting untuk Bunda memahami apa saja gejala penyakit ini yang mungkin akan ditunjukkan oleh bayi atau balita, untuk kemudian mengambil tindakan yang mampu meringankan rasa sakit tersebut.

 

Apa penyebab radang tenggorokan?

Virus adalah penyebab utama radang tenggorokan. Sekitar 90 persen kasus penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus, dan sangat kecil lainnya disebabkan oleh bakteri streptococcus pyogenes. Selain itu, tonsilitis atau radang amandel dan demam kelenjar juga bisa jadi penyebab radang tenggorokan pada balita.

Jika disebabkan oleh virus, radang tenggorokan dapat semuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu, sehingga tidak perlu diobati dengan antibiotik. Penggunaan obat yang diberikan oleh dokter anak juga biasanya hanya untuk meringankan gejala supaya bayi atau balita tidak terlalu merasa sakit akibat radang tenggorokan.

 

Baca juga: Belum Tentu Flu, Ini 4 Penyebab Bayi Baru Lahir Sering Bersin

 

| Shutterstock

Apa saja gejalanya?

Perlu Bunda pahami bahwa radang tenggorokan bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada tiap orang, tergantung kondisi dan penyebabnya.

Umumnya, jika bayi atau balita radang tenggorokan karena virus flu biasa, gejala yang timbul biasanya adalah pilek, batuk, sakit telinga, disertai demam, kelelahan, dan nafsu makan menurun. Sedangkan radang tenggorokan yang disebabkan oleh flu, rasa sakit serta nyeri tubuh juga mungkin akan dirasakan.

Selanjutnya, radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus akan menyebabkan bengkaknya kelenjar leher, amandel memerah dan bengkak, serta bitnik-bintik putih yang disertai ruam. Selain itu, gejala seperti demam, sakit perut dan muntah juga bisa terjadi. Balita yang biasanya terserang radang tenggorokan jenis ini berusia diatas tiga tahun.

Di antara semua gejala yang timbul, kemungkinan besar bayi atau balita akan mengalami gejala sulit menelan. Jadi, jika si Kecil terlihat kesakitan saat makan atau minum, Bunda perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah mereka sedang mengalami radang tenggorokan.

 

Baca juga: 8 Makanan Pencegah Radang

 

| Shutterstock

Kapan harus ke dokter?

Sebelum pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisi si kecil, Bunda dapat memantau kondisi si kecil di rumah saja dalam beberapa hari. Jika si Kecil masih mau makan dan minum dengan baik, cukup ceria meski sedikit lemas, dan demam yang diukur belum terlalu tinggi, Bunda dapat menunda mengunjungi RS atau klinik.

Untuk pengobatan sederhana di rumah untuk gejala seperti radang tenggorokan yang belum terlalu parah seperti dijelaskan di atas, Bunda dapat meminta balita yang sudah lebih besar berkumur dengan air garam. Hal ini dapat membantu meringankan rasa sakit akibat radang tenggorokan. Selain itu, Bunda juga bisa menggunakan Air Humidifier untuk menjaga kelembapan udara di ruangan, sehingga radang tenggorokan dapat berangsur mereda.

Namun, Bunda perlu segera mengunjungi dokter anak jika si Kecil sudah mengalami kesulitan bernapas atau menelan, sehingga menolak Sebagian besar atau semua makanan serta minuan, mengeluarkan air liur lebih banyak dari biasanya, tidak bisa membuka mulut sepenuhnya (karena terasa sakit), mengeluhkan sakit di bagian leher (kaku dan bengkak), serta mengalami demam tinggi.

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi