A father holds his daughter’s hand for a short while, but he holds her heart forever.
Unknown

Bubur Instan Sebagai Alternatif MPASI, Amankah Untuk Si Kecil?

author
Ruth Sinambela
Jumat, 10 Desember 2021 | 12:09 WIB
Bubur Instan Sebagai Alternatif MPASI Bayi | Shutterstock

Semua Bunda pasti ingin memberikan yang terbaik bagi si kecil. Terutama dalam memberikan atau melengkapi nutrisinya. Khusus untuk si kecil yang baru saja mulai mengonsumsi MPASI, Bunda tentu ingin memberikan nutrisi lengkap dan seimbang yang diperlukan untuk tumbuh kembang optimalnya. Menu MPASI harian si kecil yang Bunda susun sedemikian rupa, merupakan bukti cinta Bunda untuk memberikan yang terbaik. 

Namun sayangnya, tak semua Bunda mampu atau bisa melakukannya. Pengetahuan mengenai nutrisi yang terkandung pada bahan makanan yang akan diolah, juga waktu dan keterampilan Bunda dalam menyusun menu dan mengolahnya, merupakan kelebihan yang tak semua Bunda dapat melakukannya. Tak perlu merasa kurang dari orang tua lainnya ya, Bun. Karena semua hal yang Bunda lakukan sudah pasti ada alasan dan tujuan yang baik.

Baca Juga: Resep MPASI: Bubur Saring Kentang, Alternatif Bubur Nasi Yang Nggak Kalah Bergizi

Bubur instan dapat menjadi alternatif apabila Bunda kesulitan menyiapkan MPASI

Nah, bagi Bunda yang kurang memiliki waktu maupun dana, untuk menyiapkan sendiri MPASI atau bubur bayi dengan kelengkapan nutrisi seimbang, dapat memilih bubur bayi instan sebagai alternatif.

Walaupun masih ada perdebatan di kalangan masyarakat mengenai pemberian bubur instan pada bayi, karena adanya kandungan pengawet, yang dikhawatirkan dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan bayi. Ternyata, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan bahwa bubur bayi instan yang mendapat izin edar dari BPOM, aman untuk dikonsumsi.

Bubur bayi instan yang beredar di masyarakat, dibuat berdasarkan ketentuan khusus yang telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO), Bun. Zat pengawet yang digunakan dalam bubur instan juga terbukti aman dan dibuat dengan standar sterilitas WHO. Maka, Bunda tak perlu takut memberikan bubur bayi instan pada si kecil.

Mudah dan Praktis, Bubur Bayi Instan Juga Memiliki Kandungan Nutrisi yang Dibutuhkan | Shutterstock

Baca Juga: Bolehkah MPASI Diberikan Sebelum Usia Bayi 6 Bulan?

Kandungan makronutrien dan mikronutrien pada bubur bayi instan

Dokter spesialis anak, Meta Herdiana Hanindita, dalam suatu kesempatan mengutarakan bahwa pemberian MPASI instan kepada bayi diperbolehkan. Pasalnya, pemberian MPASI instan justru memiliki kelebihan, yakni membantu para Bunda untuk mendapatkan kejelasan takaran makro dan mikronutrien yang dibutuhkan bayi. Zat besi misalnya.

apabila menyiapkan MPASI sendiri, Bunda mungkin akan kebingungan menakar kesesuaian banyaknya bahan makanan dengan zat besi yang dihasilkan. Sebaliknya, bubur bayi instan telah mengandung zat besi yang diaktivasi dalam jumlah yang tepat, sehingga lebih terjamin kandungan nutrisinya, juga lebih praktis.

Bunda juga tidak perlu khawatir dengan kandungan MSG dalam bubur bayi instan, ya. WHO telah menerapkan standar baku tentang makanan bayi, termasuk melarang produsen menggunakan MSG.

Bubur bayi instan memiliki kekurangan dalam hal tekstur

Tentu Bunda paham kalau pada bubur bayi instan, sulit untuk mendapatkan tekstur yang sesuai seiring pertumbuhan si kecil. Ketika bayi mulai memerlukan kenaikan tekstur pada makanannya, maka Bunda tak bisa lagi memberikan bubur bayi instan padanya. Apabila terlalu lama mengonsumsi bubur bayi instan, maka tidak baik bagi tumbuh kembang si kecil, terutama kemampuan oromotornya. Si kecil jadi terlambat atau tidak belajar untuk mengonsumsi makanan yang lebih kasar atau bertekstur.

Baca Juga: Tekstur MPASI Sesuai Tahap Usia, Apa Saja?

MPASI yang Bunda buat sendiri, maupun yang instan, memiliki manfaat masing-masing, juga kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka sebaiknya tidak perlu diperdebatkan mana yang lebih baik. Bunda hanya perlu menyesuaikan saja dengan kemampuan Bunda. Pada dasarnya semua Bunda pasti ingin memberikan yang terbaik, dengan berbagai caranya masing-masing.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela