Ada cukup banyak pemahaman, termasuk fakta maupun mitos terkait orgasme pada perempuan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai orgasme pada perempuan, kita perlu tahu dulu Bun, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan orgasme, dan bagaimana tubuh perempuan dapat mencapainya?
Orgasme dipahami sebagai puncak kenikmatan seksual. Jika pada laki-laki tanda orgasme sangat mudah diketahui, yaitu dengan keluarnya sperma dari penis, hal yang sama tidak terjadi pada perempuan.
Faktanya, menurut penelitian malah hanya satu dari tiga perempuan yang benar-benar bisa mencapai orgasme selama berhubungan intim. Dan perlu diketahui bahwa orgasme pada perempuan tidak melulu hanya didapat dari penetrasi penis yang masuk ke dalam vagina.
Baca juga: Melihat Aksi Pelecehan Seksual? Ini yang Bisa Kita Lakukan
Trus, dengan cara apa dong? Sebagian besar perempuan justru lebih mudah mencapai orgasme melalui stimulasi oral, dan atau tangan, yang ‘bekerja’ di bagian klitoris. Untuk statement yang satu ini, Bunda setuju nggak?
Perempuan sulit mencapai orgasme
Stimulus di luar penetrasi ini, biasanya disebut foreplay. Maka, sudah bukan rahasia umum, jika kebutuhan laki-laki dan perempuan saat berhubungan seks itu memang cukup berbeda. Jika laki-laki umumnya akan orgasme saat penetrasi, perempuan justru lebih menikmati proses foreplay itu sendiri.
Baca juga: Gairah Seks Menurun Saat Hamil, Normal Kah?
Lalu, bagaimana kalau perempuan tidak mengalami orgasme sama sekali saat berhubungan seksual? Studi menunjukkan, kemungkinan besar perempuan yang mengalami kesulitan orgasme, memang disebabkan oleh kurangnya intensitas foreplay. Meski di sisi lain, tetap ada kemungkinan disebabkan oleh kondisi kesehatan – meski kemungkinannya sangat kecil dan jarang ditemukan.
Orgasme palsu
Sayangnya, alih-alih mencoba cara lain untuk mencapai orgasme saat berhubungan seks dengan suami, banyak perempuan yang justru memalsukan orgasmenya. Secara psikologis, ditemukan bahwa perempuan ingin membuat pasangannya merasa puas, bangga, dan tenang, karena telah berhasil memberi rasa nikmat pada istri.
Namun, tindakan ini justru sebaiknya Bunda dihindari supaya tidak jadi beban di kemudian hari karena harus terus menerus ‘memalsukan’ orgasme. Namanya pura-pura, pasti akan capek juga deh Bun. Jika tidak segera dikomunikasikan, malah bisa jadi bom waktu yang akan meledak kapan saja, dan merusak keharmonisan rumah tangga.
Baca juga: Ini Perbedaan Orgasme Pada Laki-laki dan Perempuan
Percaya nggak percaya, masalah ketidak-puasan dalam hubungan seks adalah satu dari beberapa alasan utama perceraian juga, Bun. Duh, jangan sampai terjadi ya! Meski bukan selingkuh yang adalah red flags nomor satu dalam hubungan, memalsukan orgasme tetap sebuah kebohongan yang tidak seharusnya dilakukan oleh siapapun kepada pasangannya.
Jadi, lebih baik utarakan apa yang Bunda rasakan, dan minta Ayah ikut mendukung serta mencari solusi supaya Bunda juga bisa mencapai orgasme sesuai harapan. Jika dibutuhkan, lakukan juga konsultasi bersama tenaga medis profesional yang terkait dengan isu ini.