You have a lifetime to work, but children are only young once.
Polish Proverb

Cara Menstimulasi Kemampuan Berbicara si Kecil agar Tidak “Terlambat”

author
Ruth Sinambela
Selasa, 5 Oktober 2021 | 17:34 WIB
Hal-hal yang perlu Bunda ketahui tentang perkembangan bicara anak | Shutterstock

Salah satu “milestone” perkembangan anak yang cukup bikin Bunda khawatir jika tidak sesuai harapan dari segi waktu, adalah kemampuan berbicara. Sebenarnya, perkembangan tiap anak itu unik dan punya timing yang berbeda-beda satu sama lain. Setuju kan, Bun?

Tapi, Bunda juga tidak boleh menutup mata begitu saja dan tidak memerhatikan jika sebenarnya sudah ada tanda atau gejala, alias “red flags” dalam keterlambatan berbicara anak itu sendiri. Tanpa harus terobsesi dengan milestone, Bunda tetap bisa menyadari adanya kemungkinan anak memiliki kesulitan dalam berbicara, untuk tahu tindakan apa yang paling tepat dipilih menghadapi hal ini.

Keterlambatan dalam berbicara cukup luas cakupannya, Bun. Mulai dari bicara dengan tidak jelas, kesulitan mengungkapkan apa yang ingin anak sampaikan, juga ketidakmampuan sama sekali untuk mengucapkan kata-kata.

Berikut ini adalah tahapan perkembangan berbicara anak yang bisa jadi acuan untuk Bunda memeriksa kembali apakah telah sesuai antara perkembangan dengan usia anak. Jadi, jika si kecil masih belum mencapai tahap tertentu, Bunda bisa lebih aware dan menstimulasi dengan lebih aktif, atau meminta pertolongan profesional.

Baca juga: Alasan Kenapa Si Kecil Gagap Saat Bicara dan Bagaimana Mengatasinya

 

  • Usia 3 bulan

Mengeluarkan suara yang tidak memiliki arti atau biasa disebut Bahasa bayi. Pada usia ini, si kecil lebih banyak berkomunikasi menggunakan ekspresi, misalnya tersenyum atau menunjukkan ekspresi kaget.

  • Usia 6 bulan

Di usia ini, anak akan mulai mengeluarkan suara-suara yang terdengar lebih jelas suku katanya, meski masih tetap belum memiliki arti, seperti “da-da” atau “ba-ba”.

  • Usia 12 bulan

Nah, di usia ini, anak sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk mengucapkan satu kata dengan arti, seperti “mama” atau “papa”.

  • Usia 18 bulan

Di usia ini, anak akan mengalami ‘ledakan kata-kata’. Mereka telah mampu mengucapkan sekitar 10-20 kata dasar dengan arti, seperti panggilan orang-orang terdekatnya, benda-benda yang biasa mereka gunakan, hingga kata-kata yang sering mereka dengar dari orang tuanya.

  • Usia 24 bulan

Anak usia 2 tahun biasanya sudah memahami setidaknya 50 kata, mengucapkan dengan jelas sesuai maknanya. Mereka juga biasanya sudah bisa menggunakan 2 kosakata seperti “mimi susu”.

Baca juga: Bunda, Ini Tahapan Perkembangan Bicara Bayi Hingga Balita

 

Lagu, buku, dan mainan adalah objek yang efektif dipakai untuk menstimulasi kemampuan bicara anak | Shutterstock

Jika si kecil terlihat belum memenuhi kriteria perkembangan bicara sesuai usia di atas, Bunda tidak perlu langsung cemas. Hal yang perlu Bunda lakukan adalah menstimulasi kemampuan berbicara anak dengan cara-cara berikut ini.

1. Berbicara sambil bergerak

Misalnya saat Bunda hendak mengambilkan makanan untuk si kecil, lakukan dengan ceria gerakan menuang nasi menggunakan sendok dari tempatnya ke piring. Sebutkan semua nama benda dan tindakan yang Bunda lakukan dengan gerakan yang sesuai ya.

2. Gunakan lagu untuk berbicara

Lagu adalah sarana belajar bicara yang efektif. Nyanyikan kata-kata sederhana dengan nada secara berulang-ulang, atau gunakan lagu yang temanya sesuai dengan apa yang ingin Bunda katakana. Misalnya, saat mengajak anak sikat gigi, Bunda bisa melakukannya sambil bernyanyi.

3. Gunakan buku bergambar dan mainan

Dua hal ini juga terbukti efektif membantu perkembangan bicara anak, Bun. Anak-anak juga biasanya lebih tertarik berkomunikasi jika ada alat peraga berupa buku bergambar atau mainan kesukaannya.

Baca juga: 5 Cara Agar Anak Bisa Cepat Bicara

 

Lakukan stimulasi secara berulang-ulang dan konsisten. Jangan terlalu cepat mengganti lagu, buku, atau mainan yang Bunda gunakan untuk belajar bicara. Karena, anak justru akan lebih mudah ‘belajar’ jika alat peraga yang digunakan sudah familiar bagi mereka. 

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela