Gak kerasa ya, Bun, pandemi sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Pastinya ada banyak perubahan dalam kehidupan keluarga Bunda selama masa ini. Tidak sedikit juga yang mengalami kesulitan ekonomi karena terdampak pandemi. Bisa karena PHK atau bisnis yang penghasilannya menurun drastis, bahkan harus gulung tikar.
Jika Bunda atau keluarga salah satu pejuang ekonomi di masa pandemi, tim Kanya mau memberi apresiasi setinggi-tingginya, dan mendoakan supaya masa-masa berat ini segera berlalu. Amin. Semangat ya Bun!
Nah, sambil terus berjuang, apa sih pelajaran penting yang bisa kita ambil dari naik turunnya kondisi ekonomi di masa pandemi ini? Mungkin, salah satunya adalah soal dana darurat
Sudah pernah dengar istilah yang satu ini kan, Bun? Idealnya, memang setiap keluarga memiliki dana darurat yang dalam kondisi tertentu benar-benar diperlukan.
Baca juga: 4 Tipe Kepribadian Dalam Mengatur Keuangan, Kamu yang Mana?
Apa sih dana darurat itu?
Seperti namanya, dana darurat adalah sejumlah uang yang disimpan dalam instrumen liquid atau mudah diakses, untuk dipakai saat ada keadaan darurat. Keadaan darurat itu sangat luas pengertiannya, Bun. Misalnya saat ada anggota keluarga yang sakit keras dan membutuhkan dana cukup besar (bahkan setelah menggunakan tabungan/asuransi kesehatan), atau kehilangan pekerjaan di tengah panemi seperti yang dijelaskan di atas.
Dana darurat juga tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk situasi kemalangan, namun juga bisa dipakai misalnya saat mendapat peluang bisnis yang langka dan dianggap menguntungkan, namun butuh modal.
Berapa jumlah ideal dana darurat?
Menurut situs resmi OJK, idealnya kita perlu memiliki setidaknya 3-6 bulan gaji atau pendapatan bulanan jika dalam status tidak memiliki tanggungan. Namun, jika telah memiliki tanggungan seperti anak, atau orang tua, jumlah yang disarankan adalah dua kali lipatnya. Yaitu 7 hingga 12 bulan gaji.
Wah, jumlahnya besar juga ya Bun? Tapi tidak perlu berkecil hati jika belum mencapainya, karena pada dasarnya dana darurat bisa dikumpulkan pelan-pelan, sambil Bunda dan Ayah tetap menabung untuk kebutuhan esensial lainnya, seperti tabungan pendidikan dan simpanan masa tua.
Baca juga: 4 Kesalahan Keuangan Di Usia 30 Tahun
Tips mengumpulkan dana darurat
Tips pertama tentunya adalah mulai dari sekarang, Bun! Jangan menunggu misalnya “sampai cicilan mobil lunas” atau momen lainnya. Sisihkan minimal 5% gaji atau pendapatan bulanan, dan segera pindahkan ke rekening yang berbeda dengan rekening keperluan sehari-hari. Hal ini wajib dilakukan supaya Bunda tidak tergoda untuk menggunakannya sewaktu-waktu.
Tips selanjutnya adalah dengan menjual barang-barang layak namun tidak terpakai yang ada di rumah. Atau, bisa juga dengan mengambil pekerjaan sampingan, yang gaji atau keuntungannya langsung masuk ke rekening dana darurat.
Nah, kalau tips di atas sudah Bunda lakukan, sekarang tinggal berdoa dan berusaha, deh. Supaya tidak ada kejadian buruk yang terjadi – hingga harus menarik dana darurat. Terlepas dari uangnya, siapa sih Bun yang ingin mengalami hal darurat? Pastinya gak ada. Namun, jika dana darurat aman tersimpan, keburukan dari hal darurat tersebut bisa diminimalisir, deh.
Baca juga: 6 Tips Mengelola Keuangan Bagi Pasangan Muda