Ketika anak laki-laki mengalami mimpi basah untuk pertama kalinya, kemungkinan besar mereka akan merasa bingung, canggung, atau malu. Kedua hal ini dapat membuat mereka diam saja dan enggan menceritakannya pada Bunda atau Ayah. Oleh karena itu, sebaiknya Bunda dan Ayah mulai mengajak anak mengobrol tentang masalah pubertas, termasuk juga mimpi basah, jauh sebelum mereka mengalaminya.
Pada anak laki-laki, pubertas biasanya dimulai dengan pengalaman mimpi basah pertama yang kebanyakan terjadi saat usia 15 tahun. Namun, perlu diingat bahwa tak semua anak laki-laki mengalaminya di usia tersebut, ada juga anak yang mengalami mimpi basah antara usia 9-10 tahun. Kalau begitu, Bunda dan Ayah perlu membuat rencana kapan sebaiknya mengenalkan masalah pubertas pada mereka.
Baca Juga: Siapa Bilang Anak Laki-Laki Tak Boleh Melakukan Hal Ini?
Mimpi basah atau emisi nokturnal
Mimpi basah atau emisi nokturnal adalah pengalaman bermimpi yang bersifat seksual pada anak laki-laki ketika memasuki masa pubertas, hingga secara tidak sadar mengeluarkan air mani atau cairan yang mengandung sperma lewat penis. Setelah bermimpi basah, anak laki-laki juga akan mengalami banyak perubahan pada tubuhnya, seperti pertumbuhan rambut pada ketiak maupun kemaluan, perubahan pada suara, juga ukuran penis dan testis yang membesar.
Responsif dan kelembutan Bunda memberi anak laki-laki ketenangan dan kepercayaan diri
Ketika anak laki-laki mengalami mimpi basah pertamanya, mungkin saja mereka mengira kalau sedang mengompol, selain itu biasanya mereka juga tidak akan mengingat apa mimpinya. Walau bagaimanapun hal ini tetap dapat membuat mereka merasa bersalah atau malu. Ketika anak mengalami hal ini maka akan terlihat perubahan dalam dirinya. Apabila Bunda telah memahami situasi ini, sebaiknya Bunda segera mengajaknya mengobrol. Bunda tak perlu merasa canggung agar anak juga tidak malu dalam mengungkapkan perasaan dan pertanyaan-pertanyaannya. Dengan lembut Bunda dapat memberi pemahaman bahwa mimpi basah terjadi pada semua anak laki-laki dan merupakan hal yang wajar. Karena pada masa ini bukan hanya tubuhnya yang mengalami perubahan, namun juga mentalnya, maka kehadiran Bunda sangat diperlukan untuk anak belajar banyak mengenai perasaannya, bahkan juga ketertarikannya pada lawan jenis.
Baca Juga: Mengajarkan Kesetaraan Antara Anak Perempuan dan Anak Laki-Laki Sejak Dini
Kehadiran Ayah sebagai sosok teladan penting dalam pertumbuhan mentalnya
Jauh lebih baik apabila Ayah juga ikut serta mendampingi anak laki-laki dalam memasuki masa ini. Dengan Ayah biasanya anak laki-laki akan merasa lebih nyaman, terlebih ketika Ayah mengajarkan mereka bagaimana cara bersikap sebagai remaja, bagaimana cara menjaga kebersihan alat kelamin, bagaimana mengolah emosi, dan yang terpenting Ayah haruslah memberi keteladanan yang baik pada mereka.
Baca Juga: Bolehkan Anak Laki-laki Main Boneka? Apa Manfaatnya?
Memperoleh informasi penting mengenai pubertas dari Bunda dan Ayah, adalah sangat penting dilakukan agar anak tidak lebih dahulu menerima informasi dari luar seperti teman atau internet. Memberikan informasi ini pun, sekali lagi, sebaiknya disampaikan jauh sebelum anak mengalami mimpi basah pertamanya. Agar anak siap dan tidak kebingungan saat mengalaminya. Dengan demikian Bunda dan Ayah pun akan lebih mudah mendampingi mereka di masa-masa penting tersebut. Masa ketika si kecil kini telah tumbuh menjadi seorang remaja.