Data Kementerian Kesehatan menunjukkan Indonesia telah menyuntikkan 124,87 juta dosis vaksin Covid-19 hingga 20 September lalu, Bun. Angka tersebut merupakan 79,65 juta vaksin dosis pertama atau 38,25%, dan 45,22 juta vaksin dosis kedua, yaitu 21,72%. Sasaran vaksinasi ini sendiri diharapkan mencapai 208,266 juta yang merupakan total keseluruhan tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas public, masyarakat rentan, dan masyarakat umum usia 12-17 tahun.
Perjalanan negara kita menuju vaksinasi lengkap 2 dosis secara menyeluruh dan merata masih butuh waktu dan perjalanan cukup panjang, Bun. Tapi, kita semua harus optimis supaya pandemi segera berlalu.
Nah, di tengah proses vaksinasi yang masih jauh dari kata ‘beres’, kita dihadapkan pada informasi seputar vaksin ‘booster’ atau biasa juga disebut vaksin ketiga. Dengar kata vaksin booster memang bikin tertarik banget ya, Bun. Siapa sih yang gak mau makin kuat melawan virus Covid-19? Tapi, pertanyaannya, perlukah kita menerima vaksin booster, dan sebesar apa efektivitasnya dalam melawan Covid-19?
Baca juga: Anak dan Remaja Usia 12-17 Tahun Segera Dapat Vaksinasi Covid-19!
Melansir dari Detik Health, salah satu peneliti vaksin AstraZeneca asal Indonesia, Indra Rudiansyah, menerangkan soal vaksin booster Covid-19 yang sedang banyak diperbincangkan ini.
Menurut Indra, memang benar bahwa setelah kurun waktu tertentu (sekitar 4-6 bulan) kemampuan antibodi melawan virus Covid-19 bahkan setelah pemberian vaksin dosis penuh (dua kali) akan mengalami penurunan, dan hal ini sangat normal. Bunda tidak perlu khawatir karena ketika tubuh terinfeksi di kemudian hari, antibodi tetap akan diproduksi kembali dalam tubuh. Sebab vaksinasi yang telah diberikan sebelumnya mampu bekerja menghasilkan sel-sel memori pembentuk antibodi.
Baca juga: Wajib Baca! 7 Hal Penting Seputar Vaksinasi Covid-19
Vaksin booster memang mampu menaikkan kembali antibodi
Meski demikian, pemberian vaksinasi ketiga atau booster memang dapat menaikkan kembali antibodi seseorang. Enam bulan setelah penyuntikan vaksin kedua, antibodi akan menurun, setelah diberi booster atau suntikan ketiga, antibodi akan kembali ke level yang diinginkan.
Tapi, Indra kemudian menjelaskan, bahwa pertanyaannya adalah “perlukah masyarakat umum mendapatkan dosis ketiga?” Jawabannya TIDAK.
Untuk membentuk kekebalan, vaksin bekerja secara kelompok. Artinya, vaksinasi tidak hanya akan melindungi tubuh satu orang saja yang menerima suntikan, namun jika telah diberikan pada sekelompok besar orang, vaksinasi juga akan melindungi individu lain yang bahkan belum atau tidak bisa menerima vaksin (misalnya karena kondisi kesehatan tertentu atau anak-anak di bawah umur).
Sedangkan, saat ini masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menerima vaksinasi dosis kedua bahkan pertama. Jadi, jika hanya Bunda dan segelintir orang yang menerima vaksin booster atau dosis ketiga, efektifitasnya sangat kecil bahkan cenderung tidak ada, dalam hal meredam penyebaran virus Covid-19.
Baca juga: Mengenal Enam Varian Virus Corona yang Ada di Indonesia
Difokuskan untuk tenaga kesehatan
Nah, setelah menerima penjelasan di atas, Bunda tidak perlu repot-repot lagi mencari vaksin booster atau dosis ketiga, ya. Karena Indonesia sendiri saat ini masih fokus memberikan vaksin booster untuk tenaga kesehatan, yang paling rentan terhadap penularan virus Covid-19.
Jika sudah divaksin dosis pertama atau kedua, tugas Bunda saat ini adalah menyebarkan informasi yang kredibel kepada mereka yang belum divaksin. Baik karena tidak mau atau belum dapat akses. Jika jumlah masyarakat yang telah divaksin semakin tinggi, bersamaan dengan komitmen protokol kesehatan ketat yang tetap dijalankan, niscaya Bunda dan orang terdekat dapat terhindar dari penyakit Covid-19, dan Indonesia bisa segera pulih serta keluar dari kondisi pandemi.