Keep your face always toward the sunshine, and shadows will fall behind you
Walt Whitman

Fantasi Seksual Dapat Meningkatkan Kepuasan Dalam Bercinta?

author
Ruth Sinambela
Kamis, 4 November 2021 | 15:01 WIB
Fantasi Seksual Adalah Hal yang Wajar Pada Suami Istri | Shutterstock

Bagi kebanyakan pasangan suami-istri, khususnya di Indonesia, membicarakan fantasi seksual masih dianggap sebagai hal yang tabu. Hal ini bertolak belakang dengan temuan dari beberapa penelitian yang menyebut bahwa sebagian besar orang pernah memiliki fantasi seksual, dan merupakan hal yang wajar. Hal tersebut didukung pula oleh pendapat ahli, dalam hal ini psikolog klinis dewasa, yang membenarkan bahwa sangat wajar apabila seseorang melakukan fantasi seksual.

Perbedaan fantasi seksual pada pria dan wanita

Menurut Psikolog, Justin Lehmiller, dalam bukunya Tell Me What You Want: The Science of Sexual Desire and How It Can Help You Improve Your Sex Life. Setelah melakukan penelitian pada 4000 orang berusia 18 hingga 87 tahun, menemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan mengenai fantasi seksual antara pria dan wanita.

Pria cenderung memiliki fantasi yang lebih erotis seperti crossdressing atau menjurus pada fantasi dengan banyak pemikiran tabu. Selain itu pria juga lebih fokus pada siapa yang akan mengambil peran sebagai pasangan di dalam fantasinya.

Baca Juga: Apa itu Orgasme Palsu? Benarkah Perempuan Selalu Sulit Mencapai Kenikmatan dalam Seks?

Sedangkan pada wanita, fantasi seksual lebih banyak tentang pengalaman sesama jenis, dan BDSM atau perilaku tidak biasa dalam aktivitas seksual. Wanita juga lebih sering berfantasi dengan membayangkan dimana mereka melakukan hubungan seksual tersebut.

Fantasi Seksual Yang Akan Dilakukan Bersama Harus Mendapat Persetujuan dari Kedua Belah Pihak | Shutterstock

Fantasi seksual yang sehat, bagaimana menilainya?

Fantasi seksual, walau merupakan hal yang wajar dilakukan oleh banyak orang, tetap dapat menimbulkan akibat yang tidak baik apabila dilakukan secara berlebihan atau tanpa mendengarkan pendapat dari pasangan.

Fantasi seksual yang dikomunikasikan dengan tujuan meningkatkan hubungan atau kehidupan seks pada suami-istri, dengan mengedepankan prinsip keterbukaan, dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut, adalah contoh berfantasi seksual yang sehat. Perilaku ini tentu akan memberi banyak dampak positif.

Sebaliknya, fantasi seksual yang kemudian menjadi suatu keharusan atau berlebihan, bahkan hingga membuat seseorang tidak mampu bergairah dan mencapai kepuasan tanpa melakukannya, merupakan contoh fantasi seksual yang tidak sehat atau negatif. Pada tahap ini seseorang harus lebih berhati-hati, karena perilaku ini dapat mengarah ke penyimpangan seksual.

Selain itu, memaksakan keinginan tanpa mendapat izin dari pasangan, bahkan hingga menyakiti, juga merupakan fantasi seksual yang tidak sehat dan harus dihindari. Apabila dibiarkan saja, perilaku ini justru akan membahayakan pernikahan.

Baca Juga: Fakta 8 Makanan Peningkat Gairah Seksual

Memang benar fantasi seksual dapat memacu hasrat dan gairah seksual. Namun perlu diingat, sebaiknya lakukanlah dalam porsi yang tepat dan setelah berdiskusi terlebih dahulu dengan pasangan. Selain itu, sebaiknya dilakukan perlahan dan alamiah. Melakukannya secara perlahan akan memungkinkan suami istri membangun kepercayaan, sekaligus juga mengeksplorasi kebutuhan masing-masing. Sehingga diharapkan, fantasi seksual akan menambah kualitas dan kebahagiaan dalam hubungan suami-istri.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela