When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan saat Hendak Mengajarkan Anak Bahasa Kedua

author
Ruth Sinambela
Rabu, 6 Oktober 2021 | 11:15 WIB
Istilah untuk seseorang yang mampu berbicara dalam dua bahasa | Shutterstock

Dunia modern berkembang dengan sangat pesat. Setiap orang berlomba-lomba melakukan adaptasi supaya tidak ketinggalan dan kalah saing, termasuk orang tua. Tidak hanya untuk kepentingannya 100 persen, orang tua biasanya juga semangat melakukan perubahan untuk kebaikan putra-putrinya. 

Segala cara dilakukan orang tua untuk mendukung anaknya siap saing di era modern, salah satunya dengan membekali kemampuan dua bahasa. 

Bahasa kedua adalah bahasa yang diperkenalkan kepada anak di luar bahasa sehari-hari atau yang sering disebut dengan istilah “Bahasa Ibu”. Jika di rumah anggota keluarga biasa menggunakan Bahasa Indonesia, berarti Bahasa Inggris, Mandarin, dan bahasa asing lainnya, merupakan bahasa kedua.

Ada banyak manfaat mengajarkan si kecil bahasa kedua. Seperti yang telah disebutkan di atas, perkembangan dunia modern kini mewajibkan penggunaan bahasa yang lebih universal dan mampu dipahami lebih banyak orang, misalnya Bahasa Inggris atau Mandarin.

Namun, Bunda perlu hati-hati juga ya, pengenalan akan bahasa kedua bisa jadi boomerang bagi perkembangan bicara dan bahasa anak, jika tidak dilakukan dengan memerhatikan beberapa hal penting berikut ini.

Baca juga: Ternyata Bayi Menangis Dalam Bahasa Yang Berbeda-Beda, Lho

 

Mengenalkan bahasa kedua pada anak memiliki banyak manfaat | Shutterstock

  • Diperkenalkan saat anak tidak mengalami keterlambatan bicara atau speech delay. Terlambat atau tidaknya perkembangan bicara anak memang hanya dapat dideteksi oleh ahli tumbuh kembang. Namun, Bunda sebagai orang yang paling dekat dengan anak juga harus mampu melihat cara komunikasi anak. Apakah perkembangannya telah sesuai dengan usia, atau memang butuh bantuan karena menunjukkan gejala keterlambatan.
  • Diperkenalkan kepada anak yang tidak memiliki gangguan atau keterlambatan kognitif lainnya. Karena sebaiknya seorang anak fokus hanya pada satu aspek gangguan atau keterlambatan dulu, sebelum mencoba memasuki tahapan perkembangan lainnya.
  • Diperkenalkan kepada anak jika di dalam keluarga inti, ada satu sosok orang tua yang memang fasih berbahasa asing secara benar. Benar artinya paham grammar, memiliki perbendaharaan kata yang cukup banyak, dan mampu mengucapkan (pronounce) dengan benar.

Jika tiga aspek di atas tidak dapat dipenuhi, sebaiknya Bunda menunda terlebih dahulu dalam mengenalkan bahasa kedua. Karena jika dipaksakan, anak akan mengalami kebingungan yang mungkin dapat berdampak lebih buruk dalam aspek perkembangan lainnya yang berkaitan.

Namun, jika si kecil sudah benar-benar siap belajar bahasa kedua, hal-hal di bawah ini lah yang perlu Bunda lakukan untuk memastikan kemampuannya memahami bahasa kedua jadi lebih maksimal.

Baca juga: Bunda, Ini Tahapan Perkembangan Bicara Bayi Hingga Balita

 

Mengenalkan basa kedua pada anak harus dimulai sedini mungkin | Shutterstock

  • Buat kesepakatan dengan pasangan, siapa yang akan jadi figur bahasa kedua. Bunda, atau Ayah? Jika sudah memutuskan, orang tua yang ditunjuk wajib berkomitmen untuk terus menerus menggunakan bahasa kedua yang dipilih, di depan anak.
  • Sebaiknya figur yang dipilih adalah mereka yang benar-benar mampu berbicara asing secara lancar dan dapat menyusun kalimat dengan tepat (misalnya dalam bahasa Inggris, wajib paham grammar).
  • Figur tersebut juga wajib menggunakan bahasa kedua saat berbicara dengan orang lain di depan anak.
  • Gunakan alat peraga saat bicara dalam bahasa kedua dengan anak. Misalnya poster, buku bergambar, mainan, dan benda rumah tangga yang sesuai dengan makna pembicaraan.
  • Libatkan audio seperti lagu dalam bahasa asing, dan tontonan atau video juga dapat diberikan secukupnya untuk melatih anak berbicara dalam bahasa kedua.
  • Tapi, hindari membiarkan anak menonton video berbahasa asing sendirian dalam waktu lama tanpa penjelasan mengenai isinya kepada anak.

Selamat belajar bahasa kedua untuk Bunda, Ayah, dan si kecil!

Baca juga: Video Parenting Case: Belajar Bahasa Asing Di Usia Dini Bikin Bingung Bahasa?

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela