What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Bagaimana Menghadapi Speech Delay atau Terlambat Bicara Pada Anak?

author
Ruth Sinambela
Jumat, 26 November 2021 | 15:26 WIB
Mengajak Bicara atau Bercerita Efektif untuk Menstimulasi dan Mengembangkan Kemampuan Bicara Anak | shutterstock

Kemampuan bicara pada anak biasanya mulai terlihat ketika berusia 12 bulan. Namun, ini dapat berbeda-beda pada setiap anak. Apabila si kecil belum bisa bicara seperti anak seumurannya, jangan dulu khawatir atau terburu-buru menyimpulkan si kecil terlambat bicara, Bun. Ada banyak faktor yang harus dilihat sebelum menyimpulkan seorang anak mengalami terlambat bicara, atau speech delay.

Ciri-ciri si kecil terlambat bicara

Pada usia 2-3 bulan, si kecil biasanya sudah mulai mengeluarkan suara yang tidak memiliki arti khusus. Namun mereka sudah mengerti ketika Bunda mengajak bicara dan bercanda. Si kecil akan merespon Bunda dengan menatap lalu tersenyum atau tertawa. Memasuki usia  6 bulan si kecil akan mulai mengeluarkan suara yang lebih beragam dan terdengar jelas, seperti da-da-da atau wa-wa-wa. Saat usianya 9 bulan, si kecil akan mulai menunjukkan kemampuan mengerti larangan dengan kata “Tidak”, juga kata “Ya”. Selanjutnya saat berusia 12 bulan, biasanya anak sudah mulai bisa mengucapkan kata pertamanya.

Baca Juga: Alasan Kenapa Si Kecil Gagap Saat Bicara dan Bagaimana Mengatasinya

Namun, apabila si kecil belum melewati tahapan atau milestone tersebut, Bunda tak perlu khawatir, cobalah untuk mengamati dahulu beberapa ciri-ciri berikut ini, untuk mengetahui apakah si kecil mengalami keterlambatan bicara atau tidak.

  • Tidak mengeluarkan suara saat berusia 2 bulan
  • Tidak mengucapkan kata sederhana seperti “mama” dan “papa” saat berusia 18 bulan
  • Tidak mengerti gestur dan gerak tangan Bunda dan Ayah
  • Memiliki kosakata konsonan yang sedikit
  • Tidak bisa mengikuti apa yang Bunda ucapkan hingga berusia 2 tahun

 

Penyebab si kecil terlambat bicara

  • Kesulitan mengerti kata-kata atau mencari kata-kata
  • Gagap
  • Pengabaian dari orang sekitar
  • Prematuritas, berat badan bayi lahir yang rendah
  • Gangguan pendengaran
  • Infeksi telinga kronis
  • Kelainan struktur rongga mulut, misalnya karena bibir sumbing
  • Ankyloglossia (pengikat lidah). Lidah terhubung ke dasar mulut sehingga dapat mempersulit si kecil dalam membuat suara tertentu
  • Gangguan spektrum autisme 

Bukan hanya disebabkan oleh lingkungan dan pola asuh, beberapa kondisi medis ternyata juga menjadi alasan keterlambatan bicara pada anak. Untuk itu Bunda harus paham mengenai masalah yang mungkin sedang dialami anak. Apabila memang diperlukan, sebaiknya Bunda berkonsultasi pada dokter anak atau ahlinya, ya.

Respon Dari Orang-Orang Terdekat Sangat Mempengaruhi Perkembangan Bicara Anak | Shutterstock

 Terapi untuk si kecil yang terlambat bicara

Sebelum membawa si kecil menemui psikolog atau terapis wicara, Bunda dan Ayah bisa terlebih dahulu mencoba untuk membantu atau menstimulasi si kecil, lewat terapi sederhana yang dapat Bunda lakukan di rumah.

  • Mendengarkan musik dan lagu

Memperdengarkan musik atau lagu sesuai usia anak, akan menarik dan menstimulasi mereka untuk terus bernyanyi, sehingga perbendaharaan kata pun bertambah.

  • Bermain sambil bercerita

Mengajak si kecil bicara atau bercerita saat bermain, sangat efektif untuk menstimulasi dan mengembangkan kemampuan bicaranya, Bun. Dengan menyebutkan nama-nama hewan misalnya, Bunda telah menambahkan kosa kata untuknya. Ajak juga si kecil untuk menirukan ucapan Bunda, ya.

  • Mengikuti semua ucapan si kecil

Ikuti atau tirukan apa saja yang terucap oleh si kecil, ini akan merangsang keinginannya untuk bicara sebaik Bunda sendiri. Bunda juga harus bersabar dan terus membuat obrolan tentang apapun yang si kecil ucapkan. Walau ucapannya belum jelas, atau Bunda tak mengerti maksudnya, teruslah “mengobrol” dengannya.

Baca Juga: Cara Menstimulasi Kemampuan Berbicara si Kecil agar Tidak “Terlambat”

Jangan lupa untuk memberi pujian, pelukan, juga senyuman, setiap kali Bunda mengajarkannya bicara. Respon dari orang-orang terdekat sangat mempengaruhi perkembangan bicara anak. Reaksi penuh kasih sayang dan positif yang Bunda maupun Ayah berikan pada si kecil, akan membantunya untuk dapat menirukan setiap kata yang Bunda dan Ayah ucapkan, juga ajarkan padanya.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela