We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Bunda dan Ayah Pernah Bertengkar di Depan si Kecil? Ini Pengaruhnya Bagi Tumbuh Kembang Anak

author
Ruth Sinambela
Selasa, 9 November 2021 | 11:07 WIB
Bertengkar di Depan si Kecil Dapat Mengganggu Kesehatan Mentalnya | Shutterstock

Bunda dan Ayah, saat sedang marah atau tak dapat mengontrol emosi, sebaiknya menjauh agar si kecil tidak terganggu karena melihatnya ya? Memang fisiknya tak terganggu, namun mentalnya lah yang terganggu. Menurut psikolog anak, apabila seorang anak melihat pertengkaran orang tuanya, maka kenangannya akan terus melekat bahkan saat Bunda dan Ayahnya telah berbaikan. Apabila terjadi berulang kali, kecemasan-kecemasan karena melihat pertengkaran orang tuanya yang berulang ini akan berdampak buruk bagi kesehatan mental mereka, bahkan dapat mengakibatkan depresi. Bunda dan Ayah tentu tak mau kan prestasi si kecil di sekolah menurun karena konsentrasinya terganggu?

Anak-anak sangatlah peka

Seringkali anak-anak tak mengerti apa alasan kedua orang tuanya bertengkar. Namun mereka tahu bahwa ketika orang tuanya bertengkar, saling mencaci, membanting pintu, atau bahkan tidak saling bicara, itu adalah saat kebencian muncul di antara Bunda dan Ayahnya. Mereka bisa merasakan bahwa sesuatu yang salah tengah terjadi di antara kedua orang tuanya. Dan hal itu menumbuhkan kecemasan di dalam diri mereka. Selain itu yang sering terjadi adalah, anak-anak malah menyalahkan diri mereka sendiri karena alasan-alasan yang tak mereka mengerti. Hal ini akan membuat mereka bingung juga sedih.

Baca Juga: Benarkah Orang Tua Tidak Boleh Bilang “Jangan” ke Anak? Apa Alasannya?

Anak-anak adalah peniru ulung

Bunda dan Ayah adalah panutan bagi si kecil. Sangat mungkin mereka mengikuti perilaku Bunda dan Ayah, yang baik maupun yang buruk. Pertengkaran yang berulang-ulang juga sangat berpotensi membuat mental mereka terkikis sedikit demi sedikit oleh rasa sedih, cemas, dan takut. Sehingga apabila terus dibiarkan, anak dapat tumbuh sebagai anak yang tak bahagia. Hal ini dapat mengubah perilaku manisnya, hingga merusak masa depannya.

Bertengkar di Depan Anak Dapat Menurunkan Konsentrasi Anak Saat di Sekolah | Shutterstock

Kenali ciri-ciri anak yang mengalami trauma akibat pertengkaran orang tua

Walaupun reaksi yang terjadi karena menyaksikan pertengkaran orang tua pada setiap anak berbeda, namun Bunda dan Ayah biasanya tetap dapat melihat perbedaan perilaku pada keseharian mereka. Berikut ini beberapa contoh reaksi trauma yang umum terjadi pada si kecil.

  • menghindari Bunda dan Ayah
  • terlihat ketakutan
  • murung
  • lebih mudah menangis atau sensitif.

Baca Juga: Gangguan Kecemasan pada Anak: Tanda, Penyebab, dan Solusinya

Bunda dan Ayah, yang paling dibutuhkan oleh si kecil adalah berkumpul bersama dengan Bunda dan Ayahnya dengan bahagia. Ingatlah selalu bahwa anak-anak sangatlah sensitif terhadap pertengkaran yang terjadi antara orang tuanya. Mereka seringkali diam atau mungkin pura-pura kalau mereka baik-baik saja, padahal bagi mereka setiap pertengkaran yang disaksikan, tak pernah terasa baik-baik saja. Di usia anak-anak mereka, dimana pertumbuhan fisik juga mentalnya sedang tumbuh pesat, maka sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk menyediakan kebutuhan mereka yang paling utama yaitu rasa aman dan bahagia. Bunda, Ayah, ingatlah bahwa setiap anak di dunia memiliki hak untuk bahagia.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela