I think a lot about teaching my kids to work hard. I’ve learned something about kids ? they don’t do what you say; they do what you do.
Jennifer Lopez

Fase-fase dalam Pernikahan dan Bagaimana Menyikapinya (Bagian 2)

author
Ruth Sinambela
Kamis, 14 Oktober 2021 | 18:00 WIB
pernikahan | Shutterstock

Seperti janji Kanya di artikel sebelumnya yang berjudul Fase-fase dalam Pernikahan dan Bagaimana Menyikapinya, kini kita akan membahas lanjutan dari fase Newlyweds, Settling In, dan Disappointment and Growth. Bisa dibilang ada lima fase dalam pernikahan yang mungkin relate dengan situasi Bunda dan Ayah saat ini. Fase lainnya adalah Comfortable yang berarti pasangan sudah saling nyaman menjalani keseharian bersama, dan fase Unconditional Love yang maknanya adalah cinta tanpa syarat.

Baca juga : Fase-fase dalam Pernikahan dan Bagaimana Menyikapinya

Nah, makin menarik kan Bun, pembahasannya! Yuk langsung aja kita pahami lebih dalam apa makna dari kedua fase lanjutan dalam pernikahan.

Comfortable
Fase banyak masalah dan air mata mungkin telah terlewati, dan pada fase ini Bunda akan merasa sangat nyaman. Namun hati-hati, ya. Jangan sampai fase ini berubah sekadar jadi rutinitas. Karena terkadang “zona nyaman” membuat kita lengah untuk melakukan upgrade dalam kehidupan pernikahan kita. Jangan sampai karena rutinitas, kita jadi terbawa ke masalah baru yang berbahaya yaitu kebosanan.

Memikirkan cara sederhana, seperti mengobrol sambil lari pagi, bertukar pikiran sambil mengajak anak-anak piknik, pergi kencan berdua saja tanpa anak-anak, atau dengan cara yang lebih effort, contohnya dengan memberi hadiah kejutan untuk pasangan di hari ulang tahun pernikahan dan lain sebagainya.

pernikahan | Shutterstock

Baca juga : Nasihat Pernikahan

Unconditional Love
Di sini, Bunda dan Ayah masuk dalam tahap yang membawa sukacita dalam hubungan pernikahan. Tanda bahwa Bunda dan Ayah sudah memiliki cinta tanpa syarat adalah Bunda dan Ayah selalu saling mengerti dan memaafkan, meski masalah tetap akan ada. Saling menghargai satu sama lain, menerima pasangan apa adanya, juga menganggap betapa berharganya pasangan dan pernikahan yang Bunda dan Ayah miliki.

Walau tak selalu sama untuk setiap pasangan, lima tahapan ini bisa jadi semacam reminder untuk menyadari bahwa suatu hubungan tidak hanya soal bertukar cincin, namun justru perjalanan panjang penuh liku yang baru akan dimulai setelahnya. Masalah dalam pernikahan bukanlah hal yang perlu ditakuti, namun kebahagiaan seperti halnya hidup, yang harus selalu diperjuangkan.

Baca juga : 8 Rahasia Pernikahan Tetap Harmonis

Penulis Ruth Sinambela
Editor Marti