Perkembangan teknologi semakin menakjubkan. Bikin kita geleng-geleng kepala, karena hal-hal yang dulu terkesan mustahil dilakukan, kini jadi sesuatu yang mudah dan wajar.
Salah satunya dalam hal reproduksi. Siapa sangka, kini program bayi tabung atau IVF (In Vitro Fertilization) semakin banyak dipilih oleh pasangan yang memiliki kendala dalam mendapatkan keturunan.
Nah, sudah tahu belum Bunda, kalau salah satu fase yang dilakukan dalam program IVF adalah pembekuan sperma. Apa saja tujuan, manfaat, serta berbagai hal seputar pembekuan sperma yang perlu diketahui? Simak pembahasannya melalui artikel berikut ini hingga akhir ya.
Baca juga: Apa itu Orgasme Palsu? Benarkah Perempuan Selalu Sulit Mencapai Kenikmatan dalam Seks?
Apa tujuan membekukan sperma?
Membekukan sperma biasanya dipilih oleh laki-laki yang mengidap penyakit langka atau berat, dan perlu melakukan pengobatan yang dapat memengaruhi kondisi sperma, jadi kurang bahkan tidak subur di masa yang akan datang. Misalnya laki-laki yang memiliki kanker dan harus melakukan kemoterapi, serta mengonsumsi obat-obatan dengan kandungan berat yang mampu memengaruhi kualitas sperma.
Sebelum melakukan pengobatan, biasanya mereka akan diberi informasi seputar masalah kesuburan yang mungkin timbul. Meski ada kemungkinan sembuh, biasanya fertilitas seorang laki-laki akan tergaggu hingga sulit bahkan tidak bisa mempunyai keturunan dengan cara alami.
Jadi, mereka yang belum menikah atau belum punya anak, biasanya akan disarankan dokter untuk membekukan sperma.
Spesialis andrologi RS Fatmawati Jakarta, dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd, menjelaskan bahwa kualitas sperma beku kalau dicairkan dengan baik, tidak ada bedanya dengan sperma lain. Asal disimpan, terlindungi, dan dicairkan dengan baik, yaitu disimpan di suhu -120 derajat Celcius – kualitasnya akan tetap terjaga.
Baca juga: Fase-fase dalam Pernikahan dan Bagaimana Menyikapinya (Bagian 2)
Berapa lama sperma beku dapat disimpan?
Sperma beku dapat disimpan hingga berpuluh-puluh tahun lamanya, dan tetap dapat digunakan untuk proses IVF atau bayi tabung di kemudian hari – sedangkan untuk pembuahan alami, penggunaan sperma yang dibekukan bisa dibilang hampir mustahil. Hal ini dikarenakan, dalam proses pembekuan dan penyimpanan, kualitas dan kuantitasnya pasti akan mengalami penurunan. Gerakan sperma juga jadi tidak normal atau tidak lincah lagi.
Bagaimana prosesnya dilakukan?
Pertama, sperma akan diuji terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa tidak memiliki potensi infeksi seperti HIV atau hepatitis. Kemudian, setelah lulus uji dan telah dilengkapi dengan persetujuan tertulis yang menerangkan berapa lama sperma ingin disimpan, sampel sperma akan dibekukan dengan cara dicampur cairan khusus (krioprotektan) yang berfungsi melindungi sperma dari kerusakan saat pembekuan. Sampel sperma kemudian didinginkan perlahan dan dimasukkan ke dalam nitrogen cair.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Seputar Pernikahan yang Mungkin Belum Kamu Tahu
Bagaimana kondisi anak yang lahir dari sperma yang dibekukan?
Karena prosedur ini aman, data menunjukkan tidak ada risiko berbahaya yang dialami anak-anak yang lahir dengan metode IVF menggunakan sperma yang dibekukan, Bun. Namun, yang perlu jadi catatan justru, tidak ada kepastian bahwa semua sperma akan bertahan dalam proses pembekuan dan pencairan. Jadi, sama dengan proses pembuahan alami, sperma yang dibekukan, juga belum tentu dapat membuahi sel telur 100 persen.
Itu dia informasi umum yang perlu Bunda ketahui terkait pembekuan sperma. Untuk informasi lebih lengkap dan mendalam, segera lakukan diskusi bersama dokter terkait ya!