Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Bangga! Guru Besar UGM jadi 1 dari 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Versi Majalah TIME

author
Ruth Sinambela
Rabu, 22 September 2021 | 17:49 WIB
Prof Adi Utarini |

 

Di tengah situasi pandemi yang masih belum selesai, ada kabar gembira dan membanggakan dari perempuan Indonesia yang jadi 1 dari 100 orang paling berpengaruh di dunia pada tahun 2021, versi majalah TIME.

Jika di tahun 2018 lalu, nama perempuan Indonesia, Sinta Nuriyah, istri mantan Presiden Indonesia ke-4, almarhum Gus Dur, jadi salah satu jajaran 100 orang berpengaruh di dunia, tahun ini, nama-nama perempuan besar lainnya, seperti penyanyi Billie Eilish, atlet tennis Naomi Osaka, dan atlet gimnastik, Simone Biles, masuk bersama nama Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH Ph.D.

 

Baca juga: 3 Fase Penting DBD, Ketahui Agar Cepat Bisa Ditangani

 

Melinda French Gates, salah satu pemimpin Bill and Melinda Gates Foundation dan pendiri Pivotal Ventures adalah orang yang menominasikan sekaligus menulis profil Adi Utarini atau yang akrab dipanggil Prof Uut ini – dengan penuh kekaguman. Menurutnya, keputusan Prof Adi Utarini melepas kawanan nyamuk Aedes aegypti di lingkungan tempat tinggalnya adalah satu tindakan berani yang akan berdampak besar untuk dunia.

Prof Uut aktif melakukan penelitian tentang penyakit demam berdarah dengue atau DBD. Penyakit ini disebut-sebut sebagai penyakit yang trennya tidak kunjung menurun di seluruh dunia. DBD sudah menjangkiti hampir 400 juta orang secara global setiap tahunnya. Dan penelitian yang sedang dikerjakan Prof Uut dianggap upaya yang sangat penting untuk memerangi penyakit ini.

 

Baca juga: Yuk, Lindungi Si Kecil dari DBD yang Juga Sedang Mewabah

 

Melansir Tempo.co, Prof Uut tergabung dalam tim peneliti di World Mosquito Program yang mengembangkan teknik inokulasi nyamuk Aedes aegypti dengan bakteri Wolbachia – bakteri yang tidak berbahaya untuk manusia, tapi mampu memblok nyamuk menularkan virus dengue lewat gigitan.

Studi yang dipimpin Prof Uut ini membuktikan teknik tersebut berhasil menekan DBD di sebuah lingkungan masyarakat. Bahkan pada tahun 2020 lalu, angka kasus DBD di Kota Yogyakarta berhasil turun hingga 77,1 persen.

Hal tersebut tentu saja dapat perhatian dunia dan membawa Prof Uut pada penghargaan ini. Sebelumnya, Prof Adi Utarini juga pernah mengharumkan nama Indonesia karena terdaftar dalam 10 ilmuwan berpengaruh dunia menurut jurnal ilmiah NATURE.

 

Baca juga: Merawat Penderita DBD Di Rumah

 

Gimana, Bun. Makin bangga kan, jadi perempuan Indonesia? Kita dukung terus apa penelitian Prof Uut karena pastinya juga akan melindungi keluarga kita dari ancaman penyakit DBD.

Oh ya, Bunda juga mampu berprestasi dan jadi sosok membanggakan, lho. Meski dalam scope yang lebih kecil – setidaknya untuk anak-anak Bunda sendiri dan lingkungan sekitar.

Apa yang bisa Bunda lakukan? Tidak melulu soal penelitian ilmiah – namun juga hal sesederhana membagikan ‘positive vibes’ di sosial media, atau saat bertatap muka dengan orang lain. Setuju, kan?



Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela